NovelToon NovelToon
Sang Mantan Istri

Sang Mantan Istri

Status: tamat
Genre:Janda / Cerai / Wanita Karir / Kaya Raya / Keluarga / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:7.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

Mereka dijodohkan dan berani membuat komitmen untuk berumah tangga. Tapi kabar mengejutkan di ucapkan si pria di usia pernikahan yang belum genap 1 bulan. Yudha meminta berpisah dengan alasan cinta masa lalunya telah kembali.

Delapan tahun berlalu Yudha kembali bertemu dengan mantan istrinya.

Tidak ada yang berubah. Wanita itu tetap cantik dan bersahaja tapi bukan itu yang menjadi soal. Matanya memaku pada seorang gadis kecil berambut pirang yang begitu mirip dengannya.

"Bisa kau jelaskan?"

"Tidak ada yang perlu ku jelaskan!"

"Aku sudah mencari tahu tentangmu tujuh tahun terakhir dan tidak ada catatan kau pernah menikah sebelumnya selain..... apa itu anakku?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Jenar sudah bulat dengan tekadnya, dia akan menunggu waktu yang pas untuk mengatakan pada Nilam. Jadi seharian ini ia melakukan pekerjaannya seperti biasa. Apa yang akan disampaikan pada Nilam nanti sudah dipikirkan dengan matang.

Sayang seribu sayang, hari ini keadaan Nilam kurang baik, selain lelah fisik sepertinya Nilam sedang banyak pikiran.

Hingga kejadian ini membuat Jenar semakin tidak tega untuk keluar dari pekerjaannya.

Ketika dia mengatakan ingin keluar dari pekerjaannya bukan karena keinginan dari hatinya, tapi bisa dikatakan karena tanggung jawab.

Tapi setidaknya dia masih bisa menunggu hingga Nilam bisa mendapatkan penggantinya.

Hingga satu jam berada di ruang yang sama tidak ada obrolan lebih lanjut.

Mereka memang tidak pernah terlibat obrolan kecuali pertanyaan penting dan Jenar segan dengan sikap pendiam Nilam.

Karena sudah terbiasa dengan suasana seperti itu jadi tidak terlihat aneh.

"Aku akan menunggu, setidaknya carilah pengganti ku."

Sesaat suasana kembali hening, hingga Jenar kembali melanjutkan ucapannya.

"Aku akan bekerja satu mingguan lagi, setelah itu aku keluar."

"Baik." Nilam tidak ingin menyulitkan orang lain. Maka dari itu tanpa bertanya alasan Nilam memberi kebebasan pada para pekerjanya.

Menganggap pembicaraan itu telah selesai Nilam hendak membaringkan tubuhnya di samping Mylea.

******

Yudha terpana melihat Ruliana menyambut kedatangannya dengan senyum merekah.

Matanya berbinar dengan pandangan yang tak lepas dari wajah istrinya.

Namun itu hanya ilusi. Karena sebenarnya tidak ada siapapun yang menyambutnya pulang.

"Apa sesulit ini, memperjuangkan seseorang yang kita cintai."

Yudha mendudukkan dirinya di sofa. Ia masih bergelut dalam pikiran dan logika. Hanya detak jarum jam yang menemani malam sunyi itu.

Kepada keluarga, Nilam tidak pernah menceritakan kelakuannya meskipun mungkin wanita itu tengah emosi.

Pengendalian emosinya yang cukup buruk. Sedang Nilam begitu sabar.

Sebab yang ia terima juga akibat ia yang membongkar aibnya sendiri di depan sang Ibu.

Wajar ketika ibunya kini marah padanya. Merasa dibohongi dan pastinya kecewa karena keputusannya tidak sejalan dengan keinginan sang ibu.

Kini bahkan istrinya juga menghindar, tidak ada lagi candaan, tidak ada sapaan kehidupan Yudha merasa sepi.

Keadaan ini membuat hubungannya dengan Ruliana terasa hambar.

Bukan karena tidak cinta lagi. Namun, permasalahan ini memicu kadar stresnya.

Tubuh Yudha yang kekar mulai menirus dengan kantung mata yang teramat kentara.

Malam kejadian saat ia minum alkohol, malam dimana sabarnya menipis dan imannya berada di ujung kuku.

Keangkuhan Nilam dan penolakan Ruliana lah penyebab kekacauan Yudha.

Dalam keadaan teler, memory tak berhenti berputar kenangan dia bersama Nilam dari pertama bertemu hingga memutuskan menikah.

Bagaimana kedua keluarga yang sudah menjalin kekerabatan sebelum hubungan mereka dimulai.

Tak ketinggalan detik termanis hingga berakhir dengan keputusannya memilih Ruliana.

Mata Yudha berkunang-kunang, efek kelelahan juga kekurangan nutrisi mempengaruhi kinerja otak.

*******

"Benahi kesalahan yang pernah kamu lakukan."

Benahi?

Kenapa ibu melimpahkan untukku?

Tangan Yudha memegang erat cangkir yang berisi kopi.

"Kamu melakukan kesalahan besar, Yud! Dan kamu tidak menyesalinya?"

Air mata Maulida sudah menggantung, dengan gejolak emosi pasang surut dalam sukma.

"Ibu terlalu banyak berharap sepertinya. Sekarang untuk bertatap muka dengan Nilam saja ibu malu, apalagi dengan putrinya."

"Dia juga putriku, di dalam dagingnya mengalir darahku, tidak ada yang bisa menghalangi ibu bertemu dengannya, termasuk Nilam."

Percaya diri sekali.

"Darah daging siapa yang mas maksud?"

Tegang.

Seketika tubuh Yudha menegang mendengar suara Ruliana.

Apa yang harus di jelaskan olehnya?

Yudha berbalik dan melihat Ruliana yang mendekat dengan mata berkaca-kaca.

Tidak!

Ini sangat kacau.

"Apa yang sedang kalian bahas?"

"Tidak ada sayang, ini hanya obrolan kecil," timpal Yudha berusaha menenangkan istrinya.

"Aku tidak tuli mas! Kamu punya anak dari wanita itu?"

Yudha tidak sanggup melihat wajah sembab istrinya, tapi dia sendiri sedang tersudut.

"Ruli, itu tidak seperti yang kamu bayangkan. Anak itu hanya sebuah kesalahan, kamu tidak..."

"Kesalahan?"

Bukan suara Maulida ataupun Ruliana. Pertanyaan itu hadir dari bibir kecil dengan rona merah alami.

Sebaris kalimat yang juga disaksikan Nilam dan Maulida meluncur tanpa terkontrol membuat setitik air mata jatuh membasahi wajah cantik putri kecil Nilam dan Yudha.

Pemandangan yang tidak seharusnya disaksikan Mylea, juga kalimat yang tidak sepatutnya di dengar oleh anak seumurannya. Apalagi, diucapkan sendiri oleh ayah kandungnya.

Usai penolakan nyata tentang status anaknya, Nilam melihat pelukan melindungi yang di dapatkan Mylea dari seorang yang menjadi bodyguardnya.

Bukan Nilam yang merencanakan pertemuan ini. Permintaan Maulida yang membawa Nilam kesini bersama garis keturunan mereka.

Skenario Tuhan itu indah.

Nilam tidak perlu repot-repot memberi penilaian tentang ayah putrinya. Yudha sendiri yang membuka mata anaknya untuk menjaga jarak.

Darah itu sudah mengering, Namun goresan kembali disibak oleh penyebab luka.

Ibarat Nilam yang sudah bisa melupakan keburukan Yudha. Tapi justru pria itu sendiri yang kembali membuat catatan keburukan baru.

Putrinya terlahir dalam ikatan sah. Namanya tercatat dalam buku negara. Lantas, dari mana Yudha menjudge putrinya sebuah kesalahan?

Yudha di hantam kesadaran ketika suara Isak tangis ibunya bersautan dengan Isak kecil dari seorang anak dengan kecantikan yang tidak bisa di lukiskan.

Yudha sadar dia telah salah berucap.

Efeknya sangat dahsyat untuk putrinya yang belum sempat ia sapa meski sekedar hello.

Yudha melirik pada Nilam yang tengah menatapnya tajam dan serat amarah.

Wajar. Sejujurnya. Yudha sendiri kaget dengan perkataannya tadi.

Tidak ada kebencian sebelum ini pada Nilam, mereka pernah bersama. Walau tanpa cinta, Yudha masih mengingat des*h nikmat malam itu.

Hati Ibu mana yang tidak akan hancur menyaksikan luka anaknya? Ibu mana yang bisa tersenyum jika ayah kandung menolak kehadiran buah hati?

Kata orang, cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya. Lantas, jika cinta pertama Mylea ayah seperti Yudha, bagaimana kasih tulus itu akan terbentuk?

Nilam mengangkat wajahnya. Pelan namun pasti langkahnya mendekati Yudha.

"Sekarang kami pergi! Hapus nama Mylea. Lupakan seperti anda menolak keturunan anda di rahim saya."

Ucapan Nilam mengundang bara yang membakar Yudha hidup-hidup.

"Dia tetap anakku!"

"Selamanya dia akan menjadi sebuah kesalahan, ingat baik-baik itu. Jangan lagi mencoba untuk mendekati putriku, seperti saya, kini Mylea pasti tidak ingin ada anda di tengah-tengah kami seperti harapannya sepuluh menit yang lalu."

Puncak emosi Yudha meledak. Jutaan asa meluruh bersama frustasi kebimbangan.

Saat hendak mendebat Nilam suara kecil dan serak membuatnya melihat kearah sumber suara.

"Bisa om bawa Lea pergi dari sini? Mama salah bawa Lea kesini yang katanya mau bertemu nenek. Tapi Yang ada di ruangan adalah seorang pria pemarahan yang membuat Lea takut. Lea takut om, Lea tidak mau disini."

Mata Yudha memanas melihat tangan kecil Mylea melingkar di leher laki-laki itu. Bukankah dia yang lebih berhak?

1
susi ana
Alfaroo keren banget 😘❤️
Aether
you punya bini coy
Aether
ngimpi Lo anjing
Sri
best cerita ini
kenapa aku baru ketemu ya?
nyesel gak ketemu cerita ini dari dulu sampe telat 2 tahun
Sri
semoga si Kamelia digepuk sama istri sah ayahnya & ke 3 saudaranya
Sri
lha cocok lha sikapnya sama Safitri yang gak tau diri
Sri
wajar sih, orang suami 1 kan milih sekretaris / mantan
jadi ya jaga2
Batriani
terimakasih untuk author.., menyajikan cerita yg menarik, apik lugas.., sukses terus buat author..... ❤❤❤
Batriani
yeeey...... akhirr nya.... halal ya bro "al".🙃😊🪅🎊🎎
Batriani
Nilam dikelilingi oleh orang2 egois. hanya memikirkan diri mereka sendiri...
HjRosdiana Arsyam
Luar biasa
Batriani
Surprise...... buar yudha.
Batriani
emang enak.... rasain dah
Batriani
😭😭😭ikut cemas... semoga mylea segera kembali pulih..
Sandisalbiah
𝙻𝚄𝙰𝚁 𝙱𝙸𝙰𝚂𝙰
Sandisalbiah
𝚓𝚒𝚔𝚊 𝙽𝚒𝚖𝚊𝚜 𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚙𝚎𝚍𝚞𝚕𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚈𝚞𝚍𝚊 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚞𝚜𝚊𝚑𝚊 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚕𝚒𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚈𝚞𝚍𝚊 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝙽𝚒𝚕𝚊𝚖.. 𝚔𝚊𝚕𝚊𝚞 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚐𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚓𝚞𝚔 𝙽𝚒𝚕𝚊𝚖 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊 𝚈𝚞𝚍𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚔𝚛𝚗 𝙽𝚒𝚕𝚊𝚖 𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒...
Sandisalbiah
𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚜𝚒𝚊𝚙𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚊𝚛𝚊𝚙 𝙱𝚒𝚕𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗𝚐𝚐𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚖𝚞, 𝚖𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗 𝚊𝚓𝚊, 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚊𝚞 𝚙𝚘𝚜𝚒𝚜𝚒 𝚍𝚘𝚗𝚐 𝚈𝚞𝚍𝚊... 𝚢𝚐 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚕𝚊𝚔𝚊𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝙼𝚢𝚕𝚎𝚊 𝚝𝚙 𝚔𝚘𝚔 𝚔𝚊𝚖𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊, 𝚑𝚎𝚛𝚊𝚗𝚗..!!
Sandisalbiah
𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝚢𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚕𝚒𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚒 𝚊𝚗𝚔 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚍𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚍𝚒 𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚝𝚊𝚗𝚐𝚐𝚞𝚗𝚐𝚓𝚊𝚠𝚊𝚋 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛.. 𝚈𝚞𝚍𝚊 𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚕𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚑 𝚍𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛² 𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚝𝚎𝚛𝚜𝚎𝚜𝚊𝚝 𝚓𝚊𝚞𝚑 𝚍𝚐𝚗 𝚙𝚒𝚕𝚒𝚑𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒..
Sandisalbiah
𝚛𝚒𝚋𝚎𝚝 𝚗𝚢𝚊 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚖𝚞 𝚈𝚞𝚍𝚊... 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚊𝚝𝚊𝚖𝚞 𝚋𝚞𝚝𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚖𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚋𝚘𝚍𝚘𝚑..
Sandisalbiah
𝙼𝚢𝚕𝚎𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚒𝚔𝚊𝚙 𝚜𝚎𝚍𝚎𝚠𝚊𝚜𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚝𝚙 𝚊𝚢𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚢𝚐 𝚙𝚕𝚒𝚗 𝚙𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚔𝚊𝚗𝚊𝚔𝚊𝚗, 𝚙𝚊𝚗𝚝𝚊𝚜 𝚃𝚒𝚍𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚓𝚘𝚍𝚘𝚑 𝚍𝚐𝚗 𝚁𝚞𝚕𝚕𝚒𝚊𝚗𝚊 𝚔𝚛𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚠𝚊𝚝𝚊𝚔 𝚢𝚐 𝚜𝚊𝚖𝚊, 𝚎𝚐𝚘𝚒𝚜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!