NovelToon NovelToon
Teperdaya Maharani Merindu

Teperdaya Maharani Merindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Misteri / Romansa Fantasi / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: OMIUS

Di tengah masalah pelik yang menimpa usaha kulinernya, yang terancam mengalami pengusiran oleh pemilik bangunan, Nitara berkenalan dengan Eros, lelaki pemilik toko es krim yang dulu pernah berjaya, namun kini bangkrut. Eros juga memiliki lidah istimewa yang dapat membongkar resep makanan apa pun.
Di sisi lain, Dani teman sedari kecil Nitara tiba-tiba saja dianugerahi kemampuan melukis luar biasa. Padahal selama ini dia sama sekali tak pernah belajar melukis. Paling gila, Dani tahu-tahu jatuh cinta pada Tante Liswara, ibunda Nitara.
Banyak kejanggalan di antara Dani dan Eros membuat Nitara berpikir, keduanya sepertinya tengah masuk dalam keterkaitan supernatural yang sulit dijelaskan. Keterkaitan itu bermula dari transfusi darah di antara keduanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OMIUS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yang Kedua Puluh Tujuh

Setengah gila aku memikirkan prahara yang menimpaku ini. Bagaimana mungkin mimpi indahku yang tinggal menghitung hari digapaiku sekonyong-konyong menjauh lagi, bahkan pudar begitu saja!  Sedangkan aku sama sekali tidak berbuat kesalahan. Aku hanya bodoh, mau-maunya dipecundangi Melani lagi.

Sampai mati aku tak bakalan menerima dicampakkan begitu saja oleh Nitara. Tak peduli polisi sudah mewanti-wantiku. Malahan penjara konon telah siap menjemputku andai aku tetap mendekatinya. Selagi nyawa masih dalam kandungan, selamanya aku akan tetap berupaya keras untuk meyakinkannya, bahwa terdapat satu cerita di balik kebersamaanku bersama Melani dalam satu ranjang.

Hanya saja aku harus mengakui, sepanjang apa pun kata-kata yang terucap dari mulutku untuk meyakinkannya, namun realitasnya aku memang terbukti melakukan perselingkuhan. Tak bakalan begitu saja dia menerima argumenku, terlebih bola matanya sendiri yang bersaksi.

Mau tidak mau aku harus menghadirkan saksi pendukung argumenku. Adalah benar aku hanya korban siasat culas mantan istriku yang ingin rujuk kembali. Apes, satu-satunya saksi yang kumaksud justru Melani sendiri, sang perancang siasat culas yang membunuh mimpiku bersama Nitara.

Demi cinta buta aku siap untuk melacurkan harga diriku. Tak bakalan ragu aku merengek-rengek dalam meminta. Malah bila perlu bersimpuh di kaki Melani. Dia harus bersedia mengungkapkan kebenaran pada Nitara. Masa bodoh bila kemudian Melani lalu mencibirku, mencemoohku atas sikap merendahkan diri sedemikian rupa hanya demi seorang wanita. Padahal usai Nitara mempergokiku di kamar bareng Melani, mantan istriku itu sungguh kuperlakukan senista-nistanya.

Kala itu aku benar-benar emosi. Dalam kondisi masih tertidur lelap, kutarik dia hingga terjatuh dari ranjang. Aku pun menyeretnya paksa hingga ke luar rumah, padahal di depan ruko sejumlah orang tengah melintas. Kontan Melani menjadi tontonan gratis akibat tubuh sintalnya yang setengah telanjang.

Aku memang sengaja mempermalukannya, menistakannya selevel pelacur jalanan di depan orang-orang. Termasuk ucapan makianku untuk Melani, teramat barbar andai didengar kaum Hawa. Bahkan seorang PSK pun akan merasa terhina oleh kata-kataku.

Memahami peluang Melani untuk bersedia memenuhi permintaanku hanyalah tipis sekali, satu timbal balik memang harus kusajikan padanya. Bagaimanapun juga sebagai mantan suami, sedikit banyaknya aku mengenal karakternya. Melani adalah tipikal manusia yang jauh dari sentimental, apalagi sampai menyimpan dendam sakit hati. Dia manusia oportunis pemuja timbal balik.

Prediksiku ternyata benar. Sewaktu dikontakku sore ini Melani lekas menjawab. Padahal aku sebelumnya sempat menghapus nomornya dari daftar kontak. Tiada dia lekas-lekas memprotes perlakuanku padanya dua minggu lalu, apalagi sampai balas memakiku. Cukup dia menanyakan maksud dan tujuanku mengontaknya. Sementara aku sendiri hanya menjawab dengan meminta kesediaannya untuk datang ke Teman Segar. Tanpa kemudian banyak tanya lagi Melani bersedia datang nanti malam.

***

“Melan sedang malas basa-basi, tapi Melan ngerti kalau kamu sedang butuh bantuanku. Lekas sebut, Ros!” ujar Melani begitu tiba di kediamanku. Baru saja kupersilahkan dia duduk di kursi meja kafe, berhadapan muka denganku. Benar-benar aku tidak menemukan ekspresi menyimpan rasa sakit hati padaku, baik itu di rona wajah menawannya maupun sorot matanya. Melani tertentang seperti biasa terlihat olehku, senantiasa rileks.

“Aku hendak meminta Melan supaya menyambangi Tara. Mohon Melan jelaskan pada Tara kejadian sebenarnya!”

“Harus seperti apa Melan menjelaskannya?”

“Tinggal bilang kalau aku tertidur gara-gara minum larutan penyegar yang sudah diberi obat tidur olehmu. Melan melakukan ini semua agar Tara batal menikah denganku.”

  Melani spontan tertawa ringan. Kemudian dia menanggapi permintaanku tadi. “Sampai sebegitunya seorang Eros dibutakan cinta Nitara. Enggak malu lagi meminta-minta mantan istrimu.”

“Terserah, Melan mau mencibirku bucin, atau apa aku enggak peduli! Aku memang cinta mati sama Tara!”

“Apa enggak lucu, Melan harus meyakinkan Tara jika yang dilihatnya dulu hanyalah bagian dari skenario Melan sendiri. Padahal Melan sengaja melakukannya agar kalian berdua putus.”

“Makanya aku berani menawarkan imbalan yang sepadan atas kesediaanmu.”

“Kalau cuma biasa-biasanya saja Melan enggak tertarik, mendingan terus berjuang supaya kita bisa rujuk lagi.”

“Jika Melan bisa meyakinkan Tara, Ruko Teman Segar bisa jadi milik Melan.”

Demi Nitara ruko peninggalan Ayah pun tak ragu kuhibahkan untuk Melan. Isi kepalaku saat ini hanya memikirkan bagaimana aku hidup bahagia bersama Nitara. Soal kelanjutan usaha es krim Teman Segar, biarlah nanti menyewa di lahan lain. Sebelumnya sewaktu proses persidangan perceraianku, Melani sempat menuntut ruko yang ditempatiku ini. Namun, karena bukan termasuk harta gono-gini dia gagal mendapatkannya. Aku percaya Melani masih tertarik mendapatkannya.

“Imbalanmu lumayan menarik, tapi belum seberapa cukup mengganti kerugian Melan. Bayangkan, Ros, kala Melan berhasil meyakinkan Tara, di saat itu pula Melan kehilangan peluang rujuk denganmu lagi!”

“Kalau Melan gagal meyakinkan Tara, kita rujuk lagi!”

Melani tertawa ringan lagi.

“Cinta benar-benar bikin buta akal sehatmu, Ros! Tawaranmu malah memperbesar peluang kita rujuk kembali. Tentu saja Melan akan sengaja menggagalkan upaya meyakinkan Tara.”

“Aku gak sebodoh itu. Bukan lewat kata-kata, tapi tulisan tanganmu di atas kertas bersegel yang akan meyakinkan Tara. Isinya, surat pernyataan pengakuanmu.”

“Jadi Melan cuma datang menyerahkan surat pengakuanku sendiri pada Tara, begitu?”

“Gimana, enak di Melan, kan? Mau berhasil, atau gagal enggak masalah, dua-duanya punya imbalan setimpal untukmu.”

“Melan sih mau-mau saja. Tapi, Eros mesti tahu dulu siapa Tara itu sesungguhnya sebelum menyesal kemudian.”

“Melan mau menjelak-jelekkan Tara lagi, dipersilahkan! Aku enggak bakalan marah, cukup menyimak saja.”

Tahu-tahu tangan Melani mengeluarkan cup es krim dari dalam tasnya, lalu disodorkannya padaku. Isinya memang es krim. Meski tertutup rapat, namun cup es krim itu tampak polos tanpa merek. Kurang paham maksudnya, tetapi kuterima saja cup es krim yang disodorkannya ini.

“Tolong Eros bandingkan rasa es krim ini dengan es krim Mirasa! Jangan khawatir, Melan jamin es krimnya enggak mengandung obat tidur!”

Aku percaya jika Melani tak bakalan berniat menidurkanku lagi. Hanya saja permintaannya telah mengundang tanda tanya di benakku. Kendati demikian aku memilih membuka tutup cup es krim saja. Menggunakan telunjukku sebagai pengganti sendok, secuil es krim lantas dioleskan ke ujung lidahku.

Sampai satu menit lamanya aku hanya diam sembari konsentrasi penuh. Tak hanya sekedar menghayati rasa, lidahku pun bekerja untuk memilah-milah bahan-bahan yang digunakan es krim pemberian Melani. Selanjutnya satu resep sudah tergambar dalam kepalaku.

“Mustahil ....”

“Seharusnya memang mustahil, tapi faktanya pihak luar sekarang sudah tahu rahasia resep es krim Mirasa.”

“Siapa yang membuat es krim ini?”

“Andrean.”

Aku termangu.

Tidak diragukan lagi jika Samudera Es telah mencuri resep rahasia es krim Mirasa. Sedangkan Andrean, sang pendiri pernah menjalin hubungan gelap dengan mantan istriku, sehingga kami dulu sepakat untuk bercerai. Amatlah wajar jika aku spontan menuding, ada peran Melani di balik pencurian resep es krim Mirasa.

o27o

1
Asnisa Amallia
Enak banget karya ini, aku nggak sabar nunggu kelanjutannya!
Yusuf Muman
Menyentuh hati.
Mich2351
Aku suka banget sama karakter-karakternya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!