NovelToon NovelToon
Istri Taruhan

Istri Taruhan

Status: tamat
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:28.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Tamat

Di malam pertama pernikahannya, Siti mendengar hal yang sangat membuatnya sangat terluka. Bagaimana tidak, jika pernikahan yang baru saja berlangsung merupakan karena taruhan suaminya dan sahabat-sahabatnya.

Hanya gara-gara hal sepele, orang satu kantor belum ada yang pernah melihat wajah Siti. Maka mereka pun mau melihat wajah sebenarnya Siti dibalik cadar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Gio baru masuk ke apartemen, tubuh dan pikiran lelahnya segera hilang karena matanya langsung menemukan pemandangan yang begitu indah. Siti sedeng duduk sofa sambil menyusui jagoannya.

Pulang tidak dengan tangan kosong, pria itu selalu membawa buah tangan untuk istrinya. Martabak keju kesukaan keduanya.

Gio langsung cuci tangan kemudian memijat pundak Siti yang terasa tegang.

"Terima kasih, Mas," Siti mendongak menatap suaminya. Sebuah kecupan singkat di pucuk kepala, lalu kening, turun sedikit ke kelopak mata, semakin turun ke hidung, kedua pipi dan terakhir berlabuh pada bibir pucat namun seksi.

Tangan nakal Gio sudah menyentuh buah dada istrinya yang berisi.

"Mas..." rengeknya saat mulut Gio mencium pucuk dadanya yang nganggur.

"Gemes..." Gio pun bangkit dan ikut duduk di sebelah Siti.

"Kamu pasti capek banget," tangan Siti yang satunya lagi meraih pundak Gio lalu memijatnya pelan.

"Tidak lebih dari cepeknya kamu, sayang. Tubuh kamu saja sudah kembali ke setelan awal." Gio mengambil tangan Siti lalu menggenggam erat. Menciumnya berkali-kali.

"Oh, iya, Mama sama Papa sudah sampai di Jerman."

"Iya, mereka juga sudah menelepon aku."

Mama Agatha dan Papa Denis tidak bisa lama-lama tinggal bersama mereka karena pekerjaannya di sana juga sangat banyak. Sebelum pergi Mama Agatha dan Papa Denis meminta Siti dan Gio untuk selalu dekat dengan Asih.

Akhirnya Leo sedang mengusahakan untuk datang menemui Asih. Pria itu akan bicara dengannya.

Leo sudah berada di depan apartemen Asih menjelang malam, tapi lama sekali tidak ada respon. Dia pun mencoba membuka pintu dan untungnya tidak dikunci. Leo segera masuk dan mendapati Asih sudah pingsan di dekat box bayi.

Dengan sigap Leo membawa Asih ke rumah sakit karena ada darah kering pada gamisnya. Setibanya di sana Dokter langsung mengecek kesehatan Asih. Dan Leo langsung menghubungi Gio. Mengabarinya dirinya di rumah sakit bersama Asih tapi tanpa bayinya karena saat dia masuk ke apartemen bayi itu tidak ada di tempatnya.

Gio dan Siti segera mengecek ke apartemen Asih dan benar tidak ada Chantika di mana pun. Gio pun segera mengecek CCTV dan sungguh terkejutnya mereka ketika menyaksikan Papanya Teo yang telah mengambil anak itu. Siti mengambil ponsel Asih yang berbunyi, sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak di kenal tapi Siti yakin kalau itu nomor Papanya Teo.

"Berikan seluruh kekayaan milik Teo, baru aku akan mengembalikan anak ini dalam keadaan selamat."

"Memang uang yang dibutuhkan Om Wirawan," Kemudian Gio meneruskan pesan itu pada Leo.

Gio tidak bisa meninggalkan Siti jadinya dia bicara dengan Leo melalui sambungan telepon. Setelah Asih sadar, mereka akan mendatangi Papanya Teo.

Asih tersentak dari tidurnya, mata basahnya mencari keberadaan putrinya.

"Chantika! Chantika!," panggilnya dengan suara gemetar. Kemudian dia berteriak histeris mengingat seseorang telah mengambil putrinya.

Leo yang sedang berbincang di luar bersama Dokter langsung datang menghampiri. Terlebih dahulu membiarkan Dokter memeriksa keadaan Asih. Setelah selesai dan Asih juga cukup tenang, Leo mendekatinya dan duduk di tepi ranjang.

"Ada yang mengambil putriku," Asih terisak dengan tangan yang mengepal.

"Aku tahu, kamu tenang saja aku akan membawanya pulang ke dalam pelukanmu."

Asih menatap Leo. "Kamu tahu siapa yang mengambil putriku?."

Leo mengangguk lalu menceritakan kalau yang mengambil Chantika adalah Kakeknya sendiri dengan minta tebusan semua harta peninggalan Teo. Asih semakin kencang menangis.

"Ambil saja semuanya, asalkan kembalikan putriku dengan selamat."

"Kamu tenang saja, aku akan membawakannya untukmu. Dan semua harta Teo tetap menjadi milik kalian, jangan kamu ke mana-mana kan karena itu kerja keras Teo dan keinginannya hanya memberikannya untukmu dan Chantika."

Asih masih menangis, andai saja Teo masih ada bersamanya. Mungkin ini semua tidak akan terjadi.

"Aku pergi, dan ingat jaga kesehatanmu. Jangan pergi dari sini."

Kemudian Leo segera keluar dari ruangan Asih. Dia sendiri yang akan menemui Papanya Teo, dengan tangan kosong.

Tiba di lokasi Papanya Teo di sebuah rumah sederhana. Terdengar suara tangis anak yang sangat kencang. Pasti anak itu kehausan dan kelaparan. Kalau saja dia ke sana bersama Asih akan semakin menyayat hati wanita itu.

Teo mengetuk pintu dan Papanya Teo segera membuka pintu.

"Kamu? Untuk apa ke sini?," tanyanya sambil hendak menutup pintu tapi sudah berhasil di tahan Leo.

"Biarkan aku masuk, Om. Aku harus membawa pulang anakku!," nada bicaranya penuh penekanan pada kalimat terakhirnya.

Kening Papanya Teo mengerut. "Itu anaknya, Teo. Aku tahu, aku sudah mengumpulkan banyak informasi sebelum mengambil anak ini."

Seorang wanita sudah mengamankan anak Asih dan membawanya ke kamar.

"Aku tidak butuh anak itu, Leo. Yang aku butuhkan semua harta Teo yang ada pada wanita itu."

"Tidak ada, Om!. Teo tidak meninggalkan harta sepeserpun juga. Itu semua habis digunakannya untuk investasi tapi sayangnya dia ditipu." Bohong Leo demi menyelamatkan semua harta Teo dari jerih payahnya semasa hidup.

"Tolong kasihani putriku, Om. Dia pasti sangat haus dan lapar makanya tidak berhenti menangis. Aku memang tidak bisa bantu banyak, Om. Tapi ada sedikit uang yang bisa Om gunakan."

"Kamu yakin itu bukan anak Teo?," tanyanya setelah melihat uang dalam amplop yang disodorkan Leo.

"Bukan, itu anakku dan Asih, Om. Aku akan menikahinya dalam waktu dekat ini."

Kemudian Papanya Teo mengambil uang yang diberikan Leo dan meminta wanita itu untuk menyerahkan Chantika yang belum mau berhenti menangis.

Lantas Leo segera membawa Chantika pergi sebelum Om Wirawan berubah pikiran.

Wajah pucat sekaligus murung Asih seketika sirna, Leo menepati janjinya. Membawa anaknya, nyawanya, hidupnya. Buru-buru Asih mendekap Chantika dengan sangat erat.

Leo keluar sebab tahu Asih akan menyusui anaknya yang menangis lagi. Dia pun menghubungi Gio yang masih terjaga.

"Aku enggak tahu setelah ini Om Wirawan akan mengganggu Asih lagi atau enggak?."

"Semoga saja enggak, masa iya juga dia mau menyakiti cucunya sendiri."

"Kamu enggak tahu saja tadi dia bilang dia enggak butuh anak itu. Dia hanya butuh uang Teo."

"Semoga saja Om Wirawan bisa segera sadar."

"Iya."

Gio dan Siti bisa istirahat dengan tenang, Leo lebih bisa diandalkan ketimbang Jun yang memang masih ingin sendiri dan hanya bersenang-senang.

*

Pagi ini saja Jun menginap di kosan Yessi sebab terbilang di tempat yang bebas keluar masuk teman wanita atau pria. Jun pun tahu wajah cantik Yessi tanpa hijab dan dia pun tahu alasannya kenapa Yessi menggunakan hijab.

"Mau ke kantor bareng enggak?," tanya Jun sebelum pergi dari sana.

Yessi menggeleng. "Aku berangkat sendiri." Sebab tujuannya bukan bermain perasaan dengan Jun. Yang diinginkannya Gio yang sulit didapatkannya.

Jun pun pergi dari sana mengendarai mobilnya. Di tengah perjalanan yang macet dia melihat Leo dan Asih keluar dari rumah sakit.

1
Happy Kids
asih?
Happy Kids
lah buka aurat?
Yulay Yuli
beneran Dugaan w 😀
Yulay Yuli
APa Jangan² dituker ama Asih y, Siti dibuka cadarnya Sama bajunya. tapi teo dijebak Sama Asih. entahlah 🤔🤔🤔
Yulay Yuli
Teo🐕🐕🐕
Yulay Yuli
Siti keluar aja sih Dari perusahaan 🤔🤔
Retno Harningsih
up
Retno Harningsih
lanjut
R⁸
asih apa siti?
Heni Kuswara: Terima kasih koreksinya
total 1 replies
Yuliana Tunru
siti mmg baik tp agak bodoh jgbteelalu percaya pd asih ..smoga z ken tak dibawa kabut asih benar kata gio asih msh hila hedeh coba z di kasih rmh lain trus di beri ank panti biar bisa dirawat sama asih..up.lg thorr
Yuliana Tunru
bodoh x asih dan sjrg sekua pengorbanan teo jg sahabat x teeasa sia2..
Retno Harningsih
lanjut
R⁸
hadeeehh tambah ruwet.. masa yg jahat menang siihhh😓
Mumtaz Zaky
siti tetaplah menjadi siti yg tegar,,,
R⁸
ga gitu juga lah sit.. kamu mah aya aya wae😒😓
Retno Harningsih
lanjut
Yanti Gunawan
klo sampi siti nyuruh gio menikahi asih sy stop baca thor...sorry
Retno Harningsih
lanjut
R⁸
duuhh mulai dah, ada wabah ulat bulu menggatal😒
Retno Harningsih
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!