NovelToon NovelToon
Jandaku, I Love You

Jandaku, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Romansa / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:94k
Nilai: 5
Nama Author: Delima Rhujiwati

Menjadi janda bukanlah sebuah pilihan bagiku,

Tahun pun telah berlalu dan waktu telah menjawab segala perbuatan seseorang.

Cinta itu datang kembali namun tidak sendiri, suamiku yang telah mencampakkan diriku dengan talak tiga yang ku terima secara mendadak. Kini Dia datang kembali di saat sebuah cinta yang lain telah menghampiri diriku yang sebenarnya telah menutup hati untuk siapapun..

Siapa yang harus aku pilih? Sedangkan hati ini masih ragu untuk melangkah kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima Rhujiwati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehidupan Keluarga Iwan

Pagi yang seharusnya indah dengan sorot Surya dan angin sejuk hasil buaian pohon yang rindang di sekitar rumah besar dan asri dipandang mata, namun tidak dengan penghuninya.

Bibir manyun Yessi tidak bisa di toleransi lagi, rasa kesal dengan sikap Iwan dengan bini barunya, Rahma.

"Yess... Tolong mbak bikinin teh hangat ya, sekalian pancake," sewaktu-waktu dan suka-suka Rahma ada saja yang di inginkan, untuk meloloskan permintaannya Rahma selalu memakai dalih ngidam, jadi mau tidak mau apapun yang Rahma inginkan anggota keluarga selalu meluluskan dan menurutinya.

"Ibu, dulu mbak Lintang nggak begini amat deh pas waktu hamil, ini sudah keterlaluan Bu kita sudah di jadikan jongos saja sama mbak Rahma, lama-lama aku kok jadi benci, ya Bu!" Gerutu Yessi yang mulai membanding-bandingkan antara Rahma dan Lintang.

"Yesiii buruan dong aku sudah lapar loh! Jangan lupa teh hangatnya, manisnya dikit yah sekalian dua sama mas Iwan juga!" Teriak Rahma dari ruang tengah sambil rebahan menonton TV.

Iwan berjalan mendekati Rahma, dan bersiap-siap untuk berangkat kerja, dengan mesra Iwan mencium ujung kening Rahma dan mengusap perut Rahma yang sudah membuncit.

"Sayang, usia kandungan anak kita sudah memasuki bulan ke lima, ada harusnya kita bisa melihat jenis kelamin dan kesehatan janin yang sedang kau kandung," Iwan membelai rambut tipis Rahma yang melambai terkena tiupan angin yang menerobos melalui jendela yang besar di balik kursi tempat di merebahkan diri sambil ngemil pancake bikinan Yessi.

"Mas Iwan meragukan jenis kelamin anak kita? Aku yakin kondisi kandungan ku sangat sehat, dan setelah kelahiran cucu pertama untuk keluargaku, aku yakin papa pasti akan memberikan sebidang tanah yang luas, serta kamu juga akan naik jabatan di perusahaan papaku," jawab manja Rahma, membuat Yessi yang mendengarnya diam-diam mencibir dari balik sekat ruangan itu.

"Iwan... Mau laki-laki ataupun perempuan semua sama saja, toh dia juga anak mu juga kan? Yang penting sehat dan pekerjaan mu jelas akan naik pangkat, jangan lupa! Kesejahteraan untuk kami kalian juga harus bisa adil," Bu Lestari mengucapkan permintaan tanpa sedikitpun rasa malu.

"Ibu, Yessi seharusnya sudah bekerja loh, bukan bermalas-malasan begini. Kebutuhan kedepan kita juga tentu perlu dana yang tidak sedikit, sedangkan saya bekerja seorang diri dirumah ini, mana cukup untuk memberikan extra kepada kalian," ucap lembut Iwan kepada sang ibu.

"Massss ayo kita jalan aja, antar aku kerumah papa aja, disini gerah lihat anak gadis hanya gulang guling main gadget nggak jelas," Rahma yang tiba-tiba sudah rapi dengan dandanan ala sosialita, sambil menenteng tas branded dan bau harum parfum menyengat indera penciuman.

"Loh...loh kamu nggak bisa begitu loh Rahma, selama Yessi belum menikah adalah tanggung jawab Iwan sebagai saudara laki-laki pengganti ayahnya," sungut Bu Lestari tentu saja membela Yessi.

"Tapi Yessi kan sudah dewasa Bu, dia sudah lebih dari 20tahun usianya kuliah juga bisa kan sambil kerja? Ibu juga daripada menganggur kan bisa buka toko kelontong atau apa tuh di depan rumah, biar ada penghasilan!" Jawaban menohok Rahma tentu saja sedikit membuat Bu Lestari merah padam menahan amarah, baru kali ini dia kena kata-kata anak mantu yang baru beberapa bulan saja resmi menjadi anggota keluarganya.

Setelah menjawab ucapan mertuanya dengan ucapan monohok, Rahma berlalu melangkahkan kakinya menuju kamar dan bersiap akan mengikuti iwan.

"E ..e.eee. Iwan ajari istrimu tata Krama jangan asal ngomong aja kalau sama mertua, apalagi sedang hamil kena karma baru tau rasa kalian," Bu lestari berucap sambil berkacak pinggang, gemas dengan ucapan Rahma yang baru saja di dengarnya.

"Udah udah ayo, nah ini buat beli sabun cuci, minta tolong nanti baju mbak Rahma yang di rendam di kamar mandi tuh di cuciin sekalian ya Yess...!" Iwan melerai pertengkaran kecil itu dengan mengulurkan dua lembar uang kertas lima puluh ribuan kepada Bu Lestari.

Bu Lestari meraih lembaran itu dengan sedikit jengkel, namun tetap menjaga harga dirinya di depan mantu baru yang dia ketahui adalah anak seorang pengusaha yang tajir.

Memang tidak bisa dipungkiri, setelah kehidupan Iwan memilih mengambil keputusan untuk mencintai dan memilih hidup bersama Rahma semakin hari semakin mengenaskan, untuk Bu Lestari maupun Yessi.

Tabungan sedikit demi sedikit pun menipis dengan gaya hidup yang dipaksakan.

Karena rasa cinta Iwan kepada Rahma yang tidak wajar, semakin membutakan sikap dan kewajiban yang biasanya ia berikan kepada ibu dan adik perempuannya.

"Loh...loh... Kamu mau kemana juga Yess! Bukannya pekerjaan rumah masih banyak kok malah dandan cantik, mau kemana kamu?" Setelah Iwan berangkat dengan Rahma, mata Bu Lestari mendapati Yessi dengan dandanan ala anak jaman now, memaksa Bu Lestari untuk mengomel kembali.

"Lah... Yessi kan mau kuliah juga Bu, minta uang!" Yessi mengulurkan tangannya sambil memperlihatkan wajah melasnya agar mendapatkan saku lebih dari sang Ibu.

"Harusnya kan bantu ibu cuci baju dulu, piring juga belum di cuci, lantai dari kemaren belum disapu juga, kamu kok malah enak-enakan berangkat kuliah!" Bu Lestari mengomel namun tetap saja tangannya mengulurkan saku buat yessi, uang lembaran lima puluhan dua dari Iwan tadi.

"Harusnya ibu minta mas Iwan pakai jasa pembantu lagi, seperti dulu! Yessi kan bukan pembantu Bu, he he he berangkat dulu!" Tangan Yessi meraih tangan Bu Lestari untuk salim, lalu berangkat pergi karena mobil warna putih dengan di kemudikan seorang pria seusia bapak-bapak turun dari mobil dan menghampiri Yessi yang sudah berlari kecil menuju depan rumah.

Bu Lestari tercengang melihat siapa laki-laki yang begitu terlihat akrab dengan Yessi, sedangkan dilihat dari posturnya jelas lebih tua jauh dari usianya.

Perasaannya sebagai seorang ibu jelas saja semakin menjadi khawatir, apalagi didukung selama dua bulan ini Yessi selalu pulang terlambat dan ada saja alasan dengan tugas akhirnya.

Bu Lestari dengan tangan gemetar meraih telepon yang ada di sudut ruang tengah dirumahnya, lalu memencet tombol nomor yang tertera dengan nomor Iwan.

Perasaannya terlalu tidak nyaman meski hanya sekedar menunggu. Sebentar saja untuk menerima jawaban suara Iwan dari seberang telepon.

"Ya hallo, ada apa yess! Mas Iwan sudah meeting ponselnya tadi lupa di bawa, jadi aku yang bawa sekarang," bukannya suara Iwan yang menjawab tapi suara Rahma yang memberikan jawaban.

"Loh kok kamu yang jawab, anakku Iwan di mana?" Tanya Bu Lestari dengan intonasi kurang suka dengan Rahma, sebab sejak pagi dia sudah merasa tidak di hargai oleh Rahma.

"Loh saya kan istrinya Bu! Kan wajar kalau ponselnya saya juga yang jawab, memang ada perlu apalagi?" Rahma yang di seberang pun merasa gerah dengan sikap ibu mertuanya, keluarga yang di sangka tajir ternyata tidak lebih banyak masalah juga di dalam keuangan.

"Nanti saja kalau Iwan sudah selesai meeting, suruh dia telpon ibu, penting!" suara jawaban Bu Lestari mengandung kemarahan dan kejengkelan dan begitu saja menaruh gagang telepon dengan suara keras.

🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️

To be continued 😉

segala perbuatan memang seharusnya menuai hasilnya, so... ikuti terus bestie 🤭

Salam Sayang Selalu by RR 😘

1
d
ikutan ngintip🙏🙏🙏
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
duh Bu ....kapan ya tobatmu, emang dasar sombong itu gak ada obatnya ya
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
Yesi.....niat jahatmu balik kedirimi sendiri, sadarrrrr yessss
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
amit amit liciknya si Darius
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
harusnya bersukur dapat Tante Shinta Darius, modal keringett aja dah terjamin hidup muu, hemmmmm dasar serakah
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
jabang bayi dasar bule lamprettt cap badakk
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
Yessi bener bener kurang ajarrrrrrr
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
jujurrr saja linnnnnn
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
hadehhhh......nabung Yee, mumpung ada kucuran dana, ingat hari depannmu
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun dariusss, ....awas ketahuan,di kebiriiiii kau yaa
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun jangan jangan LEKER kui alias bule kere, modal tampang doang🤭🤭🤭
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
kapokkkk....ngilu gakkk, dasarrr mata keranjangggg
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
behhhhh.....itu bule incerannya sasy....dia morhotin Tate girangggg terus gendaan sama sasi kah
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜: ehhh Yessi
total 1 replies
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
so sweeeeeeeeeeeeeeeeettttttttttttttt 🥰
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun nanassss nanassssss, wahhhhhh.....bikin pingin aja nihh ini pengantin baruuu7u
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
astaga pejantannn tangguh, bikin pinginnn oiiiiiiiiii
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
mentang mentang pengantin baru 😂😂😂
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
oalahhhh yessssss ....cari yang sigle kek, ku suka pajadi pelakoooooirrrrr
awassss lohhh anumu ntar di sambel sama bini sahnya
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
akhirnya uhhh ihhhhhh mendesahhhhh......kepedesannbbnn🙈
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
sabarr Ten mantennnnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!