Xuan Jian adalah putri yang terlahir dari selir kesayangan kaisar Wei Huang, namun memiliki nasib yang sangat buruk.
Dia bersama sang ibu, selir Xuan Yang diasingkan di sebuah paviliun yang paling buruk dan berada jauh dibelakang istana utama, dan hanya memiliki satu orang pelayan untuk mengurus seluruh kebutuhannya.
Semua orang begitu membenci keberadaannya karena dianggap pembawa sial, Xuan Jian terlahir saat gerhana matahari bersamaan dengan lahirnya putra permaisuri, namun naas sang pangeran kecil tidak bisa bertahan hidup, sehingga semua orang berfikir jika Xuan Jian lah penyebab dari semua kejadian buruk yang menimpa putra mahkota kekaisaran Jiahu itu.
Siapa yang menyangka setelah dia beranjak remaja, Xuan Jian menjelma menjadi seorang gadis yang sangat kejam, tak hanya itu...
Dia juga sangat membenci seluruh penghuni istana dan mulai membalas satu persatu orang yang telah menyakiti dirinya beserta sang ibu dengan tanpa belas kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 09
Pagi ini, tiba-tiba saja banyak sekali pelayan dan juga prajurit yang berdatangan ke paviliun bobrok, yang ditempati oleh selir Xuan Yang dan juga Putri Xuan Jian. Mereka berdiri dengan sangat rapi di depan Paviliun itu, sambil menunggu sang selir dan juga Putri Kaisar yang selama ini terbuang, sambil sesekali saling melirik.
Mereka masih tidak mengerti dengan perintah yang dikeluarkan oleh kaisar Wei Huang, jika mereka harus membantu selir Xuan Yang dan juga Putri Xuan Jian, untuk kembali pindah ke Paviliun anggrek.
Mei Ling yang baru saja membuka pintu, nampak melotot kaget melihat deretan prajurit dan juga pelayan yang dikirim oleh kaisar Wei Huang, itu bukanlah jumlah yang sedikit, namun dia masih belum mengetahui, untuk apa kaisarnya mengirimkan begitu banyak orang ke paviliun bobrok yang ditempati oleh sang selir.
Tak lama Mei Ling pun segera berlari dan masuk ke dalam paviliun, untuk memberitahu sang selir, jika saat ini begitu banyak orang yang tengah menunggunya di depan pintu. Selir Xuan Yang sangat kaget mendengar laporan dari pelayan satu-satunya itu, dia tak tahu rencana apa lagi yang akan dilakukan oleh permaisuri Xue Yi dan juga Kaisar Wei Huang.
Meskipun saat ini selir Xuan Yang terlihat masih menunjukkan rasa hormatnya kepada penguasa kekaisaran jiahu itu, nyatanya di dalam hati wanita berusia 28 tahun itu, memendam sejuta kekecewaan, mengingat selama ini sang Kaisar dengan terang-terangan telah membuang dirinya beserta Sang putri.
Sedangkan putri Xuan Jian langsung melangkah keluar dan mengusir deretan prajurit beserta pelayan yang dikirim oleh kaisar, dia tak sudi menerima perlakuan baik dari orang nomor satu di kekaisaran jiahu itu.
Baginya apa yang telah dilakukan oleh kaisar Wei Huang tidak pantas untuk dimaafkan, dia masih harus membalaskan seluruh kesakitan dan juga kepedihan yang diterima oleh selir Xuan Yang beserta Putri Xuan Jian yang asli selama 10 tahun terakhir. Terlebih hingga saat ini dia juga belum memberikan pelajaran kepada permaisuri Xue Yi agar tidak kembali membuat ulah.
Putri Xan Jian hanya akan kembali ke paviliun anggrek beserta sang ibu, hanya jika Kaisar Wei Huang telah menghukum permaisurinya, jika tidak, dia bahkan bisa saja membawa sang ibu untuk keluar dari istana dan meninggalkan kekaisaran.
Para prajurit dan pelayan itu pun segera berhamburan, Mereka pergi meninggalkan paviliun bobrok yang ditempati oleh selir Xuan Yang dan Putri Xuan Jian untuk segera melapor pada Kaisar Wei Huang.
Wajah sang Kaisar terlihat menghitam, sepertinya putrinya itu terlalu menganggap tinggi dirinya, sehingga berani menolak kebaikan yang diberikan oleh sang Kaisar, dia juga tak habis fikir, kenapa putri Xuan Jian tumbuh menjadi seorang putri yang arogan?
Kaisar Wei Huang bahkan tidak menyadari jika sifat yang menempel pada Putri Xuan Jian merupakan turunan darinya.
Kaisar Wei Huang pun bergegas bangun dari kursi kebesarannya dan langsung berjalan, diiringi oleh sang kasim beserta 5 orang prajurit menuju ke paviliun bobrok, yang ditempati oleh selir Xuan Yang dan juga Putri Xuan Jian, dia ingin melabrak putri terbuangnya itu dan memberikan sedikit pelajaran, agar tahu berterima kasih dan menghargai orang lain.
Kedatangan sang Kaisar, hanya disambut dengan pandangan dingin dan juga wajah kecut dari Putri Xuan Jian, dia tidak sedikitpun menunjukkan keramahannya, bahkan sang selir saat ini tak lagi menunjukkan pandangan penuh cinta seperti biasanya, dia menetapkan kaisar dengan tatapan kosong.
Hatinya seakan telah mati rasa, mengingat selama ini sang Kaisar selalu mengabaikannya. Bahkan kekecewaan yang menumpuk di dalam dadanya, membuat dia sedikit banyaknya memendam rasa benci, terhadap orang nomor satu di kekaisaran jiahu itu.
Selir Xuan Yang tak ingin melihat Kaisar Wei Huang kembali, dia masih merasakan sakit, setelah selama 10 tahun terakhir ditinggalkan di dalam sebuah Paviliun bobrok yang hampir runtuh.
Mei Ling langsung menyambut Kaisar Wei Huang, dia terlihat menjura, dengan tangan yang terkepal di depan dada, menunjukkan hormat terhadap Sang Penguasa. Sikapnya berbanding terbalik dengan kedua majikannya, selir Xuan Yang hanya menganggukkan kepala untuk memberikan hormat, sedangkan putri Xuan Jian sedikitpun Tidak menundukkan pandangannya.Dia memperlihatkan sifat Arogan dan juga kesombongan, bagaikan seorang Merak bunga.
Kaisar Wei Huang mendengus, saat melihat sikap yang dipertontonkan oleh sang putri, dia semakin kesal terlebih putrinya itu, tidak sedikitpun menunjukkan rasa hormat, bukan ini yang dia inginkan, dia sengaja mengirimkan para prajurit dan juga pelayan untuk membantu sang selir dan juga putrinya itu berpindah kembali ke paviliun anggrek, hanya semata-mata agar tidak dianggap pilih kasih.
Ucapan sarkas yang hari kemarin diucapkan oleh Xuan Jian, ternyata begitu menohok hatinya, hingga akhirnya sang Kaisar pun berpikir untuk segera menjemput putri terbuangnya bersama sang selir, kembali menuju Paviliun anggrek.
Namun nyatanya hal itu tidak sedikitpun menggerakkan hati selir Xuan Yang dan juga Putri Xuan Jian, untuk bersikap lebih baik terhadapnya, sepasang ibu dan anak itu hanya menganggap kebaikan sang Kaisar semata-mata pencitraan, untuk merubah image buruknya sebagai seorang ayah, yang tidak mencintai putrinya di depan semua orang.
Sedangkan apa yang mereka terima selama 10 tahun terakhir, tidak diperhitungkan oleh kaisar Wei Huang.
"Oh! Bukankah ini adalah Kaisar dari kekaisaran jiahu yang terkenal itu? Ada apa gerangan sehingga yang mulia Kaisar mendatangi paviliun bobrok tempat tinggal selir dan juga putri yang telah ditelantarkannya ini?" tanya Putri Xuan Jian dengan sarkas.
Para prajurit beserta Kasim Kaisar pun melotot mendengar ucapan yang dikeluarkan oleh Putri Xuan Jian, mereka benar-benar tidak menduga, Jika putri yang satu itu berani mengucapkan kata-kata kasar, terhadap kaisar yang sangat berkuasa di seluruh wilayah kekaisaran jiahu itu.
Namun Putri Xuan Jian tidak perduli, bukankah selama ini Kaisar terlalu menganggap enteng dirinya? hingga beranggapan, jika dengan memindahkan selir Xuan Yang dan juga putri Xuan Jian kembali ke Paviliun Anggrek, akan membuat keduanya bahagia? tentu saja hal itu merupakan sebuah kesalahan.
Putri Xuan Jian saat ini sudah kaya, dia memiliki banyak koin emas dan juga perhiasan, hasil rampokan dari paviliun mawar milik permaisuri Xue Yi, dia bisa saja membawa sang ibu untuk keluar dari istana kekaisaran, hanya putri Xuan Jian berfikir, jika dia beserta sang Ibu pergi meninggalkan istana, permaisuri Xue Yi pasti akan merasa semakin bahagia, karena tidak memiliki saingan lagi.
Tentu hal itu membuat putri Xuan Jian akhirnya kembali menimbang-nimbang langkah yang akan diambilnya dan memutuskan hanya akan keluar dari istana kekaisaran, jika dirinya telah membalaskan dendam kepada permaisuri yang sombong itu.