Novel ini bercerita tentang seorang siswa biasa bernama Reza yang secara mendadak mendapatkan teman-teman baru yang merupakan sekumpulan group Idol kesukannya.
Apa itu idol? idol adalah seseorang atau sekelompok orang yang dicintai dan diidolakan oleh para fansnya karena suatu hal.
Singkat cerita, Reza ingin melindungi senyuman para idol itu dan tidak ingin melihat mereka menangis.
Namun Impiannya punah, dia hanyalah pecundang yang tidak bisa melakukan apapun disaat idolanya membutuhkannya. Alhasil Reza menangis dengan kencang dan tanpa sadar iapun pingsan.
Saat bangun ia terkejut karena waktu terulang kembali ke saat dimana pertama kalinya idol yang ia cintai datang kesekolahnya, dan secara tiba-tiba juga sebuah sistem muncul di hadapannya.
"Sistem Perlindungan Idol"
Akhirnya kisah Seorang Reza sang pemeran utama pun dimulai...
P : Apakah hidup dengan mengidolakan seseorang adalah hal yang salah?
J : Tidak, itu tidak salah, malahan itu hal yang bagus
P : Alasannya?
J : ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rikazum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 : Meskipun Keberadaanku Tidak Ada -2-
..."Dari hari berangin hingga angin itu berhenti, aku tak pernah berpikir untuk meninggalkan ruangan ini "...
^^^-R^^^
Bel istirahat berbunyi, namun pikiran Reza masih dipenuhi oleh berbagai hal—tentang sistem misterius, tentang dirinya sendiri, dan tentang tujuan besarnya. Ia harus mengumpulkan poin sebanyak mungkin. Bukan sekadar untuk bertahan, tapi untuk mendapatkan kekuatan yang cukup agar bisa melindungi para gadis dari grup idola itu.
Sambil merenung, jemarinya tanpa sadar mulai memainkan bolpen, memutarnya di antara ruas jari dengan gerakan yang lincah. Ritme bolpen yang berputar seakan mengikuti aliran pikirannya—hingga tiba-tiba, ia tersadar dari lamunannya.
Di hadapannya, dua gadis mungil berdiri berkerumun, menatapnya dengan ekspresi tercengang. Mata mereka dipenuhi keterkejutan, kebingungan, sekaligus rasa penasaran yang tak bisa disembunyikan.
"Wihh, keren... Dia bisa memutar bolpen di tangannya tanpa jatuh! Jari-jarinya lincah banget... Gimana cara dia melakukannya, ya? Aku penasaran," gumam Umino Itistira, kepalanya sedikit miring dalam kebingungan.
"Iya, bahkan dia lebih mahir dibanding Nikaila. Kira-kira dia mau ngajarin kita nggak, ya?" timpal Mizuhara yang berdiri di sampingnya.
Mereka saling bertukar pandang selama beberapa saat, sebelum akhirnya memutuskan untuk bertanya langsung pada Reza.
“Wow...Kamu jago banget muter-muterin bolpen kamu, boleh ajarin kita, gak!?” ucap mereka berdua dengan mata berbinar seperti seekor anak anjing yang membujuk majikannya.
Nikaila, gadis yang sebelumnya menatap Reza dengan sinis, datang ke meja Reza dan menarik tangan Itistira dan Mizuhara.
"Ini baru hari pertama, jangan bikin malu nama group idol kita"
Reza hanya tersenyum melihat tingkah mereka, didalam group idol Kanashī tamashī, mereka berdua dikenal sebagai adik bungsu yang usil. Sebutan itu terkenal karna ukuran badan mereka berdua yang pendek dan tingkah mereka yang usil.
“DING, Selamat! Anda telah mendapatkan Dua Ratus Dua Puluh Tujuh Poin. Apakah Anda ingin memasuki Fasilitas untuk penukaran? ” suara notifikasi sistem muncul tiba-tiba.
Mata Reza berkedip dan menahan pikirannya, dia mengingat keadaan tubuhnya yang lemah dan bertanya, “Sistem, Apakah kau mempunyai sesuatu yang dapat meningkatkan kemampuanku?”
Begitu kata-kata itu diucapkan, kemampuan yang disebut “Absolute Shield + Above all, the God of Aikido” muncul di layar Biru yang menyala. Tapi itu membutuhkan Enam Belas Ribu poin untuk menebusnya.
“Apa maksudnya?kenapa kau menampilkan 2 kemampuan? Aku hanya butuh kekuatan fisik, bukan pertahanan” Reza bertanya dengan bingung.
“Ding, ‘Absolute Shield’ dapat membuat tuan rumah memiliki kemampuan Pertahanan yang Absolut. kemampuan ini akan membuat anda menjadi kebal terhadap serangan apapun, tidak terkecuali pada serangan fisik, serangan senjata api, meteor, sihir, dan sebagainya. Selain itu, bela diri Aikido membutuhkan Pertahanan yang Absolut untuk mengimbangi kekuatan Aikido yang sepenuhnya. Setelah ditukarkan, kemampuan ini akan berlaku secara permanen. Apakah Anda ingin melanjutkan penukaran? Suara sistem berkata dengan datar"
Keren!
Reza menatap layar biru itu dengan terpukau. Ini lebih dari sekedar “cheat”. Rasanya seperti menjadi developer sebuah game yang mengatur jalan ceritanya sendiri.
“Aktifkan!” Ucap Reza dengan mengatupkan giginya. Dia masih tidak percaya bahwa sistem ini benar-benar ada, Rasanya seperti mimpi yang terlalu indah untuk berubah menjadi kenyataan.
"Ding, Anda belum bisa mengaktifkan kemampuan ini karena poin anda masih kurang."
"Ahh...Sial, kupikir aku bisa mendapatkannya. Lalu Apa yang bisa aku dapatkan dengan jumlah poinku yang ada sekarang?"
"Ding, Tidak ada"
"Apa kau serius"
"Serius, Namun jika Anda bisa mencapai poin lima Ratus saja hanya dalam waktu kurang dari Satu menit, maka anda akan mendapatkan hadiah diskon perdana "
Tanpa membuang-buang waktu, Reza menarik nafasnya dan lalu mengeluarkan sepatah kata, "Inikan cuman permainan anak-anak aja, lagipula seperti tidak ada permainan lain aja sampai harus Main permainan kayak gini, apa idol memang seluang itu?" Ucap Reza dengan sindiran.
“Ding, Selamat! Anda telah membayar Lima Ratus poin untuk mengaktifkan kemampuan ‘Absolute Shield’! ” Ujar notifikasi Sistem.
" 'Absolute Shield?' aku pikir hadiah diskon yang kau maksud adalah kemampuan pertahanan dan Teknik bela diri yang Satu paket sebelumnya. Tapi tidak mengapa lah, setidaknya kemampuan ini bisa membuatku tidak tersentuh serangan musuh" Ucapnya. Namun, dalam sekejap kebahagiannya tertunda
"Apa maksud perkataanmu sebelumnya" Nikaila yang sedari tadi diam, menghampiri Reza dan bertanya dengan kesal.
Melihat bagaimana Reza menghina Seorang Idol membuatnya kesal, diantara semua member yang lain, hanya dia saja yang sedari kecil berambisi menjadi seorang idol, bahkan dia menghabiskan masa kecilnya untuk menari agar bisa menampilkan penampilan yang spektakuler saat ketika menjadi idol nanti.
Reza membatu, tidak tahu apa yang harus dijawabnya, ia lalu menyatukan kedua telapak tangannya dan lalu meminta maaf kepada Nikaila "Ma--Maaf aku hanya bercanda saja, tidak usah dipikirkan" Ucapnya dengan senyuman tipis
Nikaila menatap Reza dari atas kepala hingga ujung kaki dan lalu kemudian berbalik pergi ketempat duduknya. Walaupun kesal, ia tidak mau melakukan sesuatu yang dapat merusak nama idol.
"Jadi, sekarang sudah waktunya makan, sebaiknya kita makan dulu sebelum bel masuk bunyi lagi" Ucap seorang wanita berambut merah panjang yang merupakan ketua dari group idol Kanashī tamashī, namanya adalah Hoshizuki Cirlia. Seorang mantan ketua OSIS Yang memutuskan menjadi seorang Idol.
“Apa tidak masalah pergi makan sekarang? Kantinnya jauh loh, ada dilantai Satu, Takutnya kita terlambat saat masuk kedalam kelas lagi ketika bel masuk berbunyi" Seorang gadis berambut kuning panjang dengan bimbang menoleh ke Hoshizuki Cirlia dan bertanya pada Ketua group itu.
Ketua Group itu mengangguk, “Kupikir tidak masalah, waktu istirahat kita ada Tiga Puluh Menit, sepertinya sepuluh menit saja sudah cukup untuk menghabiskan makanan kita lagi pula sekolah ini tidak sebesar kantor agensi kita, jadi kupikir tidak masalah untuk pergi makan dikantin sekarang ini juga. ”
"Yasudah ayo pergi" ujar Nikaila yang lebih dulu pergi keluar kelas meninggalkan teman-temannya yang lain.
“Hmm baiklah. Hoshizuki Cirlia hanya mengangguk sebagai jawaban dan lalu pergi mengikutinya bersamaan dengan teman-temannya yang lain. Dan terakhir, setelah semuanya pergi keluar, akhirnya Reza bergerak dan mencoba mengikuti mereka dari belakang.
***
Di koridor, Reza berjalan cukup jauh dibelakang gadis-gadis idol group itu, dia mencoba mengawasi mereka dari belakang tubuh mereka.
“Ngomong-ngomong, Coba deh kalian liat kebelakang, kok cowok itu kaya ngikutin kita terus yah? Padahal tadi banyak waktu kosong loh, kok bisa sama sih waktunya pergi ke kantin dengan kita? Serem banget...jangan-jangan dia emang ngefans sama kita mangkanya tadi sengaja narik perhatian kita dan juga cari masalah dengan Nikaila dikelas.
"Yah biarin aja, mungkin aja dia suka sama nyonya Nikaila kita" ucap seorang gadis berambut coklat dengan nada jenaka.
"Lagian itu bukan urusannya kita, jalur ke lantai bawah hanya lewat sini saja, jadi kita tidak punya alasan untuk melarangnya mengikuti kita" sambung seorang gadis berkacamata. Mereka lalu mengganti topik pembicaraan.
"Hai cewek...gak nyangka banget bisa satu sekolah dengan idol"
Mereka adalah para berandalan yang berasal dari kelas 3-E, salah satu orang yang membantu kelas 3-D menangkap para gadis-gadis idol itu didunia sebelumnya.
"Maaf ada apa yah? Kami buru-buru, mau pergi makan siang" ujar Hoshizuki Cirlia.
Saat itu, suasana dingin tiba-tiba menyebar ke punggung seluruh siswa kelas 3-E yang berada dikoridor, terasa seram namun tanpa peringatan apapun.
Tubuh Siswa kelas 3-E menjadi kaku, Umino Itistira yang melihat hal tersebut memanfaatkan situasi yang canggung itu dan lalu segera pergi dari tempat iya berada sebelumnya. Disisi lain beberapa siswa berandalan yang tadi hanya berdiam diri saja kini saling menatap satu sama lain dengan wajah bertanya-tanya, "Apa yang barusan terjadi?"
Saat para anggota gangster itu membalikkan badan, mereka sontak kaget melihat Reza yang terlihat memancarkan aura membunuh yang kuat hingga membuat Mereka semua tertekan, niat membunuh Reza sangat besar saat melihat para berandalan itu. mata Reza seperti mata binatang buas, Seperti seekor Serigala yang siap menerkam mangsanya.
"Apa-apaan orang itu?"
"Siapa anak itu kenapa dia terlihat menyeramkan"
"Woy...! Apa maksud lo ngeliatin kita kayak gitu!"
Semua siswa kelas 3-E tercengang, dan dengan bodohnya mereka tidak tahu Kalau mereka adalah orang yang paling dibenci Reza karena perbuatan buruk mereka di kehidupan Reza sebelumnya. Dengan suara keras mereka meneriaki Reza namun dahi mereka tidak bisa berhenti mengeluarkan keringat dingin. Mereka tidak mengenali Reza dan juga tidak tahu ukuran kekuatannya seperti apa, karena itulah mereka menjadi lebih takut.
Reza hanya berjalan tanpa beban dan tanpa suara, hanya mengepalkan tinjunya dan mencoba memberikan dentuman keras kepada salah seorang yang menjadi pemimpin gangster saat itu, Ryan.
"Aku ingatkan, jangan pernah sentuh para gadis itu kalau kau masih ingin hidup" Ucap Reza dengan suara dingin disamping telinga Ryan, ia tidak memukulnya, melainkan mengubah pukulan menjadi sebuah tepukan ringan dibahu Ryan.
Setelah memberikan sepatah kata dan menepuk pundak Ryan yang membeku, Reza lalu pergi menyusul Para gadis itu menuju kantin.
“Woy!”
Sebuah suara keras Terdengar saat Reza melewati kelas 2-B, saat Reza berbalik melihat asal suaranya, ia melihat seorang pria muda seusia dengan dirinya muncul di ambang pintu.
Pria muda itu memiliki wajah yang berdaging, atau lebih tepatnya berlemak. Seluruh wajahnya terlihat seperti kue Biapong, tapi tubuhnya tidaklah terlalu gemuk, namun hanya sedikit berisi saja dengan berat badan Lima Puluh Sembilan dan tinggi badan Seratus Tujuh Puluh. penampilannya mungkin mirip dengan tanaman jamur tiram. Atau mungkin bisa juga diumpamakan seperti kue Biapong yang ditancapkan diatas bidak catur berpangkat benteng. Sekilas terlihat seperti orang tua karena gaya rambut pendek dengan janggut yang mulai panjang hingga ke pelipisnya . Kulit di wajahnya juga sangat kasar karena pekerjaan sambilannya dirumah sebagai tukang kayu yang membantu usaha ayahnya. Pria itu bernama Aikalin, teman Reza yang berbeda kelas.
Aikalin mendekat ke arah Reza, "Kau mau kekantin? Aku ikut. Ucapnya. Mereka lalu bersama-sama pergi ke kantin
"Jadi bagaimana rasanya sekelas sengan idolmu?" Ucap Aikalin memulai percakapan.
Reza adalah seorang introvert, atau mungkin bisa juga dibilang ambivert, walau begitu ia memiliki beberapa teman yang Satu frekuensi dengannya, salah satunya Aikalin.
"Yah sudah pasti gugup, apalagi waktu liat Narumi yang imut" Balas Reza dengan senyuman ketika mengingat kembali wajah Narumi didalam kelas sebelumnya.
"Tapi aneh juga, kenapa yah mereka bisa sekolah disini? Maksudku, dari semua sekolah yang ada didunia kenapa mereka malah memilih sekolah ini?" Tanya Aikalin dengan bingung dan tanpa mereka sadari, mereka talah sampai dikantin sekolah dan lalu menatap para gadis idol group itu.
Salah seorang Idol yang sedang makan sontak kaget saat melihat Reza yang datang kekantin.
"Tuhkan benar, dia pasti ngikutin kita dari belakang, liat juga disebelahnya, dia bawa gorila kekantin" Ucap Itistira yang terkejut sembari memeluk tubuh Akira Mirayami, seorang gadis berambut biru panjang dan menggunakan kacamata optik berwarna bening.
"Tenanglah, kau terlalu panik, semua orang bisa makan disini termasuk dia, jadi tidak ada salahnya kalau dia datang kekantin untuk makan siang" Ucap Akira Mirayami dengan datar sembari mencoba mendorong tubuh Itistira menjauh darinya karena merasa sesak.
"Denger tuh kata Profesor kita" Sambung gadis berambut coklat panjang dengan jenaka sedang yang duduk diseberang mereka berdua.
"Dan juga, menghina fisik orang lain itu tidak sopan" Ucap Reza yang tiba-tiba memotong pembicaraan mereka.
"Eh kalian ngapain kemeja ini, ini kan tempat kami makan" ucap Umino Itistira.
“Ahem…. Maaf yah, kami tidak punya tempat duduk lain selain disini”
Reza batuk kering beberapa kali dan merasa sangat malu, karna secara langsung berinteraksi dengan lawan jenisnya. Aikalin yang bera dibelakangnya hanya tertawa melihatnya
Sekumpulan member group idol saling menatap, dan kemudian melanjutkan makan siang mereka seperti biasa.
"Jadi, apa kami dibiarkan makan sambil berdiri" tanya Reza memecahkan keheningan .
“Reputasi Yang baik tentang group idol Kanashī tamashī selama ini kayaknya hanya rekayasa semua deh, buktinya mereka tega banget ngelihat orang kesusahan" Sambung Aikalin dari belakang badan Reza dan memanaskan Situasinya meskipun tidak tahu apa tujuan Reza sebenarnya.
“Sudahlah Kal, Idol itu pekerjaan, jadi wajar saja kalau mereka memasang senyum palsu ke orang-orang, lebih baik kita pergi"
"Cukup! Apa maumu sebenarnya, hah!? Kenapa kau mengganggu kami!" Nikaila yang sudah muak dengan tingkah Reza lantas bangun dari kursinya dan memukul meja dengan keras.
"Ding! Selamat! Host telah memberikan impact emosi ke orang lain dan host mendapat Tujuh Ratus Dua Puluh Dua Poin.
Jelas saja, Tujuan Reza adalah mendapatkan Poin agar bisa mendapatkan Teknik-teknik yang lebih banyak lagi.
Reza tidak membalas pertanyaan Nikaila, ia Mengajak Aikalin untuk duduk dimeja yang baru saja ditinggal pemiliknya.
Reza adalah seorang pria yang baik, namun karena kondisi dari sistem biadab yang mengharuskannya menjadi orang jahat maka dengan terpaksa ia harus memerankannya.
Dari dalam lubuk hatinya, ia merasa menyesal membuat para Idol itu benci padanya, disisi lain, inilah hal yang harus ia lakukan demi kelangsungan hidup para Idol itu, dan demi orang yang ia cintai, Sang Putri Malu, Saijo Narumi.