Siapa sangka Riana kembali bertemu dengan Brian, mantan suaminya, pria yang benyak menoreh kan luka pada pernikahan mereka terdahulu.
Rupanya semalam itu membuahkan hasil, dan kini demi status sang anak, mereka terpaksa kembali menikah, tentunya dengan banyak perjanjian dan kesepakatan.
Tanpa sepengetahuan Riana, Brian punya niat terselubung, setelah anak yang dia inginkan lahir.
Bagaimana reaksi kedua orang tua Riana, manakala mengetahui pernikahan Riana yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Bagaimana kelanjutan pernikahan mereka setelah Riana mengetahui niat jahat Brian menikahinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
BAB 9
"Aku butuh 2 minggu."
"What?? Kamu gila yah, aku ingin secepatnya." Brian memekik keras, bagaimana bisa Riana meminta nya menunggu selama itu.
Dan Brian tetap lah seorang Brian, ia masih suka seenaknya saja, bahkan meminta Riana mempercepat proses pembuatan syarat syarat selama menjalani pernikahan kelak.
"Aku tidak bisa secepat itu, kamu lupa siapa aku, setiap hari aku bahkan nyaris tidak bernafas di rumah sakit, karena begitu banyaknya pasien yang harus ku tangani."
"Kalau begitu berhenti saja, aku lebih dari mampu untuk memberimu penghidupan." Pungkas Brian, karena memang faktanya demikian, walau kini ia hanya berpenghasilan dari jabatannya saja, Brian yakin penghasilannya jauh melebihi gaji bulanan Riana sebagai dokter spesialis jantung.
Riana memiringkan tawanya, “tidak akan, bahkan dulu pun kamu tak pernah memberiku uang sepeserpun, hanya papa yang memberiku uang sebagai bentuk tanggung jawab.”
“Itu karena kamu wanita simpanan papa.” Tuduh Brian.
Plak !!!
Sebuah tamparan mampir di pipi Brian, Riana sangat tersinggung mendengar ucapan mantan suaminya. “Aku tidak semurah itu, sampai sampai menjadi simpanan papa mertuaku sendiri.” desis Riana kesal.
“Hah … siapa yang tahu apa yang kalian lakukan di belakangku.” balas Brian sambil mengusap pipinya.
Kemudian mobil yang dikemudikan Fabian berhenti di depan apartemen Riana.
“Perjanjian batal, aku tak sudi menikah lagi denganmu, aku akan menggugurkan bayi ini.” ucap Riana kesal, kemudian menarik tuas untuk membuka pintu, namun dengan sigap Brian menahan lengannya, wajah Pria itu tampak marah mendengar perkataan Riana.
“Jangan coba coba mengingkari apa yang telah kita sepakati, apalagi berpikir untuk menggugurkan bayi ini, kamu tahu benar apa resikonya, aku rasa kamu juga belum lup dengan sifat pemarah ku, kamu akan merasakan akibat yang lebih parah daripada yang pernah kamu bayangkan sebelumnya..” Brian kembali menegaskan arogansinya.
Riana menatap tajam wajah menyebalkan di hadapannya, kemudian menghempaskan dengan kasar tangan Brian.
Riana membanting pintu mobil kemudian menuju lobi apartemennya, pikirannya kembali menerawang memikirkan perjanjian pernikahan yang baru saja ia sepakati bersama Brian.
Mengingat bagaimana pria itu dahulu memperlakukannya selama mereka menikah, sungguh berat rasanya, bagaimana ia harus menahan rasa sepi yang kerap ia rasakan ketika ia tinggal di rumah pribadi pria itu, Brian datang dan pergi sesuka hati, sementara ia hanya menempati rumah itu bersama para asisten, jika kemudian Brian datang, Riana akan mengunci dirinya di kamar hingga bertemu pagi kembali, atau bila Brian ingin melampiaskan hasratnya Brian akan membuka paksa pintu kamarnya, jika Riana menolak, maka keributan akan segera terjadi, akibatnya para asisten akan memberikan laporan pada papa mertuanya, pastinya akan membahayakan kesehatan jantung sang papa mertua.
Kasar, dan arogannya sikap Brian membuat hati Riana sama sekali tak tergerak untuk mencintai pria tersebut, justru kebencian yang tumbuh semakin subur, karena Brian pun terang terangan mengakui, bahwa Riana hanyalah istri nya jika mereka tampil di hadapan para kolega dan rekan bisnis papa Roger, dan di belakang mereka, Riana hanyalah sang pemuas ranjang Brian, sementara cintanya hanya ia persembahkan untuk Alicia yang sudah sejak lama menjadi kekasih dan wanita simpanan Brian.
Dan kini akibat dari kesalahan semalam, Riana harus kembali mengulang neraka pernikahan bersama Brian, walaupun kini hanya demi status anak mereka, entah kenapa Brian begitu manginginkan anak dalam kandungannya, padahal dahulu Brian terang terangan menolak memiliki anak darinya, lalu setelah anak mereka lahir apa yang akan terjadi? apakah ada kelanjutan? walau lagi lagi demi status, ataukah berakhir begitu saja, karena anak mereka sudah resmi menyandang nama keluarga Gustav Agusto.
Riana masih terhanyut dalam lamunannya, walau tubuhnya sudah tenggelam dalam hangatnya air yang ada didalam bathub, Riana mengusap lembut perutnya yang masih datar, “nak … maafkan mommy.” ucap Riana lirih.
🌹
🌹
🌹
Riana tengah disibukkan dengan pasiennya yang mendadak datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri di sekitar punggung dan dada nya, padahal minggu lalu pasien tersebut baru saja keluar dari rumah sakit, pasca menjalani operasi transplantasi jantung.
Usai menangani pasien tersebut Riana berjalan menyusuri lorong rumah sakit, ia hendak istirahat sebentar sebelum kembali ke apartemen nya. tapi pemandangan tak menyenangkan kembali terlihat, sepertinya pria itu kini tak punya pekerjaan selain menguntit diri nya, Brian yang dahulu begitu membencinya, kini bahkan sudah ada di hadapannya, padahal baru kemarin mereka bertemu, bahkan Riana sudah meminta waktu, memikirkan Syarat apa saja yang ingin dia ajukan, tapi Brian memang layak diberi penghargaan sebagai pria egois yang sangat tidak sabaran.
Dengan malas Riana menghampirinya, “Berhentilah datang kemari, aku tak mau orang orang melihat kita bersama.”
“Apa masalahnya? toh sebentar lagi kita menikah.”
“Itu Syarat pertama, aku ingin merahasiakan ini dari orang orang, terutama rekan kerjaku di rumah sakit.”
“Baiklah,” jawab Brian menyetujui syarat pertama dari Riana.
Riana agak terkejut, mendengar Brian menyetujui begitu saja syarat pertama yang dia ajukan, tapi Riana tak mau ambil pusing dengan sikap Brian.
“Sebagai gantinya, kamu harus datang padaku jika aku memanggilmu, ANYTIME !!!” tegas Brian.
Riana berhenti berjalan, “tidak bisa begitu, bagaimana jika aku sedang ada pasien.”
“Aku tidak mau tahu, kalau tidak setuju, aku akan mendeklarasikan pernikahan kita.” jawab Brian seenaknya, seraya kembali melangkah.
Riana mensejajarkan langkahnya, Syukurlah ia memakai seragam operasi dan sandal karet, jadi dengan lincah ia bergerak mensejajarkan langkahnya dengan kaki kaki panjang Brian.
“Tidak bisakah kamu tidak bersikap seenaknya? Kamu tahu kan apa pekerjaanku? jika aku lalai, nyawa pasienku bisa melayang.” protes Riana lagi.
“Dan kamu bisa berhenti dari pekerjaanmu, jika kamu keberatan, aku akan memberimu tunjangan pernikahan 5 kali gajimu, atau bahkan lebih."
Lagi lagi Riana tak bisa berkutik mendengar ancaman Brian.
“Ayo cepatlah, aku ingin makan bersama anakku.” ucap Brian
“What?” pekik Riana terkejut.
“Apa salahnya, walaupun kita belum menikah, tapi aku ingin memastikan anakku tidak melewatkan jam makan siangnya, karena mommy nya tak punya banyak waktu walau hanya sekedar menikmati makan siang.”
Ingin rasanya Riana menghajar pria yang kini berjalan di sisinya, tapi apa daya, ia tak memiliki kemampuan bela diri seperti papa Richard, uncle Steven, dan bibi Stella, tiga bersaudara yang memiliki kemampuan bela diri cukup mumpuni, bahkan bibi Stella lebih mengerikan lagi, karena pernah melawan segerombolan mafia yang mengacau di rumah sakit.
Rupanya, Fabian sudah menunggu mereka dengan box berisi makanan, banyak camilan, dan minuman berbagai rasa.
“Silahkan tuan … dan Nyonya … maaf saya tidak tahu apa yang anda sukai nyonya, jadi saya membeli semuanya, tapi makan siang kali ini saya yakin anda pasti suka,”
Riana menekan tombol password ruangan pribadinya, kemudian tanpa mengatakan apa apa ia berjalan masuk terlebih dahulu.
Fabian dan Brian menyusul di belakang Riana, setelah meletakkan box berisi makanan dan minuman diatas meja, Fabian pun pamit, meninggalkan sepasang mantan suami istri itu.