Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Dia yang bernama Ruqayyah Zakira... Seorang Gadis yang menjadi tulang punggung untuk ibunda dan kedua Adiknya setelah kepergian sang Ayah.
Berat hidup yang dia jalani tak membuat nya jatuh, dia malah semakin tangguh.
Tapi karna sebuah kejadian yang membuat nya harus memutuskan untuk menikah.
Bukan di jodohkan, Dijebak atau pernikahan Kontrak, tapi itu permintaan nya.
Menikah dengan seorang Pria yang baru dia kenal.
Pria itu bernama Abidzar Prasetya.
Kira-kira apa ya yang akan terjadi??
Benarkah itu hanya Pernikahan Semalam??
Apa ada yang nama nya Pernikahan Semalam...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ajeng Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Walau Hanya Satu Malam
Ruqayyah sudah berada tepat di depan pintu ruangan Abidzar, tiba-tiba ada keraguan yang menyelimuti hati dan pikirannya.
‘’Bu , sudah di tunggu pak Abidzar.. silahkan masuk..’’ ujar Nona sang sekretaris Abidzar
‘’Bu…’’ panggil Nona lagi sambil menepuk pundak Ruqayyah karna Ruqayyah nampak melamun
‘’Oh ya maaf..’’ jawab Ruqayyah sedikit kaget
Nona pun membuka pintu ruangan Abidzar dan mempersilahkan Ruqayyah masuk, dan Ruqayyah pun masuk.
‘’Silahkan duduk Bu Ruqayyah…’’ ujar Abidzar mempersilahkan Ruqayyah duduk
Ruqayyah membuang napas panjang, membuang rasa gugup nya, Jika ngobrol dengan Luqman dia sudah biasa, bahkan mereka sering berbincang di luar jam kerja, tapi dengan Abidzar, hanya sesekali saja, karna semua urusan di serahkan kepada Luqman.
Ruqayyah pun duduk di kursi yang ada di hadapan Abidzar.
‘’Gimana Bu Ruqayyah ada yang bisa saya bantu..?? untuk sepekan ini Pak Luqman sedang dinas di luar kota..’’ ujar Abidzar
’'satu pekan?? Terlalu lama ya Allah..’’ batin Ruqayyah
‘’Bu Ruqayyah, ada yang bisa saya bantu,,,??’’ tanya Abidzar mengulangi pertanyaan nya
‘’Gak perlu pak, Maaf saya sudah mengganggu,…’’ jawab Ruqayyah lalu berdiri dari posisi duduk nya.
Abidzar makin bingung dengan apa yang terjadi, tapi bukan seorang Abidzar jika dia terlalu kepo dengan urusan orang lain.
‘’permisi pak…’’ pamit Ruqayyah, dan saat di ambang pintu handphone Ruqayyah kembali berdering.
‘’Assalamualaikum , iya dek…gimana??’’
‘’ Waallaikumusallam.. bunda kak..hiks..hiks..hiks..’’ ujar Aqila dari balik telfon
‘’Astagfirullah Bunda.. tunggu kakak sebentar lagi kesana..’’ ujar Ruqayyah , tapi sebelum keluar dia membalikan tubuh nya kembali ke arah Abidzar
‘’Pak Abidzar, saya bisa pinjam uang bapak…??’’ tanya Ruqayyah tiba-tiba
‘’Hah…’’ kaget Abidzar, Wanita yang sempat menegur nya mengenai uang tapi hari ini tiba-tiba mau meminjam uang kepada nya.
Abidzar tersenyum sekilas
‘’maksud nya..??’’
‘’Saya butuh uang 300 juta, saya akan mencicil nya, bahkan saya bersedia di potong dari dessert yang saya sediakan untuk kantin perusahaan ini..’’
‘’bu Ruqayyah, anda tiba-tiba minta pinjaman sebanyak itu..?? anda yang sempat menegur saya mengenai uang..’’ ujar Abidzar dengan nada sinis
‘’ini berbeda pak , ini darurat…saya mohon..’’ mohon Ruqayyah
Abidzar berdiri dari posisi duduk nya dan menghampiri Ruqayyah yang masih berdiri di dekat pintu.
‘’Saya akan memberikan nya… tapi ada syarat nya…’’ ujar Abidzar saat sudah di hadapan Ruqayyah
Senyum Ruqayyah pun terbit ‘’apa Syarat nya pak..??’’
‘’Habiskan waktu dengan saya malam ini,,,’’ jawab Abidzar dengan senyum sinis, entah apa yang ada di pikiran Abidzar saat ini, tiba-tiba dia teringat akan kata-kata Nindi
Tangan Ruqayyah mengepal, ada air mata yang dia tahan agar tidak terjatuh. Ini sama saja dia menjual diri, menghindari Riba tadi dia terjerat Zina, apa kata Bunda saat bunda tahu dia mendapatkan uang dengan menjual diri.
‘’Astagfirullah..’’ batin Ruqayyah
‘’Begitu rendahkan saya dimata pak Abidzar..?? saya meminjam, bukan jual diri…’’ ujar Ruqayyah
‘’ya sudah… pilihan ada di tangan anda bu Ruqayyah…’’ lagi-lagi dengan senyum sinis
‘’Ya Allah… apa ini..?? Bunda dalam keadaan darurat, engkau Uji hamba sampai seperti ini… ya Allah ampun ya Allah,,,’’ batin Ruqayyah, air mata nya tak mampu dia bendung
‘’Nikahi saya…’’ ujar Ruqayyah tiba-tiba
Abidzar membalikan tubuh nya
‘’Anda mau menghabiskan malam dengan saya kan..?? Nikahi saya, walau hanya satu malam’’ Ujar Ruqayyah lagi
‘’anda serius..??’’ tanya Abidzar tak percaya
‘’saya serius…’’ balas Ruqayyah dengan hati yang tersayat
‘’Ok… saya akan atur semua nya, sore ini juga kita menikah…’’ balas Abidzar dengan senyum mengembang.
‘’Saya akan transfer uang nya…dan kamu gak perlu membayar nya’’ balas Abidzar lalu melangkah kan kaki nya menuju depan jendela kaca. Dia menelfon seseorang.
‘’Sore ini jam 4 di hotel XX…’’ ujar Abidzar
Ruqayyah tak sanggup mendengar semua itu, dia berlari menuju toilet, membasuh wajah nya berusaha menghentikan tangisan nya, bersyukur tak ada orang di toilet.
“apa yang aku ucapkan tadi, apa ini..?? sama kah aku dengan mereka yang menjual diri di luar sana..??’’ perang batin yang Ruqayyah rasakan
‘’hiks…hiks…hiks… bunda maaf , ayah maaf…’’ tangis Ruqayyah
Tiba-tiba ada notifikasi di handphone Ruqayyah
‘’Saya tunggu di Hotel XX no 58 jam 3 sore…’’ itu adalah pesan dari Abidzar
Membaca pesan itu Ruqayyah rasa nya ingin berteriak. Keputusan apa ini..?? haruskan dia batalkan, tapi dia butuh uang itu.
Ruqayyah menghapus air mata nya, dia pun keluar dari toilet lalu bergegas menuju lokasi yang di beri tahu abidzar.
Sesampai nya disana ternyata Abidzar sudah lebih dulu sampai, ada seorang Wanita yang membawa kotak makeup.
‘’Windi, kamu bisa langsung ke kamar yang saya infokan tadi dengan dia..’’ titah Abidzar
‘’Baik pak.. mari Bu Ruqayyah…’’ ujar Windi, bagaiman dia bisa tahu nama nya batin Ruqayyah berperang, masih ada waktu kah untuk nya kabur..???
Sebuah gamis putih melekat pada tubuh Ruqayyah, cantik tapi dia bukan bahagia, dia sedang terluka.
Abidzar yang tampa sengaja melihat nya pun sebenarnya cukup terpesona dengan kecantikan Ruqayyah, tapi rasa sakit hati nya akan tidak kesetiaan sang mantan kekasih di tambah hinaan atas diri nya sebagai seorang laki-laki membuat nya seakan gelap mata.
‘’sudah siap pak..’’ ujar Windi
‘’ok…thanks win'’
Ruqayyah enggan untuk beranjak, untuk apa semua ini?? Bahkan dia menikah hanya semalam, untuk apa melakukan ini??
Tak berselang lama seorang penghulu, dan beberapa orang saksi,dan wali hakim sudah duduk di sofa yang tersedia di kamar hotel.
‘’Bagaiman pak..apa semua sudah siap..??’’ tanya Pak penghulu
‘’sudah pak…’’ jawab Abidzar tanpa keraguan, entah kenapa dia malah merasa senang dengan semua ini.
Abidzar pun memanggil Ruqayyah, Ruqayyah nampak sedang menelfon seseorang.
‘’nanti kakak kesana, jaga bunda dulu ya..’’ ujar Ruqayyah, dia benar-benar tidak bisa mundur lagi.
Dengan satu tarikan napas tanpa ada rasa gugup sedikitpun Ijab Qabul itu berjalan begitu sempurna tapi tak sesempurna niat dari pernikahan ini.
Air mata Ruqayyah yang berusaha di bendung menetes sedikit demi sedikit. Di hadapan sang penghulu Ruqayyah mencium tangan Abidzar dan Abidzar mencium ubun-ubun Ruqayyah, pemandangan yang indah dan di abadikan oleh salah satu orang kepercayaan Abidzar.
Tapi sayang, hanya indah untuk yang melihat tidak untuk seorang Ruqayyah.
‘’Ya Allah… ampuni hamba…’’ batin Ruqayyah
🍂🍂🍂
Ini hanyalah sebuah coretan kecil, Jika suka silahkan di lanjut, jangan lupa tinggalkan Jejak.
Jika tidak suka, langsung tinggalkan.
Jika ada yang tidak sesuai, maka ingat, ini hanya sebuah coretan, ambil baik nya, buang jauh buruk nya.
karna...
Sebaik-baiknya Bacaan itu adalah - Al'Quran