Berniat memberikan koper yang tertukar, Kejora malah dipaksa masuk ke sebuah kamar dan diperkosa oleh pria yang tidak ia kenal. Pria tersebut bernama Nicholas, sosok pria arogan yang tidak suka dengan hujan. Pertemuan pertama mereka harus diawali dengan insiden akibat dari jebakan seseorang.
Khawatir dengan reputasi, Nicholas mendekati Kejora agar tunduk kepadanya. Kejora menolak dengan keras, namun Nicholas dengan beribu cara bisa membuatnya terus terikat. Lewat keterikatan itu Kejora secara mengalir mulai masuk ke kehidupan Nicholas sampai tahu beberapa rahasia besar yang membuat Nicholas mati rasa.
Apa rahasia itu?
Mampukah Kejora terus berada di sisi Nicholas sampai kisah mereka berakhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hannaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ditatap Layaknya Mangsa
Kejora membuka matanya secara perlahan. Pandangan yang ia lihat pertama kali adalah langit-langit berwarna putih yang tidak asing baginya. Kejora beralih mengamati tangannya yang terpasang selang infus. Kejora yakin bahwa ia pasti sedang berada di rumah sakit.
"Kejora, kau sudah bangun?" Seorang pria khawatir mengecek kondisi Kejora. Finn bergegas izin dari kantor tadi ketika mendapatkan laporan bahwa Kejora mengalami suatu kecelakaan kerja.
Kejora mengamati Finn yang nampak khawatir. "Kenapa aku bisa di sini?"
"Ada yang meneleponku katanya kau terkunci di kamar mandi lalu tidak sadarkan diri. Makanya aku langsung ke sini." Finn memegang kening kekasihnya.
"Apa ada yang sakit? Siapa yang melakukan ini kepadamu, Kejora?"
"Finn, aku baik-baik saja," jawab Kejora sambil tersenyum.
"Mana bisa dikatakan baik-baik saja. Wajahmu pucat seperti ini. Bagaimana bisa kau terkunci di kamar mandi? Siapa yang menguncimu?"
Kejora mengamati dengan lekat kekasihnya. Bagaimana ia mengatakan bahwa seniornya sendiri yang menguncinya. Kejora cukup takut untuk melaporkan, takut jika Kejora akan kehilangan pekerjaannya.
"Mungkin aku lalai jadi tidak sengaja terkunci, Finn."
Finn menghela napas. "Kau harus berhati-hati lagi, Kejora. Hal sekecil apa pun bisa mendatangkan bahaya besar."
"Iya."
Finn tersenyum pias. Menyingkirkan anak rambut Kejora yang menghalangi wajah kekasihnya tersebut. Melabuhkan satu kecupan manis di kening Kejora. Kejora memejamkan mata, membalas kecupan itu dengan senyuman.
"Bolos lagi?" tanya Kejora.
"Aku khawatir dengan keadaanmu. Makanya aku izin dari kantor dan segera ke sini." Finn tersenyum manis. Mengelus kepala kekasihnya dengan lembut.
"Finn, tidak perlu mengorbankan pekerjaanmu seperti ini. Aku juga tidak apa-apa."
Finn menggenggam tangan kekasihnya. "Sayang, aku tidak keberatan. Lagipula khawatir pada pacar sendiri tidak masalah, kan?"
Beginilah sikap Finn yang membuat Kejora bimbang. Kejora takut jika suatu saat ia membuat Finn sakit hati karena perbuatannya. Kejora sudah kotor, ia merasa tidak pantas mendapatkan perhatian seperti ini. Kejora lelah menutupi semua kebohongan ini, tapi ia juga tidak cukup keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Bagaimana kalau aku membuatmu kecewa, Finn?" gugup Kejora sambil meremas jemarinya sendiri.
"Apa maksudmu? Bukankah selama ini kau tidak pernah mengecewakanku?"
Kejora menggeleng. "Bagaimana kalau aku berbuat sesuatu yang sama sekali tidak kau bayangkan? Kesalahan yang mungkin saja tidak bisa kau maafkan. Apa kau masih mau bersamaku?"
"Kesalahan apa yang tidak bisa kumaafkan, Kejora?" Dahi Finn berkerut.
Kejora memejam. Menarik napas dalam. Kedua tangannya memegang erat tangan Finn untuk memberikan kepercayaan diri mengatakan semua yang terjadi. Kejora tidak bisa menahan diri lagi, sebelum Finn tahu dari orang lain.
"S-sebenarnya aku sudah tidak ...."
"Permisi."
Kejora belum sempat melanjutkan ucapannya, tiba-tiba seseorang memotong pembicaraanya. Kejora menatap ke arah pintu yang terbuka. Sontak Kejora membulatkan matanya. Terkejut akan siapa yang datang dalam ruangan inapnya.
"Tuan Nicholas?" panggil Finn juga terkejut. Finn berdiri, mengamati Nicholas yang masuk ke ruangan.
Nicholas tersenyum. Melangkahkan kaki mendekat lalu mengamati kedua orang itu dengan tatapan hangat. Berbeda dengan Kejora yang nampak merasa tersudutkan karena kehadiran pria itu.
"Bagaimana Anda bisa di sini?" tanya Finn bingung. Pebisnis besar seperti itu secara tidak sengaja bisa bertemu di rumah sakit.
"Kebetulan tadi ada temanku yang sakit. Ketika melihat kalian juga ada di sini, aku sekalian mampir." Nicholas mengulas senyum. "Ada apa dengan kekasihmu?"
"Oh, dia pingsan di kamar mandi."
"Pingsan?" Nicholas menatap Kejora yang sama sekali tidak menatapnya. Dari tatapan wanita itu, Nicholas tahu bahwa Kejora tengah gugup berada di dekatnya.
"Dia terkunci di kamar mandi, Tuan. Lalu pingsan. Jadi dilarikan ke rumah sakit oleh rekan kerjanya. Kejora memang suka ceroboh seperti itu," tukas Finn sambil terkekeh mengumbar kebiasaan Kejora.
"Finn," sela Kejora yang tidak terima dikatakan seperti itu.
"Kenapa, Sayang? Bukankah seperti itu? Kau itu ceroboh juga suka menyepelekan hal kecil. Aku seperti mengawasi anak kecil jika sedang bersama denganmu." Finn tanpa sadar mencubit hidung Kejora karena gemas. Tanpa memikirkan bagaimana perasaan orang lain di sekitarnya.
"Finn, sakit!"
"Lagian suruh siapa membuatku gemas?" Finn menaikkan sebelah alis.
Nicholas mengamati interaksi keduanya dengan seksama. Ia terkekeh di dalam hati ketika menyaksikan keromantisan pasangan kekasih itu. Nicholas seperti menjadi orang ketiga yang hanya dijadikan pajangan. Menjadi saksi keromantisan pasangan kekasih dalam berpacaran.
"Ah, sepertinya aku juga tidak bisa lagi menahan lebih lama untuk tidak menciummu, Kejora."
Finn mendekatkan wajahnya kepada Kejora. Kejora membulatkan mata sambil menutup wajahnya dengan selimut karena ingat ada orang lain di sebelahnya.
"Finn," cicit Kejora menjaga jarak.
Nicholas yang melihat adegan itu mengerutkan alis sambil melototkan mata karena adegan berbahaya yang nyaris saja terjadi di depan matanya. Apa-apaan itu? Berani-beraninya mengumbar kemesraan di depannya. Nicholas merasa terhina!
Nicholas mengamati interaksi keduanya dengan seksama. Ia terkekeh di dalam hati ketika menyaksikan keromantisan pasangan kekasih itu. Nicholas seperti menjadi orang ketiga yang hanya dijadikan pajangan. Menjadi saksi keromantisan pasangan kekasih dalam berpacaran.
"Ekhem," dehem Nicholas menyahut.
Finn menarik tangannya lalu tersenyum canggung. "Astaga, maaf, Tuan. Saya benar-benar tidak sengaja di depan Anda."
"Tenang saja. Sudah sepantasnya kan pasangan kekasih itu romantis." Nicholas bijak menanggapi. Menatap Kejora yang hanya diam saja. "Sebelum berpisah, lebih baik kalian nikmati waktu ini."
"A-apa?" Finn menaikkan sebelah alis.
"Maksudku selagi waktu masih berpihak kalian, nikmati saja momen itu. Kadang kan dalam hubungan pasti ada cobaan apalagi perselingkuhan. Jadi, kalian harus saling terbuka untuk mengatasinya," kilah Nicholas terdengar meyakinkan. Tidak lupa dengan senyuman tulusnya, padahal itu sama sekali bukan senyuman tulus.
"Oh. Terima kasih atas sarannya." Finn menunduk hormat.
Finn baru ingat, ia tadi belum membayar biaya rumah sakit. Karena di ruangan itu sudah ada orang lain, Finn berniat untuk pergi dan membayar tagihan rumah sakit tersebut.
"Mmm, sebenarnya saya ada urusan sebentar. Maaf merepotkan, tapi bisakah Anda menemani Kejora sebentar saja, Pak? Saya hanya ke depan sebentar untuk membayar tagihan rumah sakit," ucap Finn meminta dengan sopan. Sontak membuat Kejora membulatkan mata. Tidak setuju dengan putusan itu.
"Finn," cegah Kejora. Ia tidak mau berdua dengan Nicholas lagi.
"Sayang, sebentar saja, kok. Aku pasti akan kembali. Lagipula di sini kau tidak sendirian. Ada Tuan Nicholas." Finn melepaskan cekalan di tangannya. Berusaha meyakinkan Kejora yang nampak tidak mau ditinggal.
"Aku akan menjaganya selagi kau pergi. Pergilah," tukas Nicholas cepat. Nicholas sempat melihat bahwa Kejora membulatkan mata mendengar pernyataannya.
"Maaf merepotkan Anda, Tuan. Saya permisi dulu."
Nicholas berdehem. Dengan senang hati memersilahkan Finn untuk pergi dari ruangan inap tersebut. Nicholas tertawa dalam hati, melirik ke arah Kejora yang nampak ketakutan jika melihatnya.
Finn sebenarnya bukan menitipkan kekasihnya kepada orang baik, melainkan memberikan ruang bagi Nicholas untuk lebih dekat lagi dengan Kejora.
Kejora meneguk ludah kasar. Dipandangi seperti itu membuatnya merasa ia tengah disandera dan akan dibunuh oleh orang yang menculiknya. Terkurung satu ruangan dengan Nicholas membuatnya ketakutan.
Batin Kejora menjerit, merutuki kekasihnya kenapa juga harus mengurus administrasi sekarang. Padahal ada predator yang siap kapan saja untuk menyerangnya.
"Kenapa? Takut aku memperkosamu lagi?"
semangat