NovelToon NovelToon
Sah! Hutang Dibayar Menikah

Sah! Hutang Dibayar Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cherryblessem

(Update setiap hari selama ongoing!)

Clara merasa kepalanya pusing tiba-tiba saat ia melihat kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya. Mereka berdua tampak terkejut seperti melihat hantu setelah menyadari Clara muncul dari balik pintu kamar dengan cake bertuliskan 'Happy 6th anniversary' yang telah jatuh berantakan di bawah.

"Sa–sayang ...." Kris wang, kekasihnya tampak panik sambil berusaha memakai kembali dalaman miliknya.

Leah Ivanova juga tak kalah terkejut. Ia tampak berantakan dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain yang kini Tanpa busana.

"Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Clara!" Kris berusaha mengambil alih Clara.

Gadis itu tersenyum kecut. Berani sekali ia bicara begitu padahal segalanya telah keliatan jelas?

*

Baca kelanjutannya hanya di noveltoon! Gratis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherryblessem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH| 12

Clara memastikan sekali lagi penampilannya ketika ia melewati cermin yang terpasang di lobby apartemen. Pagi tadi, ia menerima undangan dari Sophie, Tante sepupu dari Julian yang datang langsung mengantar undangan untuknya. Sejujurnya, Clara heran mengapa ada yang berani ke rumahnya padahal Julian sudah memberikan peringatan yang jelas akan hal itu. Namun, alih-alih peduli, Clara memilih cuek dan bodo amat. Namun, ketika sampai di sini, tiba-tiba saja ia takut ditanya-tanya soal Julian.

"Clara?" Suara yang familiar terdengar di telinga Clara. Gadis itu kemudian berbalik dan menangkap wajah Sophie yang muncul dengan gaun panjang berwarna Champaign dengan riasan yang heboh. Meskipun heboh, ia tampak menawan dan elegan bagaikan putri-putri dari negeri dongeng.

"Oh, Tante sophie." Clara menunduk sopan memberikan salam.

"Sendirian?" Sophie basa-basi.

"Iya, Tante." Clara berusaha tersenyum. Sebenarnya, ia mengira Julian akan datang karena ini adalah acara tantenya. Tak ia tahu kalau Julian sebenarnya tak diundang. Ia diundang melalui Clara dan itulah alasan mengapa Julian tak muncul. Sophie sengaja mengaturnya seperti itu untuk menjebak Clara.

Mata Clara tak berhenti memandang Sophie yang luar biasa mencolok. Diam-diam ia sangsi pada penampilannya yang terlampau biasa.

Dress pink bermodel span mini dengan makeup seadanya. Ia bagaikan pembantu disekitar Sophie. Haruskah ia pulang dan berganti pakaian?

"Ayo, pestanya udah mulai dari tadi. Kupikir kamu datang sama Julian." Sambil menuntun Clara masuk ke dalam lift, Sophie mengajaknya bicara.

Clara merasa canggung luar biasa. Ia benar-benar menyesali keputusannya yang telah mengiyakan untuk datang ke acara Sophie tanpa Julian.

Semua yang ada disana tampak mewah dan elegan. Seperti orang kaya pada umumnya, pakaian mereka mewah dan penampilannya tak kalah mewah. Lagi-lagi, Clara malu dan berharap bisa pulang saat itu juga.

"Ayo, kesana!" Sophie terlihat bersemangat mengajak Clara menuju deretan gadis-gadis yang tampak seperti putri konglomerat, artis dan influencer. Kehadirannya disana membuat Clara tampak seperti seorang pembantu yang dibawa majikannya ke pesta.

Sungguh memalukan!

"Hai, girls! Ini Clara! Istrinya Julian." Sophie terlihat amat sangat bersemangat memperkenalkan Clara.

Clara tersenyum kaku melihat reaksi para gadis itu.

"Loh? Bukannya Irene ya?" Adelyn, gadis berambut cokelat itu tampak terkejut meremehkan.

Sophie menggeleng. "Oh, bukan! Julian dan Irene tak jadi menikah."

"Oh, my God! Julian menikah?" Perempuan berkulit coklat dengan penampilan paling cetar setelah Sophie tampak kaget. Ia bernama Sarah.

"Halo." Clara berusaha melupakan semua pikiran buruknya dan menyapa.

"Hai ...." Mereka balas menyapa dengan nada akhir yang entah bagaimana terasa meledek di telinga Clara. Ia kini sungguh-sungguh ingin melarikan diri dari sana.

Adelyn, gadis berambut pirang itu menatap Clara dari ujung kaki hingga ujung kepalanya. "Kamu, pakai gaun dari butik mana? Aku kayaknya pernah liat di pasar Minggu." Adelyn berkomentar sambil memindai penampilan Clara.

"Benar sekali! Itu tampak seperti tren tahun lalu." Sarah menanggapi. "Tapi, aku salut! Kamu tampak percaya diri." lanjutnya tersenyum sambil menahan tawanya namun beberapa gadis jelas tertawa kecil.

Clara tersenyum tipis, mencoba menahan panas di pipinya.

"Kamu orangnya sederhana sekali, ya. Sangat tidak ingin ribet." Amy dengan polosnya berbicara seperti itu, mengundang gelak tawa tertahan dari gadis-gadis lain.

Adelyn buru-buru membalas. "Oh, jelas kelihatan sekali sih ... Kupikir tadi dia asisten Sophie."

"Atau jangan-jangan pelayan disini?" Amy membalas diikuti dengan gelak tawa dari para gadis itu.

"Aku jadi penasaran kalian ketemu dimana. Setahuku, Julian itu sangat pemilih." Sarah dengan jelas menunjukkan rasa penasarannya.

"Iya kan? Coba ceritakan tipsnya pada kami juga! Gimana caranya buat Julian nyantol?" Mereka serentak menertawakan Clara seolah ia tak ada disana.

Clara terdiam. Ia ingin bicara namun lidahnya kelu. Semua sindiran dan penghinaan itu terasa menyebalkan, terutama karena ia tak bisa membalas.

"Oh, ayolah teman-teman ...! Dia adalah istri Julian, berhentilah mengganggunya." Sophie berusaha membela Clara meskipun nadanya tak terasa seperti sebuah pembelaan.

Mereka kemudian tertawa namun tak memperdulikan Clara lagi. Ia seperti transparan dan tak kelihatan meskipun ada disana. Toh, lagipula kalau diajak bicara, Clara tak akan paham karena semua yang mereka katakan bagaikan sesuatu dari dunia lain. Clara merasa kesal karena meskipun transparan dan tak dihargai disana, ia tak mampu beranjak meninggalkan tempat durjana itu.

"Clara?" Gadis itu refleks menengok, merasakan namanya disebut. Ia mencari-cari sumber suara sampai wajah itu muncul.

"Maaf, siapa ya?" Clara berusaha mengingat-ingat siapa pemilik wajah yang ada dihadapannya.

"Ini aku! Cakra!" Laki-laki itu memperkenalkan dirinya. "Kelas dua belas A! Ingat?"

"Cakra!?" Clara merasakan ledakan familiar dikepalanya ketika berhasil emngingat. Ia kemudian tersenyum menyambut laki-laki yang baru muncul itu. Dengan tiba-tiba, ia memeluk Clara membuat gadis itu terkejut setengah mati.

"Astaga! Kamu tampan sangat cantik sekarang. Berbeda jauh ketika kita SMA dulu." Cakra menatap Clara, tak puas melihatnya.

"Kamu juga ...." Clara memutuskan tidak melanjutkan ucapannya.

"Sama siapa?"

"Sendirian." Clara menjawab santai.

Sejujurnya, Clara dan Cakra pernah dijodohkan waktu SMA oleh teman-temannya namun tak berakhir bersama karena Cakra pindah ke Amerika. Cakra adalah seorang siswa unggulan dan juga merupakan orang yang sama kayanya dengan Julian. Tak ia sangka, laki-laki itu muncul kembali.

Reuni kecil itu memicu sesuatu dibalik kerumunan dari pintu masuk acara. Julian menatap interaksi dan pelukan Cakra dengan tatapan misterius yang sulit ditebak. Entah mengapa, ia tak bisa berhenti menyaksikan kejadian itu.

1
partini
menarik
Cherryblessem: terima kasih sudah mampir kakakk/Rose/
total 1 replies
Y. Kasanova
Semangat
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!