NovelToon NovelToon
Pusaka Penguasa Dunia

Pusaka Penguasa Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hendrowidodo_Palembang

"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.

Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.

Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.

Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32. Meninggalkan Jurang Kabut Akasia

Kenapa wajahmu seperti itu? Apa yang menjadi bebanmu Evindro?"

Evindro tersenyum pahit, rencananya besok dia akan pergi bersama Nacha ke Gunung Tanpa Batas dan mendatangi Formasi Sihir yang dapat membawa Evindro kembali ke dunianya.

Perasaan Evindro campur aduk, dia bahagia bisa kembali ke dunianya jauh lebih cepat dari perkiraannya tetapi di sisi lain dia tidak enak hati memikirkan Nacha yang akan sendirian lagi di tempat ini.

"Evindro, kalau yang kau pikirkan adalah tentangku, jangan khawatir. Aku sudah terbiasa sendirian." Nacha terlihat santai sambil tersenyum lebar.

"Senior, aku..."

"Tentu saja aku menghargai keberadaan kamu, bohong kalau aku tidak berharap kau bisa tinggal lebih lama namun aku sadar bahwa duniamu lebih membutuhkanmu daripada aku."

Evindro ingin mengatakan dia akan mencari cara mengeluarkan Nacha dari tempat ini, tetapi dia tidak ingin memberi harapan palsu terutama saat dia tidak mengetahui apakah hal itu mungkin atau tidak.

"Evindro, dengarkan aku. Setelah kau pergi, aku berencana meninggalkan tempat ini juga. Mengenalmu membuatku memikirkan banyak hal dan mengambil keputusan yang sudah lama aku tunda."

"Senior memiliki cara untuk meninggalkan tempat ini?"

"Aku tidak pernah mencobanya, tetapi sebenarnya dengan kemampuanku itu tidak mustahil."

Evindro mengerutkan dahinya, dia merasa Nacha hanya berusaha membuat hatinya merasa lebih baik.

"Aku tidak membohongimu Evindro, kau akan mengetahui niatku sungguh setelah kita tiba di rumah."

Evindro tidak mengerti maksud Nacha jadi dia harus menunggu sampai mereka tiba.

"Terlepas semua itu, Senior, Aku tidak mengetahui cara menunjukkan terima kasihku... Tanpa bantuanmu, aku..."

"Evindro, kau bisa menunjukkan rasa terima kasihmu dengan berhasil mencapai yang kau harapkan ketika kembali ke duniamu. Mendengarkan kamu bicara tentang perdamaian membuatku sadar pentingnya rasa damai itu, kuharap kau berhasil menjadikan itu nyata."

Keduanya tiba di kediaman beberapa waktu kemudian, Nacha langsung mengajak Evindro menuju ke gua tempatnya menyimpan seluruh harta berharga.

"Evindro kau bisa mengambil semua uang emas serta peti-peti harta, pusaka juga bisa kau ambil. Sisakan saja buku-buku untukku."

"Senior, Aku tidak bisa menerima semua ini."

"Tidak perlu sungkan, emas-emas ini tidak berharga di duniaku, mata uang yang kami gunakan adalah batu yang mengandung... Ah, sudahlah Evindro, kau tidak akan mengerti sekarang. Intinya, harta ini sungguh tidak berguna bagiku tetapi kau bisa menggunakannya sebagai bekal perjalanan maupun membuat rencanamu berjalan lancar."

Evindro memandang gunungan harta yang ada di hadapannya, menurutnya Asosiasi Kitab Suci cabang pemerintahan Batavia sekalipun belum tentu bisa mengeluarkan harta sebanyak ini.

Melihat keraguan Evindro, Nacha meraih cincin samudra dari jari Evindro dan mulai menyimpan semua harta tersebut termasuk berbagai pusaka sebelum mengembalikannya.

"Jangan sungkan, aku tidak bisa membantumu secara langsung membuat kedamaian, setidaknya gunakan ini untuk membantumu. Kalau kau tidak membutuhkannya nanti, kau bisa memberi makan mereka yang kelaparan dengan harta ini."

Evindro teringat Nacha pernah bercerita bahwa masa kecilnya adalah anak yang hidup di jalanan, berperang melawan rasa lapar setiap harinya.

"Senior, aku berjanji padamu tidak akan membiarkan ada kelaparan yang terjadi di hadapanku." Evindro kemudian bersujud di depan Nacha, memberikan penghormatan padanya.

Nacha pernah menolak penghormatan Evindro ketika dia mengajarkan beberapa ilmu pada Evindro tetapi kini dia menerimanya. Ini menandakan keduanya sungguh akan berpisah.

"Tidak perlu sedih-sedih lagi malam ini, mari kita makan sepuasnya!" Nacha mengeluarkan daging siluman dalam jumlah besar.

Keduanya tidak tidur malam itu melainkan berbincang sampai pagi, ketika mereka berangkat menuju Gunung Tanpa Batas pun keduanya tidak bergerak secepat biasanya. Evindro dan Nacha baru tiba di tujuan pada saat matahari sudah berada tepat di atas kepala mereka.

"Evindro berdiri di tengah formasi sihir itu."

Nacha menerima sembilan permata siluman dari Raja dan Ratu Siluman yang dikumpulkan Evindro lalu mulai menyusun permata tersebut pada formasi sihir.

"Evindro, kau mungkin tidak akan muncul di tempat kau jatuh, tetapi yang pasti kau akan kembali ke dunia asalmu."

"Aku mengerti Senior..."

Evindro memberikan penghormatan sekali lagi, matanya berair tetapi dia menolak meneteskan air mata. Tidak ada diantara keduanya yang mengucapkan kata perpisahan.

"Evindro, aku akan selalu mengharapkan yang terbaik untukmu..." Nacha tersenyum lebar sambil mengaktifkan formasi sihir.

Sebuah pilar cahaya muncul di bawah kaki Evindro dan mulai menyelimuti tubuhnya. Evindro mengalirkan tenaga dalam untuk melindungi diri seperti yang diajarkan Nacha sebelumnya. Perlahan-lahan tubuh Evindro mulai menghilang dari pandangan Nacha, berubah menjadi butir-butir cahaya yang menyatu dalam formasi sihir.

Bersamaan dengan menghilangnya Evindro, sembilan permata siluman yang diletakkan di formasi sihir ikut pecah dan menjadi debu.

Nacha memandangi formasi sihir tersebut cukup lama sebelum menghela nafas panjang, "Kali ini, aku sungguh tidak bisa bertemu dengannya lagi."

Ada rasa kesepian yang menyusup ke hati Nacha tetapi dia berusaha menekannya. Nacha melangkah pelan meninggalkan kuil tempat formasi sihir itu berada.

Di depan kuil tersebut ternyata ada seseorang yang sudah menunggu Nacha, seorang pria sepuh yang berwajah ramah.

"Aku sudah menduga kau akan muncul setelah ini... Michael..." Nacha tersenyum lebar menatap pria sepuh di hadapannya.

Pria sepuh yang disebut Michael olehnya tertawa kecil, "Jangan senang dulu, hukumanmu belum berakhir. Mengingat kau membunuh populasi satu benua, hukumanmu tentu tidak seringan ini."

Nacha menghela nafas, "Kuharap kali ini aku tidak perlu menunggu terlalu lama seperti ini, kau sadar kan menunggu itu hal yang membosankan?"

Michael tersenyum lebar sebelum menjentikkan jarinya, seketika gelang di tangan Nacha, gelang yang menahan kekuatannya terlepas.

Nacha bisa merasakan kekuatan yang telah lama hilang, "Kau sadar dengan kekuatan ini, bahkan dirimu akan sulit menundukkan aku."

"Aku mengembalikan kekuatanmu karena kau akan membutuhkannya dalam hukumanmu berikutnya."

"Tugas apa yang akan kau berikan Michael?"

"Kau akan membantu seseorang menyegel sembilan makhluk gaib di dunia lain."

Michael menjentikkan jarinya sekali lagi, kali ini dirinya dan Nacha perlahan-lahan menjadi butiran cahaya dan meninggalkan tempat itu selamanya.

Evindro merasa takjub sampai hampir lupa bernafas, saat Nacha mengaktifkan formasi sihir, perlahan-lahan pandangannya menjadi gelap dan ketika Evindro dapat melihat lagi, dia sulit percaya dengan situasi di hadapannya.

Tubuhnya terbang di dalam lorong cahaya, bergerak dengan kecepatan tinggi. Kalau Evindro tidak melindungi tubuhnya menggunakan tenaga dalam mungkin tubuhnya akan hancur karena tekanan udara.

Di luar lorong cahaya terlihat begitu gelap, seperti langit malam dan sesekali Evindro bisa melihat sesuatu berbentuk bulat besar yang menyerupai bulan tetapi berbeda warna.

"Mungkin ini rasanya melihat bulan dari dekat..." Evindro berdecak kagum melihat keindahan benda-benda bulat berukuran raksasa tersebut.

1
Aman 2016
jooooz lanjut terus
Aman 2016
gas terus Thor lanjut
Aman 2016
mantul Thor 💪💪💪
Aman 2016
jooooz pooolll
Aman 2016
mantab Thor lanjut terus updatenya
Aman 2016
top markotop Thor lanjut
Aman 2016
top top markotop lanjut terus Thor
Aman 2016
jooooz pooolll Thor lanjut
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!