Niat hati ingin mengugurkan kandungannya, malah bertemu ayah janin yang ia kandung. Lusi Caisa Vanholand, CEO wanita muda yang menghabiskan malam dengan Gasan Samiel Pedros seorang dokter spesialis kandungan dan anak namun memilih tidak ingin mempertahankan hasil benih semalam yang mereka lakukan. Bagaimana Gasan memperlakukan pasiennya itu? Apakah dia mampu memaksa Lusi untuk mempertahankan calon anak mereka? Bagaimana sikap Lusi dengan pemaksaan yang akan dilakukan Gasan padanya? Dukung novel ini agar mendapatkan retensi terbaik dan masuk menjadi novel pilihan pembaca! Terima Kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RENCANA ROMANTIS
Gasan membawa Lusi menggunakan mobilnya ke suatu tempat.
Wanita hamil itu tidak berulah dan memilih diam selama perjalanan. Membuat Gasan terheran heran dan sangat ingin membuat gara gara dengan istrinya.
"Eheem eheemm..setelah jadi istri kamu sangat pendiam ya" celetuknya dan Lusi hanya meliriknya sedetik.
Gasan merasa dicuekin semakin tertantang untuk menguji seberapa berubahnya wanita ini didepannya saat ini.
"Kamu gak tanya mau aku bawa kemana?" tanyanya.
"Aku tidak peduli" jawab ketus Lusi.
"Oh tidak peduli ya?" sahut Gasan dengan senyuman menyeringai.
"Baiklah. Ikuti saja aku dan kita lanjutkan kesepakatan kita ini dengan damai, tanpa perdebatan lagi, tanpa pertengkaran lagi, tanpa teriakan teriakan lagi. Cukup kita jalani beberapa bulan sampai anak anakku lahir. Tugasmu cuma itu" lanjutnya.
Lusi tidak menggubris perkataan sang suami dan tetap menatap lurus kearah jalan.
Tak lama kemudian, Gasan memberhentikan mobilnya disuatu tempat.
*Taman Retiro atau El Retiro Park di Madrid
Tempat ini ternyata akan dijadikan tujuan gathering perusahaan Vanholand minggu depan.
"Turunlah" minta Gasan saat sudah membuka pintu mobilnya.
"Ngapain kesini?" tanya Lusi ketus.
"Turunlah. Biar kamu tau" jawab Gasan dan Lusi dengan enggan tetap keluar dari mobil lalu berdiri disamping suaminya.
"Kita akan memulai kehidupan beberapa bulan ini disini. Aku ingin berkenalan lagi denganmu dari awal. Ingin menjalin hubungan baik denganmu meskipun sangat sulit dilakukan mengingat pertemuan pertama kita yang sesungguhnya sudah memberikan memori buruk" ujar Gasan membuat Lusi menatapnya tajam.
"Kerasukan apa kamu sampai mau berbuat seperti ini? Aku tetap tidak menginginkan anak anak ini. Jika kamu takut aku akan membawa mereka pergi, jangan terlalu jauh berfikir kearah sana. Jangan mendekatiku hanya demi memastikan aku akan memberikan anak anakmu. Pasti aku berikan meskipun kamu tidak memperlakukan ku dengan baik. Karena itu kesepakatannya" sahut Lusi serius.
Gasan menghela nafas panjang. Ia akan berusaha bersabar menghadapi pasien spesial satu ini. Tadi pagi sebelum menikah, ia diberikan 1 pesan panjang menyentuh dari ayahnya, Betrand yang mampu membuatnya berfikir baik terhadap Lusi.
"Ingat ya Gasan, saat ini wanita yang akan kamu nikahi hamil anak mu. Dia mengorbankan waktu, karir, dan tubuhnya untuk membawa anakmu bisa hidup di dunia ini. Jadi, bersabarlah. Kamu juga sebagai dokter kandungan dan dokter anak sekaligus pasti taulah perasaan seorang ibu hamil. Mengertilah, pertemuan kalian bisa dibilang sangat buruk. Buat memori baru yang membuat kalian bisa bertahan. Dan ingat, jangan sekali kali berfikir untuk menjadikan pernikahan ini hanya sebatas pengugur tanggunh jawabmu apalagi sampai berfikir akan bercerai setelah anak ini lahir. Coba saja kamu lakukan itu, daddy akan mengambil semua fasilitas keluarga dan mengusirmu dari Madrid. Ingat itu!" ucap Betrand dan diakhir dengan peringatan seperti ancaman.
Setelah mendengarkan wejangan dari sang ayah, Gasan berfikir bahwa yang dikatakan pria favoritnya itu cukuo benar. Selama ini saat menjadi dokter dan menangani banyak pasien, Gasan bisa bersabar kepada mereka, kenapa kepada wanita yang sedang hamil anaknya, ia tidak bisa?
Apalagi mendengar ancaman Betrand, Gasan cukup takut jika dia harus kembali berpetualang seperti ke Afrika beberapa tahun karena setelah ini kehidupannya akan berubah, memiliki 2 anak yang harus ia jaga. Ia tidak bisa berpindah pindah tempat.
Gasan harus settle ditempat yang anaknya akan tumbuh dengan baik serta mendapatkan perlindungan.
Menghadapi Lusi akan menjadi tantangan dokter pewaris ini 😮💨
"Sabar sabar..pasti bisa Gasan" batinnya.
"Ayo ikutlah lah. Kita akan membuat perkenalan baru di tempat yang bagus" ucapnya lalu berusaha meraih tangan Lusi untuk ia genggam namun seperti yang ia kira sang istri pun tidak mau.
"Gak usah pegang pegang. Aku bisa sendiri" sahut wanita itu sinis lalu berjalan mendahului sang suami.
Gasan hanya tersenyum tipis menghadapi istrinya yang begitu sensitif. Seorang CEO yang sangat keras kepala.
Lalu setelah mereka berjalan beberapa saat, Lusi melihat ada pertunjukan musik seperti pengamen berkelas.
Wanita itu tertarik melihatnya. Lalu mendekati keramain itu. Gasan pun mengikutinya dari belakang.
Tanpa Lusi tau, salah satu dari ketiga pemain saxophone adalah teman Gasan yang memang tadi pagi ia panggil untuk bermain di Taman Retiro sore hari menuju senja seperti ini.
Gasan lagi lagi melakukan hal ini karena hasil wejangan dari salah satu anggota keluarganya, kali ini kedua kakak perempuannya.
"Gasan, wanita adalah makluk paling rumit yang pasti dapat ditaklukan oleh pria yang tepat. Saat pria itu berhasil, maka hidup wanita itu akan tertuju padanya. Kamu harus membuat hidup Lusi tertuju padamu dengan memori baik darimu, perlakukan baik darimu, dan tidak membatasinya untuk berkembang dalam karir" pesan Greta.
"Benar. Meskipun wanita memiliki perasaan serta pemikiran serumit apapun, jika sudah mendapatkan prianya, dia akan menjadi wanita yang mudah dimengerti. Lusi adalah wanita independen. Wanita pembisnis, wanita karir yang cemerlang, berikanlah sisi romantis dan perhatian dari seorang pria yang ia butuhkan, bukan seperti ayahnya namun seperti partnernya. Sharing untuk diskusi banyak hal. Buatlah kamu terlihat pintar dan memiliki pandangan luas dihadapannya. Meskipun dia se independen apapun, Lusi tetap memerlukan pria apalagi saat ini dia sedang hamil. Tunjukkan bahwa kamu memang pria jantan yang bisa menaklukkan pasanganmu" pesan Gina.
Dari sinilah, Gasan ingin berusaha mengambil perhatian Lusi dengan sisi romantisnya yang baru ia explore sekarang berdasarkan banyak cerita kisah cinta yang ia dengar dan lihat.
Gasan berpesan pasa temannya untuk memainkan lagu "All of Me - John Legend".
Dan benar saja entah bagaimana, Lusi tertarik dengan permainan para pemusik ini.
Lusi berdiri di barisan paling depan dan mendengarkan alunan musik yang sangat indah baginya. Menyentuh perasaan yang sedang sensitif.
"Andai ada pria yang menerimaku apa adanya, aku pasti bahagia. Pria yang menerimaku karena kita saling mencintai bukan karena kondisi yang memaksa seperti ini" batin wanita itu.
Gasan berdiri disamping Lusi dan memberikan kode kedipan mata kepada temannya yang menyadari kedatangannya.
Temannya itu menghentikan permainan lalu mengatakan sesuatu.
"Selamat sore semuanya. Terima kasih sudah menonton pertunjukan kecil kami sore ini. Sore yang begitu indah dengan senja yang luar biasa. Aku ingin memberikan kesempatan untuk kalian semua, siapa disini yang baru menikah dalam minggu ini hingga hari ini, akan mendapatkan pertunjukan kami gratis di acara dinner malam ini yang spesial kami buat untuk merayakan hari valentine" ucapnya.
Semua orang pun menjadi ramai dan saling menatap kearah pasangan masing masing jika datang bersama pasangannya, atau yang datang sendiri hanya bisa senyum senyum membayangkan diri sendiri 🤣
Sebenarnya baik Lusi dan Gasan tidak mengingat jika hari ini adalah hari valentine atau hari cinta yang jatuh ditanggal 14 Februari. Bagi mereka yang fokus dengan karir dan kehidupan bebas, perasaan cinta sesungguhnya belum mereka dapatkan.
Langsung saja Gasan mengangkat tangan dan menunjukkan buku nikah nya yang baru saja ia dapatkan siang ini.
"WOOWW!!! PRIA INI BENAR BENAR BARU MENIKAH!! SELAMAT BROTHER ATAS PERNIKAHANMU!!" seru pemain saxophone itu.
"Terima kasih" sahutnya sambil menatap Lusi dengan tatapan lembut seakan akan penuh cinta.
Lusi yang ditatap seperti itu dan menjadi pusat pandangan hadirin yang lain, langsung menjadi malu. Wajahnya yang tadi terlihat tegang kini berusaha tersenyum tipis agar tidak membuat dirinya merasa menjadi wanita korban pernikahan paksa.
"SINI SINII!!! SEPERTINYA PRIA INI SANG BERUNTUNG MENDAPATKAN WANITA INI!! YAKAAN PENONTON?? COBA LIHAT PAKAIAN MEREKA YANG SERBA PUTIH COCOK DENGAN KECANTIKAN DAN KETAMPANAN MEREKA!" seru pemain saxophone kembali.
Lusi semakin malu, namun ia tidak bisa berbuat apa apa.
"Sepertinya istriku malu, jadi aku tagih janjimu untuk mengajak kami dinner" ucap Gasan.
"Of course, brother. Kita akan membawa kalian ke tempat dinner yang sudah disiapkan. Jauh dari keramaian dan sangat private" ujar pemain saxophone itu.
"Sebelum itu, kita akan memainkan satu lagi untuk para penonton sekalian sebelum kami undur diri dihadapan kalian semua dan beralih menjadi penghibur pengantin baru" lanjutnya.
Kemudian Gasan kembali berdiri disisi Lusi yang meliriknya dengan tajam.
Namun wanita itu tidak ingin mengeluarkan suaranya karena jika ia melakukan itu maka yang keluar adalah omelan serta omongan yang tidak mengenakan hati pria itu.
Trio Saxophone memainkan lagu romantis lainnya berjudul Can't Help Falling in Love - Elvis Presley sebuah lagu klasik yang menceritakan tentang cinta yang tak bisa ditolak.
Semakin banyak tamu Taman Retiro berkumpul menyaksikan pertunjukan ini.
Gasan dan Lusi pun menikmatinya juga, sambil curi curi pandang satu sama lain.
"Apa yang coba dia lakukan? Sudah jelas sekali, semua ini rencananya" batin Lusi yang sangat pintar menganalisa keadaan. Ia tau bahwa pertunjukan musik ini hingga makan malam yang akan ia lalui adalah rencana sang suami.
Lusi baru sadar saat tanpa sengaja melihat kode mata diantara Gasan dan salah satu pemain saxophone itu.
"Aku akan membuat memori baru yang baik denganmu, Lusi. Setidaknya aku sudah mencoba berhubungan baik dengan ibu dari anak anakku kelak" batin Gasan.
Keduanya hanyut dalam pikiran masing masing sambil mendengarkan alunan merdu musik dihadapan mereka.