NovelToon NovelToon
GADIS PILIHAN PERAWAT TAMPAN

GADIS PILIHAN PERAWAT TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:633.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mutia Kim

Seorang gadis berparas cantik yang banyak disukai dan digilai oleh para lelaki, bahkan sampai seorang pria tampan yang berprofesi sebagai perawat pun terpesona dan langsung menyukainya sejak awal pertemuan mereka.

Perawat itu sampai berharap jika suatu hari nanti takdir akan mempertemukannya kembali dengan gadis yang ia sebut dengan kucing cantik. Nama panggilan yang manis bukan?

Hingga pada akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali ketika Ayah dari gadis itu di rawat di rumah sakit tempat si perawat bekerja.

Tapi apakah mereka ditakdirkan untuk bersama dan bersatu?
Yuk ikuti kisah mereka selanjutnya🤗



Instagram : @mutiakim09
FB : Firdamutia Ramadhina

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9

Aurora menggeliat dalam tidurnya, karena merasa terganggu dengan sinar matahari yang mengintip lewat celah-celah gorden kamarnya.

"Hoam ... udah pagi ternyata, perasaan gue baru aja tidurnya." Aurora beranjak dari kasurnya, lalu melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi.

Aurora berdiri di depan cermin kamar mandi, ia tengah melihat pipinya yang lebam akibat pukulan preman semalam.

"Haish, lebam di muka gue keliatan banget lagi, gue harus pintar-pintar nutupin nih biar nggak dilihat ibu sama ayah," gumamnya.

Cukup menghabiskan 15 menit untuk Aurora berada di kamar mandi. Setelah itu ia pun keluar dari kamar mandi mengenakan handuk kimono, lalu melangkah kan kakinya menuju ke lemari untuk mencari pakaian kerjanya.

Tepat pukul 07.45 pagi Aurora sampai di kantornya, baru saja ia turun dari motor, sudah ada yang memanggil dirinya.

"Heh!" Seorang perempuan berdandan tebal dan berseragam ketat memanggil dan menghampiri Aurora, dia juga salah satu pegawai disana.

Aurora menoleh ke belakang, "Mbak panggil saya?" tanyanya seraya menunjuk dirinya.

"Iya lah siapa lagi, masa saya panggil tembok," ucap perempuan itu sewot.

Aurora manggut-manggut, "Tapi nama saya Aurora bukan heh, Mbak permen yang terhormat."

"Nama saya juga Candy bukan permen!" sentak kesal perempuan yang bernama Candy itu.

Aurora memang memanggil Candy dengan sebutan permen, karena alasan Candy dan permen itu memiliki arti yang sama. Gadis perawan satu ini memang aneh bin ajaib.

"Ah ya, saya minta maaf kalau begitu. Ada gerangan apa mbak Candy memanggil saya?" tanya Aurora lembut.

"Saya minta sama kamu jangan pernah deket-deket sama mas Rian lagi!" perintah Candy.

Aurora mengerutkan dahinya, "Memangnya kenapa mbak? Mas Rian kan rekan kerja saya," ucapnya. Ya... walaupun Aurora mengetahui jika Rian menyukainya, akan tetapi ia hanya menganggap Rian hanya sebatas rekan kerjanya saja tidak lebih.

"Pokoknya kamu jangan dekati mas Rian, dia itu cuma milik saya!" Candy mengklaim bahwa Rian adalah miliknya, padahal Rian tidak pernah menanggapi bahkan Rian selalu menghindar jika Candy mendekatinya. Poor mbak permen.

Aurora menghela napas, ia tak habis pikir dengan jalan pikiran gadis di depannya ini. Rasanya Aurora ingin sekali membenturkan kepala Candy, agar dia sadar jika Rian tidak akan pernah menyukai bahkan untuk mencintainya. Karena Aurora sering melihat jika Rian selalu menghindar saat Candy coba mendekatinya.

"Mbak Candy saya kasi tau ya, saya sama mas Rian itu nggak ada hubungan apapun selain hubungan hanya sebatas rekan kerja saja," jelas Aurora dengan sabar.

"Oke kali ini saya percaya, awas aja ya kalau kamu sampai ada hubungan sama mas Rian, saya nggak akan segan-segan melaporkan kamu ke pak Walikota kalau kamu itu sering menggoda semua laki-laki disini!" ancam Candy, setelah itu ia pergi meninggalkan Aurora dengan langkah angkuhnya.

Aurora mencoba menahan emosinya untuk tidak mengeluarkan nama-nama binatang dari bibir tipis dan mungilnya. Sungguh moodnya pagi ini sangat buruk, semoga saja tidak berpengaruh pada pekerjaannya nanti.

"Serah lo deh nenek lampir, Om gue juga nggak bakalan percaya kalau gue ngelakuin hal murahan seperti itu," gerutu Aurora.

...****************...

'Kan aku sudah bilang, aku itu belum siap untuk menikah, kenapa sih kamu nggak ngertiin aku sama sekali?!'

'Kalau kamu memang ngebet pengen nikah, cari aja sana cowok lain yang udah siap buat nikahi kamu!'

Ucapan dan tamparan dari Rivan kemarin malam terus terngiang-ngiang dan menghantui pikiran Aurora, sampai dirinya tidak bisa tidur karena memikirkan hal itu.

Drtt, Drtt, Drtt.

Tiba-tiba handphone Aurora berdering, membuat Aurora tersadar dari lamunannya. Lalu ia melirik ke arah handphonenya nama Rivan lah yang terpampang disana.

"Mas Rivan?" Aurora beranjak dari kursi lalu keluar dari ruangannya untuk mengangkat telpon dari Rivan.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam sayang, lagi sibuk?"

"Nggak, memangnya kenapa?" tanya Aurora dengan suara dingin.

"Maaf atas kelakuan Mas yang kemarin malam. Mas nggak sengaja sayang, Mas kemarin kebawa emosi."

"Tapi harus ya nampar aku di depan banyak orang?" Aurora masih mempertahankan suara dinginnya. Terdengar helaan napas berat dari Rivan.

"Mas khilaf sayang, please maafin Mas. Mas janji nggak bakal mengulanginya lagi." Aurora menghela napas panjang.

"Oke aku maafin." Aurora mencoba untuk memaafkan dan memberikan kesempatan kepada Rivan.

Cinta itu memang bodoh dan buta, namun sekaligus membahagiakan. Bahagia hanya untuk kaum bucin saja!

"Beneran sayang?" terdengar suara Rivan yang sangat antusias disana.

"Iya Mas."

"Yes, makasih sayang. Lega banget mas dengernya."

"Tapi inget jangan diulangi lagi, kalau Mas mengulanginya lagi, aku nggak akan pernah maafin Mas karena aku nggak suka sama cowok yang kasar."

"Iya sayang, Mas janji nggak bakal mengulanginya lagi. Sekali lagi maafin Mas."

"Iya sudah aku maafin."

"Makasih sayang, kalau gitu mas mau lanjutin pekerjaan dulu."

"Ya Mas."

"Assalamualaikum sayang."

"Waalaikumsalam."

Tut, Tut, Tut.

Setelah selesai berbicara di telpon dengan Ivan, Aurora masuk ke dalam ruangan dan kembali menyelesaikan pekerjaannya.

"Aurora," panggil Rian, kebetulan di dalam ruangan itu hanya ada dirinya dan Aurora saja.

"Ya Mas?" Aurora yang tadinya sedang fokus pada komputernya langsung menatap ke arah Rian yang sudah berdiri di depan mejanya.

"Em, gimana kalau nanti kita makan siang bareng?" ajak Rian. Ini adalah salah satu cara Rian untuk mendekati Aurora. Di otaknya sangat banyak cara untuk mendekati bahkan mendapatkan Aurora, dari cara baik bahkan cara buruk. Tapi semoga cara buruk itu tidak sampai Rian lakukan pada Aurora.

"Emang nanti nggak ada yang marah?" tanya Aurora memastikan, dirinya tak ingin dicap sebagai perebut atau perusak hubungan orang.

"Ya nggak ada lah, kan kamu tau kalau saya single," jawab Rian dengan menekankan kata 'Single'.

"Terus mbak permen siapanya mas?"

Rian mengerutkan keningnya, "Siapa mbak permen?" tanyanya bingung.

"Eh ralat, maksud saya mbak Candy," jawab Aurora cengengesan.

"Oh dia, saya nggak ada hubungan apapun sama dia," jelas Rian.

"Beneran?"

Rian mengangguk, "Beneran, ya walaupun dia terus kejar-kejar saya, tapi saya tidak pernah menanggapinya. Karena saya tidak suka dengan perempuan yang gatal seperti dia, kan kamu sering liat kalau saya selalu hindari dia."

"Oh ya, kamu belum jawab pertanyaan saya tadi, Rora. Gimana kamu mau kan?" tanya Rian menawarkan Aurora kembali.

"Boleh Mas, mau makan di kantin apa di luar?"

"Diluar aja, kamu mau kan?"

Aurora mengangguk, "Boleh deh mas, tapi mas Rian yang traktir ya?" pintanya seraya mengeluarkan puppy eyes andalannya.

Ekspresi Aurora sekarang sangat menggemaskan dimata Rian, rasanya ia sangat ingin mengarungi Aurora untuk dibawa pulang dan langsung mengawininya.

"Iya tenang nanti saya traktir kamu makan sepuasnya."

"Wah... beneran ya mas?" Mata Aurora berbinar-binar ketika mendengar hal-hal yang berbau gratisan.

Rian mengangguk, "Iya beneran Aurora."

"Kalau begitu nanti saya pesan makanannya yang mahal-mahal ah, biar uangnya mas Rian cepat habis," ucap Aurora tak tau diri.

Rian terkekeh geli mendengarnya, "Iya habisin aja, saya ikhlas kalau kamu yang habisin."

Padahal tadi Aurora cuma bercanda, namun Rian menanggapinya dengan serius.

"Oh ya nanti perginya pakai mobil saya aja." sambung Rian.

"Siap Mas."

Tak sengaja pandangan Rian jatuh ke arah pipi Aurora yang lebam, bekas tonjokan preman kemarin malam. Padahal Aurora sudah menutupinya dengan concealer dan foundation, namun jika dilihat dari jarak dekat memang masih bisa terlihat jelas.

"Pipi kamu kok lebam gitu, Ra?" tanya Rian.

Aurora memegang pipinya, "Ah ini, waktu bangun tidur tadi saya masih ngantuk, terus jalan dengan mata yang masih terpejam, jadi saya nggak sengaja nabrak pintu kamar mandi. Yah... nggak begitu keras sih Mas," elaknya.

"Beneran?" tanya Rian memastikan, Aurora mengangguk cepat.

"Terus pipi kamu masih sakit nggak sekarang?" Rasanya Rian ingin mengelus pipi putih nan halus itu.

"Hem sedikit sih Mas, tapi gapapa kok."

"Makanya lain kali hati-hati, kalau masih ngantuk diem duduk dulu bentar di kasur, kalau udah segeran dikit baru pergi ke kamar mandi."

"Iya Mas, makasih nasihatnya." Aurora tersenyum mendengar perhatian kecil dari Rian. Eits tapi dirinya tidak boleh baper.

"Iya sama-sama."

Rian kembali ke tempat duduknya, tapi matanya terus melirik ke arah Aurora yang tengah fokus di depan komputernya.

'Gue harus bisa dapetin lo, Aurora.' batinnya.

...----------------...

To be continued.

1
Nartik Najs
kenapa ada pelakir dih thorr😭
Nartik Najs
knp ya irsyan ngak mau langsung nembak sih Thor..🤣
Nartik Najs
nyimak dulu aja Thor👍👍
Nartik Najs
lanjut Thor nyimak dl
Rahmah Hibah
semoga rumah tangga Caca dan Aril baik-baik saja 😅😅😅
Rahmah Hibah
iihh Aril jangan gitu harusnya kamu tidur bareng biar kalian Deket gituu looh 🤭🤭🤭
Rahmah Hibah
siapa ya? apa itu Ryan orang yang mau menghancurkan masa depan Aurora dan sekaligus rekan kerja Aurora. waduuh Irsyan harus hati-hati nih jaga istri mu Syan. 😅😅😅
Rahmah Hibah
o my God Aril SMA Caca mau nikah? waaah congratulation yaa jangan lupa undangannya 🤣🤣🤣
Rahmah Hibah
setelah sekian lama menanti update bab juga .. dah lama nii aku nunggunya and finally kesabaran ku terbayar juga nunggu update novel ini
Ira Caem💋
Luar biasa
Agus Yuwono
bGus
Ranindia Putri☘️
Kutunggu karya-karyamu selanjutnya Thor🌹
Rifqi_NH
Novel recommended👍
Cantika Putri
Aurora dan Irsyan cerita paling favorit ❤️
Ita🐰
Ditunggu novel-novel selanjutnya🙏
Laela Kurnia
novelnya panjang, tapi seru💃
Laela Karunia
Novel yg slalu aku tunggu-tunggu upnya🔥
Wiwit💅
Harus dibaca sampai akhir sih ini🥰
Rozi Hakki
Novel favoritku❣️
Suharni Gumba Ibrahim
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!