Casey Copeland, wanita berusia 24 tahun yang memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan ibunya sejak ia masih kecil. Casey tidak tau mengapa ibunya membedakannya dengan kakaknya. Ibunya membenci Casey.
Casey mulai lelah dengan segala upaya yang dilakukannya hanya untuk mendapat perhatian ibunya. Casey berubah, ia tidak ingin menjadi Casey yang dulu lagi.
Casey menjebak kekasih kakaknya hingga mereka berakhir di pelaminan. Benih-benih cinta mulai tumbuh pada di antara mereka. Akankah kehidupan Casey berakhir bahagia setelah mengetahui siapa pria itu sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9: Berbeda
Dalam perjalanan menuju Luvena's Bakery, keempat manusia yang ada di dalam mobil itu hanya diam saja sejak tadi. Tidak ada yang ingin bicara. Bahkan Megan yang ingin bertanya pada Casey saja takut. Entah mengapa suasana di dalam mobil itu terasa horor. Leandra yang duduk di depan, tubuhnya seketika menjadi kaku. Untuk sekedar bergeser saja ia tidak berani. Meskipun begitu, Leandra dan Megan tampaknya tidak ingin melewatkan momen di dalam mobil. Sesekali keduanya terlihat melirik ke arah Dexter. Tatapan yang terlihat fokus ke arah jalanan, rahangnya yang tegas dan jangan lupakan raut wajah datar dan dingin itu. Ia hanya akan tersenyum pada orang-orang tertentu saja. Beruntunglah orang yang pernah mendapat senyuman dari pria itu selain kepada keluarga dan kekasihnya.
Berbeda dengan Casey yang lebih memilih melihat pemandangan di luar dari balik jendela mobil. Dan tentu saja itu membuat Dariel sedikit kesal. Sebenarnya sejak tadi ia sesekali melihat Casey dari kaca spion di depannya. Entah dorongan apa yang membuatnya melihat wanita itu.
Diam-diam ia tau jika dua wanita yang ada di dalam mobilnya meliriknya sejak tadi. Biasanya ia memang menjadi bahan perhatian para wanita. Dariel senang akan hal itu meskipun sebenarnya ia tidak tertarik dengan para wanita itu. Setidaknya ia tau jika para wanita itu mengagumi ketampanannya. Sombong sedikit tidak apalah bagi Dariel. Namun wanita di belakangnya itu sejak tadi mengalihkan tatapannya. Berbeda dengan kedua temannya.
Casey tak sengaja menatap kaca spion depan mobil Dariel, tiba-tiba tatapannya bertemu dengan Dariel yang kebetulan menatap ke arahnya. Entahlah, Casey ragu apakah pria itu sedang menatapnya atau hanya kebetulan saja. Seketika Casey mengalihkan pandangannya. Ia tidak tahan berlama-lama menatap pria dingin itu.
Drrrttt... drrrrttt....
Ponsel Dariel berbunyi. Pria itu kemudian mengambil ponselnya dari saku celananya.
Sebuah senyuman terukir di bibir pria itu. Lagi-lagi membuat Leandra dan Megan terkejut. Baru kali ini mereka melihat pria itu tersenyum. Pasti seseorang yang menghubunginya itu orang spesial.
"Hai baby... " ucap Dariel.
"hai sayang... aku hanya ingin memastikan apakah kita jadi makan di luar hari ini," ucap seorang wanita dari balik ponsel Dariel.
"Tentu saja baby, aku akan ke sana kurang lebih setengah jam lagi," balas Dariel.
"baiklah, aku menunggumu di kantorku, bye sayang."
Dariel kemudian menyimpan kembali ponselnya.
Tak lama kemudian mereka tiba di depan toko Luvena's Bakery. Ketiga sahabat itu lalu turun dari dalam mobil mewah Dariel.
"Terima ka____" belum juga Leandra menyelesaikan ucapannya, mobil Dariel sudah melesat jauh.
"Huh... untung saja tampan..." cibir Leandra.
"Aku bahkan tidak berani berbicara di dalam mobil. Aura pria itu benar-benar menakutkan. Tapi tetap saja tampan," ucap Megan.
"Kira-kira siapa wanita beruntung yang menjadi kekasih pria itu," ucap Megan penasaran. Leandra menghardikkan bahunya.
"Yang pasti cantik dan kaya," balas Leandra.
"Akhirnya aku pernah menaiki mobil mewah," ucap Megan senang. Leandra mengangguk.
"Ya ampun.. aku hampir melupakan sesuatu. Ada apa dengan lengan mu itu Casey?" tanya Leandra menatap tangan Casey yang menutupi lengannya yang tergores.
"Lenganku terluka. Tapi tidak apa-apa kok. Hanya luka sedikit saja. Sebenarnya tadi aku lama karena menolong anak panti yang terjatuh dari pohon karena ingin mengambil buah. Aku menolongnya dan kami terjatuh. Tanganku tidak sengaja bergesekan dengan kerikil," ucap Casey.
"Ya sudah.. ayo kita obati dulu," ajak Leandra. Ketiganya lalu masuk ke dalam toko.