Brian Carlos adalah seorang presiden direktur sekaligus pewaris tunggal salah satu perusahaan terbesar di suatu negara. Ia diterpa gosip miring tentang minatnya pada wanita.
Valerie, seorang wanita yang bekerja sebagai instruktur senam dengan keahlian beladiri yang mumpuni serta kehidupan penuh rahasia.
Keduanya terlibat masalah karena sebuah kesalahpahaman, hingga Brian menuntut Valerie atas kasus penganiayaan.
Demi menyelamatkan nama baiknya, Valerie menerima tawaran Brian untuk bekerja sebagai bodyguard. Namun tidak menyangka jika Brian sudah memiliki maksud lain sejak pertama kali mereka bertemu.
Akankah kisah mereka berakhir manis seperti kisah dalam novel pada umumnya?
Yuk baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berpikir Tenang
Dengan perasaan campur aduk, Valerie menarik diri dari kursi. Ia beranjak pergi namun sekretaris Theo yang berada di belakang mereka, mencegah tindakan Valerie.
"Nona, dengarkan dulu penjelasan Tuan," pintanya.
"Paman, aku tidak mengerti."
"Valerie, Cucuku." Theo menyusul Valerie dan memegang tangan cucunya dengan lembut.
"Kakek tahu kau kecewa. Maafkan Kakek. Tapi, Satu-satunya hukuman yang pantas diberikan pada manusia serahkan adalah membiarkannya bahagia dan bergelimang harta, lalu saat kau siap, kau bisa merampas kembali semua hakmu. Di saat itulah dunia manusia itu runtuh dan akan kehilangan hidupnya dalam kesengsaraan. Kau paham maksud Kakek, kan?" jelas Theo.
Api yang berkobar dalam diri Valerie perlahan mereda. Valerie seharusnya paham jika Kakeknya adalah orang yang paling baik dan bijaksana, tentu saja akan memiliki rencana yang cerdik daripada harus menjebloskan pelaku ke dalam penjara.
"Maafkan aku, Kakek," ucap Valerie lirih.
"Maaf telah merahasiakan semua ini. Kakek paham bagaimana kemarahan yang kau rasakan, tapi kini kau sudah dewasa dan paham. Itulah sebabnya Kakek mnunggu sampai kau siap, agar kau bisa berpikir sebelum bertindak."
Valerie tersenyum kecil lalu memeluk Theo. Hampir saja ia salah sangka dan salah menduga.
Wanita itu kembali meminta maaf sebelum berpisah. Mereka tidak memiliki banyak waktu bersama, karena banyak pasang mata yang akan menaruh curiga jika mengetahui seorang pendiri perusahaan besar menemui seorang wanita muda.
***
Sepulang dari pertemuannya bersama sang kakek, Valerie kembali ke rumah kosnya. Ia merenung dan duduk dengan gelisah di kamarnya.
Valerie merasa marah dan kesal, karena fakta kecelakaan yang menimpa dirinya dan kedua orang tuanya bukanlah sebuah kecelakaan biasa. Namun ia tidak bisa melakukan apapun, membalas dendam pun tidak akan menghidupkan kembali kedua orang tuanya yang telah tiada.
Valerie berpikir, mungkin apa yang dikatakan oleh kakeknya adalah kebenaran. Ia harus membalas dengan cara yang cerdik dan elegan. Pembunuh itu telah merenggut dua nyawa dan kehidupannya demi harta dan jabatan. Maka cara terbaik untuk menghukumnya adalah merampas semua keserakahan itu.
Keesokan harinya, Valerie memutuskan untuk datang ke sebuah alamat kantor yang tertera pada kertas yang ia Terima dari Brian.
Valerie merasa tidak tenang jika ia harus berurusan dengan orang asing, terlebih dengan laki-laki seperti Brian.
Saat berdiri di depan gedung kantor, terdapat sebuah iklan yang sedang ditayangkan di dinding gedung nan megah itu.
Wajah Brian yang tampan menawan itu tersorot sebagai CEO perusahaan tersebut, membuat Valerie menelan ludah.
"Lumayan juga," pikir Valerie. Ia tersenyum tipis, wajah tampan Brian memang begitu mempesona, sayangnya sikap laki-laki itu membuat Valerie kesal hingga hilang selera.
Saat masuk ke dalam gedung kantor, terlihat lalu lalang orang yang sibuk bekerja sambil membawa tas jinjing serta dokumen di pelukan mereka.
Valerie melihat-lihat, lalu seorang security datang menemuinya dengan tujuan bertanya apa yang sedang Valerie lakukan di jam kerja seperti ini.
"Ah, saya hendak bertemu Brian Carlos. Dia menyuruh saya datang," ujar Valerie.
"Tuan Brian?" Security kembali mempertegas untuk memastikan bahwa yang wanita itu cari adalah pimpinan perusahaan.
"Ya, Brian Carlos. Wajahnya terpampang di iklan yang ada di atas gedung," jelas Valerie.
"Boleh saya tahu nama anda, Nona?"
"Valerie, katakan jika aku ingin bertemu pagi ini."
Security tersebut mengangguk paham, lalu mendatangi resepsionis untuk menanyakan kesediaan Brian menemui Valerie.
🖤🖤🖤