Akan aku buat suamiku mencintai ku, Begitu bathin Aisyah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Mengejar Cinta Istri
Lama keheningan tercipta dalam ruangan itu,
"Aku tahu ... perceraian adalah hal yang paling tidak di sukai oleh Allah, hanya saja, aku tidak bisa membiarkan suamiku selalu berada dalam langkah yang salah, kita sudah dua bulan memberi kesempatan pada diri kita sendiri untuk mempertahankan pernikahan ini, hanya saja, hati mas sudah tidak bisa aku buka, mas sudah mengunci pintu dengan erat, karena mas sudah ada orang yang mengisi hatinya mas,"
"Aisyah kau salah faham ... aku dan Naura tidak ada hubungan seperti itu, aku dan dia murni hanya sahabat"Ucap Aditya
"Sahabat ... aku juga punya sahabat, tapi tidak begitu dekat seperti persahabatan mas dan dokter Naura, apalagi ... saat kita sudah punya pasangan, maka dari itu mas, urus perceraian kita secepatnya, mas tidak usah khawatir, aku tidak akan membiarkan ibu menyalahkan mas dalam hal ini,"
lama tercipta keheningan kembali
"Baiklah... kalau begitu aku pamit dulu ya mas, jangan terlalu lelah, assalamualaikum"Ucap Aisyah seraya mengambil tangan suaminya dan mencium punggung tangan itu, dengan bibir tersenyum Aisyah keluar dari ruang Aditya, namun tidak dengan hatinya, ia sangat terluka, Aditya yang masih tercengang dengan setiap kalimat yang Aisyah ucapkan kini tersadar saat bayangan Aisyah pun tidak ia lihat,
"Ahh ... sial ... kenapa jadi begini, "ucap Aditya seraya menarik rambutnya kesal
"Bukan kah ini yang aku inginkan, terbebas dari pernikahan yang selama ini tidak ku inginkan, tapi kenapa saat Aisyah sendiri yang meminta cerai aku malah tidak senang, apa karena ego ku atau mungkin hatiku sudah menerima Aisyah?"
*****
"Aisyah ..."ucap sang ayah mertua
"Iya yah ... ada yang bisa Aisyah bantu"
"Sini nak ... duduklah bersama ayah, semenjak kau jadi menantu disini, kita belum pernah berbincang berdua kan ...?" ucap sang ayah seraya menepuk sofa yang ada di sampingnya,
dengan sopan Aisyah duduk di samping mertuanya namun masih ada jarak di antara mereka,
"Ayah tahu ... bathin mu terluka, terima kasih karena telah bertahan hingga kakek sembuh seperti ini, ini salah ayah karena tidak bisa mendidik Aditya dengan benar, "
"Maksud ayah ...?"
"Ayah sudah tahu masalah antara kau dan Aditya, Wanita itu dulu nya sahabat Aditya, Namun mereka tidak sedekat sekarang, mungkin benar katamu, kalau ternyata dalam hati Aditya sudah ada wanita itu, kau meminta cerai dari Aditya, Ayah tidak bisa melarang mu, hanya saja ayah berharap kau bisa mempertimbangkan dan mempertahankan pernikahan mu ini"
"yah ... maafkan Aisyah, mempertimbangkan dan mempertahankan sudah Aisyah lakukan yah, mungkin perceraian itu akan menyakiti banyak orang hanya saja, Aisyah tidak ingin semakin melukai perasaan mas Aditya, dia juga berhak bahagia yah, dan kebahagiaan mas Aditya bukanlah bersama Aisyah, tapi bersama dokter Naura"
*****
Hari telah berlalu, membuat Aisyah dan Aditya semakin jaga jarak.
"Rosa ... sudah lama kita tidak makan di luar seperti ini" ucap Martha seraya melihat sekeliling
"Benar .... Hem kau masih memikirkan foto itu...?"
"Foto-foto itu sangat menggangu ku Rosa ... atau itu hanyalah isu semata, aku belum menemukan jawaban nya, Menurutmu apakah Aditya akan melakukan hal semacam itu ?"
"Tidak ... aku mengenal Aditya sejak kecil, mungkin dia keras kepala, tapi hatinya baik, itu hanya isu dari group rumah sakit, kita sudah tahu sejak lama kalau Naura Aditya dan juga Ramdhan adalah teman baik, mungkin saja itu hanya kedekatan pertemanan mereka"ucap Rosa seraya mengulas senyum,
"Kau benar, Aku tidak tahu jika ..."
Perkataan Martha terhenti saat ia menangkap dua sosok manusia yang bergandengan tangan , mata Martha mengikuti ke arah kemana mereka duduk, kemarahannya memuncak, tangannya mengepal saat melihat tawa mereka berdua, meski jarak mereka jauh, dia tidak mungkin salah mengenal seseorang, apalagi itu adalah anaknya sendiri, Saat pelayan datang dengan beberapa makanan, Martha berdiri dengan segelas jus di tangannya, Rosa terkejut saat Martha pergi meninggalkan nya, sama dengan Martha, Rosa juga ikut terkejut melihat kedekatan dua sosok yang kini ia lihat, tanpa di sadari Martha sudah berada di dekat meja mereka, benar saja, dengan amarahnya Martha langsung menyiram wajah wanita yang sedang memegang tangan anaknya dengan jus yang ada di tangannya, semua mata tertuju pada arah mereka saat jeritan Naura terdengar
"Aaaaaa ..., apa-apaan kau ... apakah kau gila...!" ucap Naura dengan membentak orang yang telah menyiram wajahnya, sontak Aditya berdiri saat tahu siapa orang itu
"ibu ..."ucap Aditya lemas
PLAK....
Sebuah tamparan melayang di pipi Aditya,
"Ibu ... aku bisa jelaskan ..."
PLAK....
Tamparan lagi melayang di pipi sebelah Aditya,
Naura yang melihat itu, dengan segera mendekati Martha
"Tante .."ucap Naura seraya memegang tangan Martha, namun lagi dan lagi, Martha kini mendarat kan tamparan nya ke wajah cantik Naura,
"Tante ... kenapa Tante main tampar, kenapa tidak mendengar penjelasan dari kami dulu" teriak Naura,
"Penjelasan apa yang kau berikan, kau sudah puas, puas telah jalan dengan suami orang, Hei ... Dokter Naura yang terhormat, kau wanita juga kan ... kau masih punya hati apa tidak! anakku sudah punya istri ..."teriak Martha
"Tapi Aditya tidak mencintai istrinya Tante ... seharusnya anda sebagai ibu mengerti akan hal itu" lawan Naura,
"Cukup ... cukup Naura ... kau jangan berteriak di hadapan ibuku" bentak Aditya terhadap Naura,
"Adityab... ini kah wanita yang kau bilang baik ... berbudi pekerti, sopan santun ... dan berpendidikan tinggi, apakah ini sosok yang kau nilai sempurna hanya karena dia seorang dokter, Aditya ... ibu kecewa dengan kamu ... urus perceraian mu dengan Aisyah secepat nya, dan kau ... tinggalkan rumah jangan kembali lagi kerumah, tetaplah di sini bersama wanita murahan mu ini" ucap Martha yang lalu melangkah pergi, namun bukan Naura namanya jika ia tidak melawan
"Siapa yang Tante sebut wanita murahan ... aku ... aku jauh lebih baik di bandingkan menantu yang kau berikan pada Aditya, seharusnya kau memberikan dukungan pada anakmu tapi apa yang kau lakukan, kau malah menjerumuskan anakmu kedalam dekapan wanita seperti ... "
PLAK....
Sebelum Naura melanjutkan perkataannya, sebuah tangan telah memberi nya tamparan
"a?nda bisa menghina ku tapi jangan berkata kasar terhadap ibuku, mas Aditya...Talak aku sekarang juga ..." ucap Aisyah dengan air mata yang bercucuran,
Martha yang tidak tahu kedatangan menantunya langsung menghampiri menantunya dan merangkul nya, memberi nya kekuatan,
"Urus perceraian nya dan jangan kembali, semua fasilitas yang kau bawa dari rumah kau kembalikan pada kami, dan tinggallah bersama ****** mu ini, ibu sudah tidak punya anak seperti dirimu lagi, dan ... mulai hari ini hubungan anak dan ibu di antara kita sudah tidak ada," ucap martha seraya membawa Aisyah pergi,
Aditya yang sedari tadi hanya mematung seperti mayat kini telah terduduk lemas di kursi nya, apa ini mimpi ... jika mimpi maka bangunkan aku