cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya karangan dari Author, apabila ada.kesamaan nama.dan tempat Author minta maaf. Alkisah ada seorang pemuda bernama naga lahir dari seorang ayah bernama Robert dan Ibu bernama Julia, Robert sendiri adalah seorang pengusaha suskses yang mempunyai berbagai bisnis yang berada di beberapa negara, baik Asia maupun Eropa. Dengan status sebagai anak orang kaya dan sekaligus pewaris tunggal Naga adalah anak yang sombong dan angkuh, jika Ia menginginkan sesuatu maka sesuatu itu harus bisa menjadi miliknya apapun cara nya. namun lama kelamaan kesombongan dan keangkuhan Naga mulai luntur karena satu sosok wanita yang mempunyai paras yang cantik bernama Jelita.Jelita sendiri adalah anak sulung dari 2 bersaudara pasangan dari seorang petani bernama pak Karyo dan bu ambar namun karena tekad dan keinginannya untuk membanggakan keluarga ini lah yang membuat Naga jatuh cinta kepada Jelita dan perlahan-lahan berubah menjadi orang yang jauh lebih baik lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MUSIKA: SENANDUNG CINTA CRAZY RICH DI TEPI SUNGAI MUSI
Mentari pagi membangunkan Naga. Di sampingnya, Jelita masih tertidur, Musika lelap di antara mereka. Naga tersenyum, mengelus pipi Musika lembut.
"Selamat pagi, jagoan Papa," bisiknya.
Musika membalas dengan tatapan polos. Naga mencium keningnya, lalu menyapa Jelita yang mulai menggeliat.
"Selamat pagi, Sayang," sapa Naga dengan suara lembut.
Jelita tersenyum, lalu mengulurkan tangannya untuk meraih Naga. "Selamat pagi," balasnya dengan suara serak.
"Bagaimana tidurmu?" tanya Naga sambil menggenggam tangan Jelita.
"Lumayan. Tapi Musika sering terbangun tadi malam," jawab Jelita sambil menguap.
"Aku tahu. Maaf ya, Sayang. Aku akan bantu jaga malam ini," kata Naga dengan nada menyesal.
"Tidak apa-apa, Naga. Ini kan tugas kita berdua," balas Jelita sambil tersenyum. Ia meregangkan tubuhnya, lalu menatap Naga dengan tatapan penuh cinta. "Terima kasih sudah selalu ada untukku dan Musika."
Naga membalas tatapan Jelita dengan senyuman hangat. "Aku akan selalu ada untuk kalian berdua. Kalian adalah hidupku," ujarnya dengan tulus. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Jelita, lalu mencium bibirnya dengan lembut.
Setelah bangun, Naga dan Jelita mulai beraktivitas seperti biasa. Naga menyiapkan sarapan dengan telaten, membuatkan roti panggang dengan selai stroberi kesukaan Jelita. Sementara itu, Jelita mengganti popok Musika dengan hati-hati, membersihkan tubuhnya dengan kapas lembut, dan memakaikannya baju yang bersih dan nyaman.
"Naga, tolong bantu aku posisikan Musika untuk menyusu ya," pinta Jelita sambil menggendong Musika.
"Siap, Sayang!" jawab Naga sambil tersenyum. Ia mengambil bantal menyusui dan membantu Jelita mencari posisi yang nyaman. Ia memastikan Jelita duduk dengan tegak dan santai, agar proses menyusui berjalan lancar.
Jelita mendekatkan Musika ke payudaranya. Musika menyusu dengan lahap. Jelita menatapnya penuh kasih, bersyukur bisa memberikan ASI.
"Kamu hebat, Sayang," bisik Naga, mengelus rambut Jelita. "Aku bangga padamu."
Jelita tersenyum, termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi Musika.
Selesai menyusu, Musika rewel dan menangis. Naga dan Jelita panik, mencoba menenangkan dengan berbagai cara.
"Kenapa dia nangis terus?" tanya Naga khawatir, menggendong dan mengayunkan Musika.
"Mungkin sakit perut," jawab Jelita cemas, memijat perut Musika.
Mereka terus berusaha, namun Musika tetap menangis.
Tiba-tiba, Ibu Julia datang, tersenyum melihat kebingungan mereka.
"Sini, biar Oma bantu," kata Ibu Julia, mengambil Musika. Ia menimang-nimang dan bernyanyi lembut. Ajaibnya, Musika tenang dan tersenyum.
Naga dan Jelita terkejut.
"Wah, Oma hebat!" puji Naga kagum.
"Iya, Oma jagoan!" timpal Jelita lega.
Ibu Julia tertawa. "Pengalaman, Nak. Dulu Naga juga rewel," ujarnya, menyerahkan Musika kembali.
Naga dan Jelita bersyukur memiliki Ibu Julia, belajar banyak tentang menjadi orang tua.
Malam harinya, setelah Musika tertidur, Naga mengajak Jelita ke teras, menikmati Sungai Musi yang tenang.
"Sayang, terima kasih sudah jadi ibu hebat," kata Naga, menggenggam tangan Jelita, menatapnya penuh cinta.
"Sama-sama, Naga. Terima kasih sudah jadi ayah hebat," balas Jelita, membalas genggamannya, merasa bahagia memiliki Naga.
"Aku sangat mencintai kalian," bisik Naga, mencium Jelita mesra.
"Aku juga sangat mencintaimu," balas Jelita, memeluk Naga erat.
Mereka berpelukan, menikmati kebersamaan. Hidup mereka berubah sejak ada Musika, namun mereka merasa semakin bahagia dan lengkap.
Di bawah langit Palembang, Naga dan Jelita berjanji akan selalu saling mencintai dan mendukung, menjadi orang tua terbaik untuk Musika. Karena bagi mereka, Musika adalah senandung cinta di tepi Sungai Musi, melodi indah yang menemani hidup mereka selamanya.
KEPADA PARA PEMBACA SETIA YANG TERHORMAT DAN AUTHOR CINTAI SERTA SAYANGI, DENGAN TIDAK MENGURANGI RASA HORMAT AUTHOR KEPADA KALIAN SEMUA, AUTHOR MEMINTA DENGAN SANGAT KEPADA KALIAN SEMUA UNTUK MEMBERIKA LIKE DISETIAO BAB NYA DAN BERKENAN UNTUK MEMBERIKAN HADIAH KEPADA AUTHOR AGAR AUTHOR LEBIH SEMANGAT LAGI DALAM MENULIS ATAU MEMBUAT CERITA DI SETIAP BAB NYA.
TERIMA KASIH. 🙏🙏🙏🙏