"Kenapa kamu menikahi ku?" Wanita itu menatap nanar.
"Karena kamu adalah wanita yang tidak di inginkan!" tegasnya tanpa perasaan.
Bercerita sebuah kisah Alexsa Bethrix, seorang wanita yang pernah menjadi seorang ibu.
Anak kedua dari seorang seorang Marquess, istri kedua yang tidak di cintai oleh Marquess. Ibunya pun telah meninggalkannya dan dia menjalani hidup penuh luka. Hingga di jodohkan dengan seorang Duke demi kepentingan politik.
Suatu hari dia menerima kenyataan pahit dalam hidupnya, setelah satu hari pernikahannya, dia di kejutkan oleh Duke Vixtor Alendrix yang membawa seorang wanita dan seorang anak.
Alexsa pun menerima kenyataan itu, ia rela mempertahankan pernikahannya. Hingga suatu hari, perasaannya tidak bisa lagi bertahan dan membuatnya kehilangan kesadaran, saat membuka matanya Alexsa berubah menjadi sosok yang tidak di kenal oleh siapa pun. Dia berubah menjadi wanita yang kuat setelah sebuah misteri terungkap dan berkata "Aku tidak akan mengemis sebuah cinta"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesakitan
"Sudah, jangan di pikirkan masalah Kakak. Mungkin Kakak mengatakan seperti itu karena banyak pikiran," ujar Ayne. Ia selalu mengatakan hal lembut agar ayahnya percaya padanya.
"Kamu memiliki hati yang lembut, Nona," ujar Ellena seraya memperhatikan putrinya."
"Sudahlah, sebaiknya kita membahas bisnis kita saja." Duke Vixtor menengah. Hatinya merasa resah dan mengusir pikiran kalutnya itu.
"Benar, ayo."
Ke empat orang itu pun berkumpul di halaman samping sambil menyicipi teh dan hidangan lainnya.
Sedangkan Duchess Alexsa. Dia menyambar bunga mawar di dekat jendelanya. Memegang tangkai bunga mawar itu dengan erat. Hingga darah kental itu keluar dari tangannya. "Nyonya! lepaskan bunga itu." Pelayan Anne sangat panik, ia takut amanah sang majikan membuat majikan mudanya mengalami sesuatu.
"Aku tidak peduli! aku membenci mereka sampai ujung nyawa pun, aku tidak akan pernah memaafkan mereka." Duchess Alexsa semakin tenggelam dalam kemarahannya. Namun beberapa detik kemudian. Ia merasakan tangannya berdenyut dan nyeri. Duchess Alexsa mengamati tangan kanannya itu.. "Aaaa....."
"Nyonya kenapa?" Pelayan Anne melihat tangan majikannya mengeluarkan semakin banyak darah.
"Aa.. Sakit." Seluruh tubuhnya terasa terbakar, sakit dan panas di iringi keringat dingin di dahinya.. "Sakit Anne!"
"Apa yang harus aku lakukan? aku harus memanggilkan Dokter." Pelayan Anne berlari kencang. Dia menyuruh kereta kediaman Duke untuk mengantarkannya ke Ibu Kota.
Duchess Alexsa berguling di lantai marmer itu, ingin sekali dia membuka pakaiannya. "Kenapa bisa sakit seperti ini?"
Duchess Alexsa berdiri, tangan kirinya pergelangan tangannya yang terasa menarik nyawanya itu. "Sebenarnya apa yang terjadi pada pemilik tubuh ini? sial! aku harus menanggungnya." Di tengah-tengah kesakitannya, ia menggerutu pada kehidupan keduanya itu. Sesaat kemudian, ia merasakan tubuhnya tak berdaya dan jatuh ke lantai.
Peluh keringat membasahi wajahnya. Tubuhnya seakan lemah tanpa urat dan tulang, sangat lemas. Bahkan menggerakkan tubuhnya saja, ia tak mampu. "Emmm."
brak
Pintu itu terbuka dengan kasar, pelayan Anne berteriak terkejut. Dia memapah Duchess Alexsa ke atas ranjang. "Nyonya! Nyonya baik-baik saja."
Duchess Alexsa diam, bibirnya yang pucat terasa tak mampu ia gerakkan. "Dokter, cepat periksa Nyonya!" pelayan Anne menangis, ia takut di tinggal pergi oleh sang Nyonya..
Sang Dokter pun memeriksa Duchess Alexsa. Kemudian mengobati luka di tangannya. "Bagaimana keadaanya Dokter?"
"Apa Duchess Alexsa salah makan? Tubuhnya keracunan dan ini efek dari racun di tubuhnya."
"Dokter jika di tanya, jangan katakan apapun, bilang saja aku tidak enak badan. Aku tidak mau membuat mereka khawatir."
"Baik Duchess, untuk obatnya. Pelayan Anne sebaiknya ikut dengan ku. Ada beberapa ramuan yang bisa menghilangkan racun itu."
"Baik Dokter, aku akan mengikuti anda."
Pelayan Anne keluar bersama sang Dokter, sebelumnya, ia meminta ijin pada Duchess Alexsa yang di balas anggukan kecil.
"Keracunan." Duchess Alexsa memejamkan matanya. Tubuhnya sangat lelah. Namun beberapa saat kemudian, kedua matanya sangat sakit. Ia berteriak kesakitan, tangannya meraba di atas nakas. Mencari air, lalu menyiramkannya ke wajahnya dan mengucek matanya.
"Sakit! ini sangat sakit."
Setelah mengerang kesakitan seorang diri, akhirnya, matanya bisa kembali terbuka. Mengkedipkan kedua bola matanya, hingga ia merasa aneh. Kedua matanya melihat sangat jelas. Bahkan samar-samar ia melihat sesuatu. Duchess Alexsa mengucek kedua matanya, kemudian melihat lagi dengan jelas. Ia mengedarkan pandangannya. Kedua matanya melihat keluar kamarnya. Kedua pelayan berjalan di depan kamarnya, bayangan putih itu menjelaskan sesuatu yang tembus pandang.
lahir dan lgsg di culik diganti dengan yg sdh meninggal atau aleksa di bohongi
wkwkwk /Facepalm/