Ayuna begitu shock ketika melihat video suami yang begitu di cintai-nya sedang bermesraan dengan wanita lain. akankah Ayuna tahu siapa wanita itu? dan apakah yang akan dia lakukan?
Yukkk bagi yang penasaran, baca cerbung ini sampai selesai, insya Allah menghibur dan tersemat pelajaran di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 01Khaira Lubna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sahabat kecil Arya
Pov Ayuna
Setelah selesai menjalankan ibadah sholat Maghrib, tante Ratna mengajak aku untuk duduk di taman depan, sambil menunggu waktu isya datang.
rumah ini begitu mewah, dengan fasilitas nya yang lengkap.
Kata tante Ratna ada suatu hal yang ingin dia bicarakan dengan aku. Sedangkan pak Arya dia masih betah duduk di tempat semula, dia sedang bertilawah, bacaan Alquran nya sungguh indah, sangat merdu. Aku tidak pernah menyangka di balik sikap dingin dan sombong nya itu ternyata dia adalah orang yang taat beribadah.
"Maafkan aku ya allah, karena selama ini aku sudah menilai seseorang hanya dari luar nya saja. Orang yang aku anggap baik ternyata diam-diam menyakiti aku dan orang yang seperti tak pernah peduli ternyata saat ini dia yang banyak membantuku." Batinku.
Tante Ratna juga sangat baik, aku melihat ada ketulusan di matanya, dia sama seperti ibu. Pak Arya beruntung sekali bisa memiliki orang tua sebaik dia.
-----------------------
"Ayuna ... Begini, Tante mau kamu jujur! Apa benar kamu sudah menikah?" Tanya tante Ratna memulai percakapan dengan tatapan menusuk ke arah ku.
"Benar, tan" jawabku jujur.
"Tante mau tanya lagi, apa kamu sudah memberi tahu suami kamu kalau kamu lagi berada disini?"
"T-idak tan" aku menjawab dengan menunduk.
"Ayuna, seharusnya sebagai seorang istri yang baik, kita harus ingat akan kewajiban kita. Kamu punya tanggung jawab Ayuna. Melayani suami kamu dengan sabaik mungkin! Tante mau kamu hubungi suami kamu sekarang juga, suruh dia jemput kamu disini!'' Tante Ratna bicara dengan tegas, aku tidak tahu harus jawab apa. Apa aku bilang saja yang sebenarnya.
"M-maaf Tante, aku tidak bisa melakukan itu"
"Kenapa Ayuna? Mana ponselmu, biar Tante saja yang berbicara sama suami kamu" Tante Ratna bicara dengan lebih tegas lagi! Aku semakin takut, sebenarnya aku tidak mau menceritakan aib rumah tanggaku kepada siapapun, tapi mau bagaimana lagi, aku sudah terdesak. Sepertinya tante Ratna benar-benar orang yang baik, lebih baik aku ceritakan saja semuanya sama dia, siapa tahu Tante Ratna bisa memberikan masukan yang baik untukku.
"T-ante ... sebenarnya saat ini rumah tangga aku sedang tidak baik-baik saja, aku sudah tidak bisa lagi mempertahankan nya, melanjutkan pernikahan kami Tante. Hiks ... Hiks ... hiks ..! Aku akan segera mengurus perceraian kami secepat mungkin ke pengadilan Tante." Jelasku dengan air mata yang sudah berderai, hatiku masih terasa begitu sakit bila mengingat pengkhianatan yang di lakukan oleh adik dan suamiku sendiri.
"Kenapa Ayuna? Bukankah setiap rumah tangga mempunyai cobaannya masing-masing" sahut tante Ratna.
"Aku tahu tante, aku tahu! Tapi, yang aku alami ini berbeda. Suamiku sudah tidur bersama adik aku sendiri tan, mereka mengkhianati aku. Kalau untuk urusan yang satu ini aku tidak akan pernah bisa memaafkannya tan" ujarku sambil menunduk, aku tidak mampu menatap tante Ratna.
"Apa kamu punya buktinya, Ayuna?"
"Aku pernah melihat dengan mata ku sendiri tante, saat mereka sedang bergumul mesra di atas ranjang dan aku juga punya vidio nya."
"Mana vidionya, sini tante mau lihat Ayuna!"
"Baiklah, tunggu sebentar tan, aku mau ambil ponselku didalam dulu" aku berkata kemudian berlalu, sedangkan tante Ratna masih duduk ditempat semula menunggu aku.
Saat aku masuk, aku masih mendengar suara tilawah pak Arya, entah mengapa sudut hati ku sedikit bergetar mendengar suaranya, aku tidak boleh mikir yang aneh-aneh, ingat status ku masih istri orang.
Saat sudah sampai di kamar, aku menemukan ponsel milikku, aku mengaktifkannya, setelah seharian ini aku mati kan. Aku tidak mau mas Yudha menghubungiku, setelah ini sepertinya aku harus ganti nomer. Lihat ini apa yang aku bilang barusan, baru saja aku aktifkan ponselku, sudah begitu banyak nomer baru yang menghubungi! Aku yakin, itu pasti mas Yudha.
Aku berjalan keluar menemui tante Ratna.
"Maaf tante, kalau lama menunggu" aku bicara sama tante Ratna, saat dia sedang melahap beberapa cemilan.
"Nggak apa-apa Ayuna"
"Ini tante" aku menyerahkan ponselku.
Tante Ratna kemudian memutar vidio yang berdurasi setengah jam itu, dia kelihatan sedikit kaget.
"Ini sayang" tante Ratna berkata sambil menyerahkan ponselku kembali.
"Tante bisa bantu kamu mengurus perceraian kamu dengan cepat, tante punya kenalan yang cukup dekat dipengadilan dan tante juga akan mencarikan kamu pengecara yang terbaik." Tante Ratna bicara begitu santai, aku cukup kagum melihat cara tante Ratna menyikapi suatu masalah.
"Tante serius?"
"Iya Ayuna, pokoknya kamu tenang saja ya, kamu bisa beraktivitas seperti biasa. Kamu cukup memberikan bukti-bukti ini saja agar perceraian nya cepat selesai." Tante Ratna berkata dengan begitu lembut, aku memeluknya, mengucapkan ribuan terimakasih atas kebaikannya terhadap ku.
"Makasih ya tan, walaupun kita baru kenal, tapi tante sudah begitu baik terhadap aku. Hiks ... hiks ... hiks ...!" Aku menangis didekapan Tante Ratna, rasanya begitu menenangkan.
"Iya sama-sama sayang, kamu wanita yang kuat. Tante tidak bisa membayangkan, andai ini terjadi sama tante, mungkin para pengkhianatan itu sudah tante lenyapkan dari muka bumi ini. Tante nggak nyangka, ada ya, orang yang seperti mereka. Yang begitu tega mengkhianati wanita sebaik kamu" ucap Ratna sambil mengelus punggung ku.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Pagi datang, aku bangun dengan tubuh yang lebih segar hari ini. Setelah selesai mandi dan berwudhu, aku berjalan kemushola yang terdapat dirumah ini. Saat aku sudah sampai ternyata masih sepi, belum ada siapa-siapa. Aku kembali keluar berniat untuk memanggil tante Ratna. Tapi tiba-tiba tubuhku seperti menabrak sesuatu, aku melihat keatas.
Pak Arya? Ternyata aku menabrak pak Arya. Mata kami sempat bertemu beberapa detik. Tatapan nya sungguh membuat jantungku ingin copot.
Pak Arya kelihatan sangat berbeda, dia kelihatan begitu sempurna dengan tubuh tinggi atletis, rambut yang tertutup rapi oleh peci serta hidungnya begitu mancung dengan rahang yang ditumbuhi sedikit bulu-bulu halus. Ya allah sungguh sempurna ciptaan mu.
Tiba-tiba...
"Ehmm ... Euhmmmm ...! Sabar dulu, sudah ayo buruan sholat, ntar keburu mataharinya keluar" celetuk Tante Ratna datang diikuti beberapa pekerja yang ada dirumah ini.
Pak Arya kemudian berlalu keluar lagi, tadi aku sempat melihat muka pak Arya yang memerah.
"Mau kemana kamu, Arya?" Tanya tante Ratna.
"Berwudhu ma" jawab pak Arya.
"Kamu juga mau berwudhu Ayuna? Tante Ratna kemudian bertanya kepadaku.
"E-eehh iya tante" jawabku gugup.
"duhh, kenapa aku jadi grogi begini." Batinku berlalu.
🌺🌺🌺🌺🌺
"Ayo Ayuna kamu makan yang banyak, jangan sungkan, anggap saja rumah sendiri" tante Ratna berbicara saat kami lagi berada dimeja makan.
"Iya tante, makasih tante" jawabku.
"Bik, tolong ambilin ayam kecap nya" pak Arya berkata kepada bik Sulas sambil menunjuk ayam kecap yang ada didekat ku.
"Ayuna ... itu tolong kamu ambilin ayam nya buat Arya" tante Ratna berkata dengan lembut.
"Baik tante" aku kemudian berdiri mengambil sepotong Ayam kecap kemudian memasukinya kedalam piring milik pak Arya.
Kemudian seseorang datang dengan tiba-tiba.
"Tante ... Sisil kangen sekali sama tante" ucap seorang wanita cantik datang menghampiri tante Ratna, dia begitu cantik dengan rambut hitam sebahu dan memakai dress yang cukup mewah.
"Ya ampun sisil ... tante juga kangen, kamu apa kabarnya?" Sahut tante Ratna ramah.
"Baik tante, Sisil dapat kabar dari mama, kata mama, tante pulang ke indonesia, makanya Sisil kesini buat ketemu sama tante, ini ada oleh-oleh buat tante.'' Sisil berkata sambil sesekali matanya menatap ke arah pak Arya, sedang yang ditatap malah fokus dengan makanannya.
"Kamu sudah sarapan belum? ayo duduk, kita sarapan sama-sama" tawar tante Ratna, tante Ratna berkata begitu ramah kepada wanita yang bernama Sisil.
"Aku sudah tante ... ehhh ini siapa tan?" Sisil bertanya sambil menunjuk ke arah aku, dengan tatapan sinis.
"Ohhh perkenalkan namanya Ayuna, sekretarisnya Arya dikantor" jawab tante Ratna.
"Tapi kenapa dia ada disini tante?" Sahut Sisil lagi begitu jutek.
Tinggg ... Tengggg ...
pak Arya meletakkan sendoknya dengan sedikit kasar, hingga mengeluarkan suara yang membuat kami kaget.
"Arya!" Sapa tante Ratn.
"Aku ke kantor dulu ma, Ayuna kamu istirahat saja dulu hari ini di rumah ya" ujar pak Arya, mengelus pucuk kepala ku. Aku kaget di buatnya.
"Dan Sisil, ternyata kamu masih sama seperti dulu, masih suka banyak bicara" ucap pak Arya. Setelah mengatakan itu pak Arya mencubit kecil hidung Sisil, dan berlalu keluar.
"Aryaaa ... Iihhhh kamu, awas saja, aku balas nanti" sahut Sisil manja dengan muka cemberut dan memegang hidung nya.
"Ayuna ... Kamu perkenalkan ini Sisil, sahabat Arya waktu masih kecil hingga sampai saat ini" Tante Ratna berkata memperkenalkan Sisil, aku tersenyum ramah kepadanya, tapi, dia tidak membalas, dia mengabaikan aku.
sebejad2 nya laki2 pasti cari istri yg bener.