NovelToon NovelToon
Tergoda Tunangan Sahabat

Tergoda Tunangan Sahabat

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nunna Zhy

"Gue tahu gue salah," lanjut Ares, suaranya dipenuhi penyesalan. "Gue nggak seharusnya mengkhianati Zahra... Tapi, Han, gue juga nggak bisa bohong."

Hana menggigit bibirnya, enggan menatap Ares. "Lo sadar ini salah, kan? Kita nggak bisa kayak gini."

Ares menghela napas panjang, keningnya bertumpu di bahu Hana. "Gue tahu. Tapi jujur, gue nggak bisa... Gue nggak bisa sedetik pun nggak khawatir sama lo."

****

Hana Priscilia yang mendedikasikan hidupnya untuk mencari pembunuh kekasihnya, malah terjebak oleh pesona dari polisi tampan—Ares yang kebetulan adalah tunangan sahabatnya sendiri.

Apakah Hana akan melanjutkan balas dendamnya, atau malah menjadi perusak hubungan pertunangan Zahra dan Ares?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nunna Zhy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Lampu motor Sammy menyapu jalanan yang gelap, hingga akhirnya berhenti tepat di depan gerbang rumah Hana. Mesin motor yang meraung pelan segera mati, meninggalkan keheningan malam yang hanya ditemani suara jangkrik. Hana turun perlahan, melepas helm yang sedikit membuat rambutnya berantakan.

Namun matanya langsung terpaku pada sebuah mobil hitam yang terparkir di depan rumahnya. Mobil yang terlalu familiar untuk tidak dikenali.

“Ares?” gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri.

Sammy yang masih duduk di atas motor juga memandang mobil itu dengan alis berkerut. “Siapa?”

“Tunangan sahabat gue.”

“Mau ngapain dia malam-malam gini? Lo mau gue temenin?”

“Nggak perlu, gue bisa urus sendiri.”

“Kalau gitu gue cabut dulu. Hati-hati, Han.”

Hana mengangguk, lalu menatap Sammy yang berbalik arah dan melaju pergi, meninggalkan debu tipis di jalanan.

***

Hana melangkah perlahan menuju gerbang, pikirannya dipenuhi beragam pertanyaan. Apa yang Ares lakukan di sini? Dan kenapa malam-malam begini?

Saat ia membuka pintu pagar, Ares turun dari mobilnya, seperti sudah menunggu sejak lama. Wajahnya yang biasanya terlihat santai kini tampak serius, dengan kerutan halus di dahinya.

“Hana,” panggilnya pelan.

“Kenapa lo ada di sini?”

Ares mendekat, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku jaketnya. “Gue udah hubungin lo beberapa kali, tapi lo nggak jawab. Gue khawatir.”

“Nggak perlu repot-repot urusin gue,” ucap Hana dingin.

“Lo sakit—”

"Gue bisa jaga diri gue sendiri! Lo nggak usah lebay deh."

Tangan Ares sudah terulur untuk mengecek suhu tubuh Hana, namun gadis itu bergegas mundur, sehingga Ares kembali menarik tangannya.

“Lo baru sembuh, dan sekarang lo malah keluyuran malam-malam. Lo tahu itu bahaya, kan?”

“Lo tuh siapa, sampai harus ngatur hidup gue? Lo punya tunangan, Ares. Urus dia aja, jangan sibuk ngurusin gue!” ucap Hana ketus, lalu merotasikan tubuhnya, ingin pergi dari hadapan Ares, namun lengannya dicekal.

“Gue peduli sama lo, Hana. Gue nggak bisa diam aja tahu lo kayak gini.”

“PEDULI? LO PEDULI SAMA GUE?" Hana terkekeh, "LO KIRA GUE BOCIL APA? GUE BISA URUS DIRI GUE SENDIRI TANPA PERLU BANTUAN LO. DAN SATU LAGI, KITA NGGAK PUNYA HUBUNGAN APA-APA, LO TUNANGAN SAHABAT GUE, JADI GUE MINTA LO PAHAM POSISI LO SEKARANG!”

Ares menatap Hana lama, seolah mencoba mencari celah di balik sikap dinginnya. Tapi akhirnya ia melepaskan genggaman tangannya, menyerah pada tembok yang Hana bangun di antara mereka.

“Oke,” katanya pelan. “Kalau itu yang lo mau.”

Tanpa menunggu jawaban, Ares berbalik menuju mobilnya. Hana berdiri di sana, memandang punggungnya yang menjauh, berusaha keras menahan rasa bersalah yang tiba-tiba menghantam dadanya.

Namun ia menolak untuk memanggil Ares kembali. Karena jika ia melakukannya, ia tahu bahwa ia mungkin tidak akan pernah bisa membiarkan pria itu pergi lagi.

"Ya, gue harus tegas! Diantara wanita dan laki-laki tidak ada hubungan sedekat ini."

"Ini benar, ini harus gue lakuin. Kalau nggak, semuanya bakal jadi lebih rumit,” imbuhnya, seolah kata-kata itu bisa menghapus bayangan Ares yang masih melekat di pikirannya.

***

Fokus Hana kini adalah mendekati ketua Red Dragon sekarang—Aaron Wijaya.

Gadis cantik itu berdiri di depan cermin kamarnya, menatap refleksi dirinya dengan mata penuh tekad. Jaket kulit hitam yang ia kenakan menambah kesan garang, tetapi di balik tatapan tajam itu, hatinya tetap dipenuhi oleh keraguan dan luka yang belum sembuh. Namun, kali ini, ia tak membiarkan rasa itu menguasainya.

Berbekal informasi dari Sammy, ia mulai menyusun rencana untuk mendekati target utamanya: Aaron, ketua Red Dragon yang suka dengan cewek-cewek cantik dan berbadan seksi.

"Rico, ini semua untuk lo," bisiknya pelan sambil merapikan rambutnya.

Sammy sudah menunggu di luar rumah, duduk di atas motor dengan wajah serius. Ketika Hana keluar, pria itu langsung berdiri, memerhatikan penampilannya dari atas hingga bawah.

"Lo yakin mau lakuin ini?" tanya Sammy, penuh keraguan.

"Gue nggak punya pilihan lain, Sam. Kalau gue mau cari keadilan buat Rico, gue harus deketin mereka. Lo bilang sendiri, Red Dragon udah lebih terorganisir sekarang. Gue nggak bisa main kasar."

"Gue cuma nggak mau lo terluka lagi. Orang-orang di sana nggak main-main, Hana. Mereka nggak bakal segan buat ngelukain lo kalau lo salah langkah."

Hana mengangguk, matanya masih memancarkan keyakinan. "Makanya gue harus hati-hati. Gue butuh lo buat jadi mata dan telinga gue, Sam. Lo tahu dunia mereka, lo tahu cara mereka kerja."

Sammy menatap Hana lama sebelum akhirnya mengangguk pelan. "Gue bakal bantu lo, tapi gue nggak mau lo ngelakuin ini sendirian. Kalau lo butuh backup, lo harus ngomong sama gue. Jangan sok jago, Han."

"Deal," jawab Hana singkat.

Malam itu, langkah pertama dari rencananya dimulai. Dengan informasi yang ia dapat dari Sammy, Hana akan mendekati Red Dragon dengan hati-hati, bermain di bawah radar, dan mencari celah untuk mendekati ketua mereka. Apa pun risikonya, ia sudah memutuskan—tidak ada jalan untuk mundur.

***

Motor Sammy berhenti tepat di depan klub Inferno, sebuah tempat hiburan malam dengan cahaya neon merah yang berkedip-kedip, memantulkan bayangan bayangan garang di sepanjang jalanan gelap. Musik berdentum terdengar menggema dari dalam, memecah keheningan malam.

Hana turun, membenarkan jaket kulit yang membungkus tubuhnya, lalu menatap pintu masuk klub yang dijaga dua pria bertubuh besar.

"Hati-hati," kata Sammy.

"Tenang aja, sesuai rencana gue pasti keluar dalam keadaan utuh."

"Gue awasin lo dari kejauhan."

Hana mengangguk, lalu melangkah masuk kedalam klub malam tersebut dengan percaya diri. Di depan pintu, dua pria bertubuh besar berdiri dengan tatapan tajam mengawasi setiap orang yang hendak masuk. Cahaya neon merah yang berkedip-kedip dari papan nama Inferno memantul di wajahnya yang tanpa ekspresi, memberikan kesan dingin dan misterius.

Hana tak memperdulikannya, dia makin memantapkan langkahnya masuk kedalam klub. Suara musik yang memekakkan telinga menyambut, lampu warna-warni berkilauan, menari liar di seluruh ruangan, menciptakan atmosfer penuh hiruk-pikuk. Tubuh-tubuh yang bergerak mengikuti irama musik membuat Hana harus melangkah hati-hati, menghindari senggolan dari pengunjung klub yang sudah terlalu larut dalam dunia mereka sendiri.

Gadis itu tetap teguh melangkah, fokus pada tujuannya. Pandangannya menyisir setiap sudut ruangan, dan berhenti di depan meja bar.

Sebuah amplop tebal ia sodorkan pada bartender yang tampak tengah sibuk membersihkan gelas. Bartender itu menghentikan kegiatannya, menatap amplop yang Hana sodorkan dengan alis terangkat, lalu akhirnya mengambil amplop itu dan memasukkannya kedalam saku di celemeknya.

“VVIP dini hari,” katanya singkat, sambil menyerahkan segelas air soda pada Hana.

Hana meraih gelas itu, memandang cairan berkarbonasi yang berbuih di permukaan, sebelum meneguknya perlahan.

Setelah menempatkan gelas kosong di meja, ia berdiri dan menyapu pandangan ke sekeliling ruangan. Klub itu penuh dengan kerumunan orang—wanita-wanita berdandan glamor, pria-pria berpenampilan tajam, semuanya menikmati malam yang bagi mereka mungkin hanya hiburan biasa. Tapi bagi Hana, ini adalah langkah pertama menuju neraka.

Ia melangkah meninggalkan bar, bergerak menuju koridor di sudut ruangan yang bertuliskan “Restroom.” Kepalanya menunduk sedikit, mencoba menghindari perhatian yang tidak perlu.

Begitu tiba di kamar mandi, ia menatap dirinya di cermin. Lalu membuka jaket kulit yang membungkus tubuhnya, menyisakan dress pendek dengan belahan rendah yang membuat buah melonnya terlihat sangat menggiurkan, Hana benar-benar berbeda dari biasanya. Gadis itu sangat seksi dan menggoda.

Untuk mendukung penampilannya, tak lupa ia mengganti sepatunya dengan high heels hitam yang membuat kakinya terlihat sangat jenjang. Rambutnya, yang semula dikuncir sederhana, dilepaskan dan dirapikan dengan jari-jarinya hingga terurai indah di bahu.

Hana menatap refleksinya sekali lagi, memastikan tidak ada yang tersisa dari sosok gadis kampus sederhana. Yang ada di sana sekarang adalah wanita dewasa, cantik dan seksi dengan aura misterius.

Setelah menarik napas panjang, ia meraih lipstik merah tua dari tasnya dan mengoleskannya di bibir. Sebuah senyum samar menghiasi wajahnya, senyum yang penuh dengan tekad dan sedikit ancaman.

"Game dimulai," bisiknya pada bayangan di cermin.

Bersambung...

1
Chalimah Kuchiki
semangat hana.. jangan jatuh cinta ke siapa2 dulu, fokus cari tau penyebab meninggalnya pacar kamu siapa
Mas Sigit
di tunggu up nya thor, klu bisa yg bnyk🤭💪💪💪
Chalimah Kuchiki
hana ingat jangan kegabah baper ke tunangan temen atau ke arion. kenali mereka baik2 dulu
Chalimah Kuchiki
sukaaaaa
Mas Sigit
wah ceritany bikin jantung jedag jedug serasa adrenalin
Chalimah Kuchiki
ah lanjutttt... jadi aku team pak intel atau bad boy nih 🤗
Mas Sigit
wkwkwkkkkk
Mas Sigit
ceritany sungguh bikin jantung q dug"ser krn penasaran sekaligus tegang krn takut hana kenapa"
November
lanjutewe
Devi Nur Fitri
Q mampir kak ....suka banget sama yg badhusband
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!