Warning ⚠️ ini Novel 🌶️🙈
"Jangan pura-pura, Daniar! Aku tahu kamu masih cinta padaku," ujar Leonard, suaranya bergetar dengan gairah.
"Tolong Mas! Lepaskan aku, ini salah, aku tidak bisa melakukan ini. Aku sudah memiliki anak." Daniar berusaha kabur.
"Aku tidak peduli pada statusmu. Hanya kamu! Hanya kamu wanita yang aku inginkan!"
Cinta lama yang tak terlupakan, gairah yang tak terkendali. Leonard, mantan suaminya, kembali mengisi hidup Daniar. Kenyataannya mereka masih sama-sama saling cinta. Apakah Daniar akan memilih cinta lama atau mempertahankan pernikahan keduanya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Leonard tiba di kantor dengan langkah berat, meskipun wajahnya tampak biasa saja. Pagi itu, ia berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya, meskipun pikiran tentang Daniar terus mengganggu.
Begitu masuk ke ruang kerjanya, ia langsung duduk di kursi, menyandarkan tubuhnya. Laptop di depannya sudah menyala, tapi matanya kosong, tidak tertarik pada layar yang penuh dengan data dan laporan.
"Selamat pagi Boss," suara Calista, terdengar dari pintu. Leonard menoleh sekilas, lalu menatapnya tajam.
Melihatnya muncul, amarah Leonard kembali muncul. Wanita ini benar-benar tak punya rasa malu, masih berani datang ke kantor tanpa sedikitpun tanda penyesalan atas apa yang telah terjadi malam itu.
"Berani sekali kamu datang kesini!" ujar Leonard dengan nada datar, namun penuh beban. Matanya tak pernah lepas dari wajah Calista yang tampak acuh tak acuh.
Calista tersenyum tipis, mencoba menjaga ekspresinya meskipun Leonard menatapnya geram. "Saya ini masih sekretaris anda, dan sudah jadi tugas saya memastikan semua pekerjaan Anda berjalan lancar di kantor. Kebetulan pagi ini ada beberapa dokumen yang perlu Anda ditandatangani," jawabnya sambil melangkah masuk, membawa tumpukan berkas.
Leonard menatap tumpukan berkas itu dengan malas. "Aku tak peduli tentang dokumen-dokumen itu sekarang," jawabnya, suaranya lebih keras dari yang ia inginkan. "Segera bereskan barang-barangmu! Kamu dipecat!"
Calista menatap Leonard dengan mata yang menyala. "Jadi kamu pikir dengan memecat saya, masalahmu selesai begitu saja? Kamu salah besar jika mengira aku akan pergi tanpa melawan. Kamu tidak bisa memecatku! Kecuali...." suaranya sarat dengan ejekan.
Leonard mengatupkan rahangnya. “Apa lagi yang kamu inginkan dariku!" teriak Leonard, panas hatinya sudah naik ke ubun-ubun.
Dengan senyum tipis, Calista melanjutkan, "Kecuali kamu menceraikan istrimu."
“Damn it!” Leonard mengutuk, bangkit dari kursinya dengan gerakan kasar ia menarik rambut panjang Calista. "Kamu pikir aku akan tunduk pada permintaan konyol mu ini!"
"Aagghh!! Lepaskan rambutku!" Calista berteriak kesakitan.
Leonard berdiri, sambil menarik rambut Calista dengan keras. "Dengar, Calista! Aku hanya mencintai istriku, Daniar. Jangan coba-coba mengacaukan pernikahanku lebih jauh lagi, karena sampai kapanpun aku tidak akan pernah menceraikannya! Kamu paham itu!" ucapnya dengan nada yang penuh ketegasan dan kemarahan.
Dengan gerakan kasar, Leonard melepaskan genggamannya dari rambut Calista, membuat wanita itu jatuh terduduk di lantai sambil mengusap kepalanya yang terasa perih.
Wajah Calista memerah karena sakit dan marah, sementara Leonard berdiri dengan napas yang terengah-engah, menunjukkan betapa besar kemarahannya.
Leonard meninggalkan ruangan kerjanya dengan langkah cepat, ia tidak peduli jika Calista, melaporkan perbuatannya pada James, yang terpenting baginya sekarang adalah memperbaiki hubungan dengan Daniar dan menyelesaikan masalah yang telah terjadi kemarin.
Calista merasa geram dan sakit karena perlakuan Leonard, segera ia mengambil ponselnya dan menelepon James, ayah Leonard. Ia berharap dapat memberitahu James tentang apa yang telah terjadi dan meminta bantuan untuk menghadapi Leonard.
Setelah beberapa kali dering, James menjawab teleponnya. "Ada apa meneleponku?" tanya James dengan nada yang santai. 📞
Calista mengambil napas dalam-dalam, "Leonard dia sangat marah padaku, sampai tega menarik rambutku! Dia juga mengatakan tidak mau menceraikan istrinya sampai kapanpun." 📞
James menenangkan Calista dengan mengatakan, "Jangan khawatir, Aku tidak akan membiarkan Daniar terus menghalangi masa depan putraku. Kamu tenang saja, aku memiliki rencana yang lain untuk memisahkan mereka." ucap James dengan nada dingin yang mengancam. 📞
Calista tersenyum lega, setelah mendengar kata-kata James, berharap bahwa pria tua itu dapat membantu dirinya mendapatkan Leonard.
Setelah menutup teleponnya, Calista mengeluarkan cermin dan merapikan kembali rambutnya yang berantakan.
Setelah menutup teleponnya, Calista mengeluarkan cermin dan merapikan kembali rambutnya yang berantakan. "Sebentar lagi aku akan memilikimu, Leonard, tidak peduli apa yang harus aku korbankan," gumamnya dengan nada yang penuh tekad dan keinginan.
Ia tersenyum licik, sambil menatap wajahnya di cermin, mata hitamnya berkilauan dengan ambisi dan keinginan untuk memiliki Leonard. Senyum liciknya kian melebar, saat membayangkan dirinya menggantikan posisi Daniar.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**