NovelToon NovelToon
Ujug-ujug Punya Tiga Suami

Ujug-ujug Punya Tiga Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / Satu wanita banyak pria / Harem / Mengubah Takdir
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mega Biru

Duit tinggal ceban, aku ditawarin kerja di Guangzhou, China. Dengan tololnya, aku menyetujuinya.

Kupikir kerjaan itu bisa bikin aku keluar dari keruwetan, bahkan bisa bikin aku glow up cuma kena anginnya doang. Tapi ternyata aku gak dibawa ke Guangzhou. Aku malah dibawa ke Tibet untuk dinikahkan dengan 3 laki-laki sekaligus sesuai tradisi di sana.

Iya.
3 cowok itu satu keluarga. Mereka kakak-adik. Dan yang paling ngeselin, mereka ganteng semua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mega Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Aku tertegun.

Masa, sih?

Ucapan Sonam yang gak akan melepaskanku sampai maut memisahkan, terdengar sangat sakral di telingaku. Bagaimana mungkin mereka punya niat yang tulus sama aku, sedangkan ibunya hanya ingin memperalat aja?

”Apa pertanyaannya sudah selesai, calon istri?” tanya Tenzin.

”Belum,” jawabku.

”Mau tanya apa lagi, baby?” Pertanyaan Norbu membuatku gugup.

”B-baby?” Jantungku berdebar kencang, apalagi ke tiga pria ini menatapku dengan intens.

”Jangan berlebihan, kita belum menikah,” kata Sonam.

”Siap, kakak tertua,” jawab Norbu, lanjut nyengir kuda.

”Mau tanya apalagi?” tanya Sonam.

Aku menggeleng. ”Gak jadi.” Semua pertanyaan yang kurancang mendadak hilang.

”Kalau begitu ayo ikut kami,” ajak Sonam.

”Ke mana?”

”Kencan,” sahut Tenzin.

”Kencan?” Aku kaget dong.

”Iya, kami bertiga akan mengajakmu kencan. Kamu ingin mengenal ke tiga calon suamimu yang tampan ini, kan?” Norbu tersenyum jail, lantas menggenggam pergelangan tangan kiriku.

“Kencan?” Tubuhku mendadak panas dingin. Tangan yang digenggam Norbu pun mendadak kaku. ”Mau ke mana?”

”Mengenal desa yang akan menjadi desamu juga,” jawab Sonam.

”Ayo,” Tenzin menggenggam tangan kananku.

Kakiku akhirnya terseret Tenzin dan Norbu yang menarik ke dua tanganku. Namun saat Norbu akan menarikku ke arah mobilnya yang ada di sisi kiri, tiba-tiba Tenzin menarik lenganku untuk ke mobilnya yang ada di sisi kanan, sampai ke dua tanganku meregang ditarik ke arah berlawanan.

"Jangan ditarik!" jeritku.

”Naik mobilku saja,” kata Norbu.

”Naik mobilku saja. Aku kakakmu,” sahut Tenzin.

”Naik mobilku saja. Aku kakak kalian berdua.” Sonam mendorong punggungku dari belakang, sampai aku berjalan ke arah mobilnya yang ditengah.

“Seorang adik memang harus selalu nurut.” Norbu menggerutu. “Andai aku kakak pertama, akan kucincang kalian semua.”

“Apa?” Sonam menghentikan langkah, menatap Norbu dengan tajam.

“Tidak apa. Hehe.” Norbu nyengir lagi.

“Jangan banyak protes,” Tenzin merangkul pundak Norbu.

“Oke lah.”

Akhirnya Sonam melanjutkan langkah, diikuti Norbu dan Tenzin yang harus nurut dengan kakak sulungnya.

”Silahkan masuk, calon istri kami.” Norbu membukakan pintu mobil Sonam.

”Terima kasih.”

Jantungku semakin deg-degan. Dan akhirnya aku pun masuk ke dalam mobil diikuti Sonam dan Norbu yang duduk di sebelah kanan dan kiriku.

”Aku duduk di mana?” tanya Tenzin.

”Kamu bawa mobil,” titah Sonam.

”Aku jadi driver?”

”Ya, ikuti perintah kakak tertua,” jawab Sonam, Norbu pun menahan tawa saat Tenzin duduk di kursi kemudi dengan terpaksa.

Mobil melaju.

Panas dingin.

Gemetar.

Deg-degan.

”Jadi gini rasanya punya 3 suami?” batinku.

”Eh, tapi kan mereka belum jadi suamiku,” batinku lagi.

Namun tiba-tiba aku jadi membayangkan momen pernikahan itu telah terjadi. Tiba-tiba juga aku membayangkan ada di sebuah kamar bersama mereka bertiga.

”Duh, aku beneran gak siap kalo harus diiclik mereka semua. Mana badannya besar-besar pula,” keluhku tanpa sadar.

”ICLIK?” tanya mereka kompak.

”Apa itu diiclik?” tanya Sonam.

Ear translator mereka sepertinya gak menerjemahkan kata iclik ke dalam bahasa Tibet.

”Bukan apa-apa,” jawabku canggung.

”Iclik artinya kawin,” sahut Norbu, yang ternyata sudah mencari arti kata iclik di ponselnya.

”Bukan itu artinya!” tangkisku cepat.

”Kamu sedang membayangkan iclik dengan kami?” tanya Tenzin.

“Enggak!”

“Jangan bohong.” Norbu tersenyum usil.

”Duh.” Aku menunduk, menutup wajah dengan ke dua tangan karena malu.

”Sabar, ya. Sebentar lagi kamu akan iclik dengan kami,” ujar Sonam.

ALAMAK!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!