SENIA

Setelah mendengar perkataan suaminya Aluna menjadi sangat khawatir jika Senia cerita pada orang lain apa yang sudah keluarga lakukan pada Senia .

Beberapa hari berlalu dan menghitung bulan Senia belum juga ada kabar . Aluna dan Bian sudah melapor ke pihak kepolisian namun tetap saja nihil .

Hingga berganti tahun akhirnya mereka sekeluarga memutuskan untuk tidak mencarinya karena merasa putus asa.

Pada hari itu secara tidak sengaja Imran pulang sekolah naik angkutan umum melihat Senia naik mobil mewah duduk di belakang dekat jendela .

Imran terkejut melihat Senia seperti tidak mengenalinya berusaha berteriak memanggil kakaknya namun mobil mewah itu mendahului mobil yang ditumpangi oleh Imran .

Hati Imran sangat sedih upayanya ingin mengejar mobil yang ditumpangi kakaknya tidak bisa ternyata beda arah .

"Kak Senia naik mobil mewah punya siapa ya , atau kak Senia bekerja di rumah mewah ?" gumam Imran memikirkan kakaknya yang hilang .

Angkutan umum berhenti di depan sebuah gang kompleks Imran turun setelah memberikan uang kepada sopir .

Dengan berjalan kaki menuju rumahnya Imran tidak berhenti memikirkan Senia kakaknya . Aluna melihat Imran bengong sampai masuk kamar mendekatinya .

"Imran kamu kenapa jalan sambil bengong ?" tanya Aluna penasaran takutnya Imran sakit ia memegang kening anaknya .

"Tidak panas badannya ," katanya lagi .

" Aku tidak apa-apa Bu ," kata Imran sambil mengganti baju seragam dengan baju rumahan lalu keluar dari kamar mencuci tangan dan kaki kemudian makan .

Melihat hal itu Aluna menghembuskan napas sambil geleng-geleng kepala . Ia melanjutkan kegiatannya.

"Bu , aku tadi lihat kak Senia naik mobil mewah ," celetuk Imran .

Aluna mengernyitkan kegiatannya yang sedang membersihkan rumahnya lalu menoleh dan mendekati Imran .

"Katakan sekali lagi , Imran !" tekan Aluna memegang bahu Imran dengan kuat .

Imran menatap wajah ibunya merasa ada ketakutan di sana meminta penjelasan .

"Aku melihat kak Senia berada di dalam mobil mewah dan semoga saja aku tidak salah lihat ," lanjut Imran dengan wajah sedih .

Antara sedih dan senang mendengar Senia masih hidup tanpa berpikir panjang Aluna langsung menelpon suaminya yang sedang bekerja di suatu proyek sebagai mandor .

"Mas , Senia sudah ketemu kata Imran tadi lihat Senia naik mobil mewah ," Aluna dengan suara nyaring .

Bian terkejut juga merasakan sama halnya dengan istrinya . "Benarkah apa yang kamu katakan ? ' Bian memastikan pendengarannya tidak salah .

"Benar mas , kamu tanya sama Imran nih ," sahut Aluna dengan antusias .

Entah kenapa ada rasa yang menarik perhatiannya saat ini setelah lama tidak mendengar kabar Senia .

”Imran benar kamu melihat kakakmu Senia , dimana kamu melihatnya ? " tanya Bian cepat .

" Saat aku pulang sekolah naik angkot , kak Senia naik mobil mewah ," jawab Imran dengan jujur .

Jika benar apa yang dikatakan Imran berarti Senia tinggal di rumah mewah itu berarti Senia menjadi orang kaya pikir Bian hatinya merasa sangat senang . Ia mempunyai rencana licik .

"Berikan ponselnya pada ibumu ," perintah Bian .

Imran memberikan ponselnya pada ibunya .

”Kamu percaya kan sekarang !" kata Aluna membenarkan kabar tersebut

"Iya , aku punya rencana nanti kalau pulang aku akan memberitahumu ," kata Bian tersenyum licik .

Aluna curiga pada suaminya ." Apa rencanamu , rencana apaan maksudnya ? "tanah Aluna penasaran .

" Pokoknya tunggu aku pulang nanti aku beritahu , " sahut Bian menutup panggilan teleponnya .

Aluna kesal Bian mematikan ponselnya sepihak . "Dih main matiin seenak sendiri , merencanakan apa dia ?" gumam Aluna .

" Ibu sama ayah kenapa jahat sama kak Senia , memangnya kak Senia pernah membuat kesalahan sama kalian . Kasihan kak Senia dia sakit terus-terusan , " kali ini Imran berani bersuara setelah sekian lama diam dan memperhatikan perbuatan kedua orang tuanya pada Senia .

"Sekarang kamu mulai berani sama ibu ya , lebih baik kamu belajar yang benar biar jadi orang sukses ," kata Aluna kembali menyelesaikan pekerjaan rumahnya .

_____________

Malam hari di sebuah rumah mewah Senia berkumpul dengan semua anggota keluarganya .

Dengan wajah ceria Senia menceritakan perjalanannya dari berbagai tempat pariwisata . Senia bercerita dengan detail tanpa terlewat . Ayu sangat senang mendengarnya begitu juga Suwignyo.

Pasangan suami istri itu tidak pilih kasih memberi kasih sayang kepada Senia juga anak-anaknya . Keduanya merasa bangga bisa melihat anak-anaknya sukses sekarang .

”Apa kamu senang mendapat pekerjaan ini ? " tanya Ayu melihat Senia begitu bahagia .

”Sangat- sangat senang , apakah ibu tahu kalau aku sangat menginginkan pekerjaan ini dari dulu menjadi pemandu wisata di berbagai daerah ? ” Senia memegang tangan Ayu dan menciumnya

Ada rasa rindu yang sulit ia ungkap , ada harapan yang ingin ia gapai namun nampak samar . Ada seseorang yang ingin ia peluk melepas semua beban dalam hatinya . Senia tidak bisa melupakan keluarganya yang sudah menyakitinya dan membuatnya tertekan tapi ia juga tidak menyalahkannya .

Tanpa keluarganya apalah arti hidup ini , keluarga tempat ia dibesarkan meskipun tertekan dan mendapat perlakuan tidak adil tapi ia masih punya rasa kasih sayang pada mereka .

"Pasti sangat menyenangkan sekali bisa keliling dunia ," celetuk Andra baru pulang kerja .

" Tentu dong ," sahut Senia dengan antusias .

" Hati-hati aja kalau kenal orang asing ," pesan Andra duduk sambil melepas dasi dan kemeja .

”Memangnya kamu kenal langsung jadian ," sindir Senia melirik Andra lalu pergi ke kamar takut kena semprot Andra .

Ayu dan Suwignyo tertawa melihat canda anak-anaknya saling pandang .

"Mereka masih seperti anak kecil ya , sayang ," Suwignyo mencium kening istrinya .

" Iya padahal sudah dewasa ," sahut Ayu .

Andra mengambil air di dalam kulkas dan menuangkan ke dalam gelas lalu meneguk hingga setengah gelas lalu meletakkan di meja ruang makan dan pergi masuk kamar setelah berpamitan kepada ibu dan bapaknya .

Ponsel Senia berdering nomor tanpa nama , tidak ia angkat karena tidak kenal . Panggilan telepon itu terus saja berdering membuatnya marah terpaksa mengangkat .

"Senia kenapa lama sekali angkat panggilan dariku memangnya sibuk apa sih malam-malam ? ’ tanya seseorang di seberang .

”Tari , kamu pakai nomor siapa , tidak aku angkat karena tidak ada dikenal , ” jawab Senia sambil mengerutkan dahi

"Loh bukannya nomor ku memang ini kenapa bisa tidak kenal ... aneh , ” sahut Tari teman Senia satu kerjaan

”Apa ada orang yang menghapus nomor telepon tari , tapi kan aku kunci kok bisa hilang nomornya , " kata Senia dalam hati .

" Senia kamu masih di situ kan ! Aku mau ngomong besok kan libur kita jalan-jalan yuk ! " ajak Tari dengan suara cempreng.

Senia berpikir lalu melihat agenda besok dan beruntung besok tidak ada acara .

" Besok free memangnya mau kemana sih ? " tanya Senia

" Sudah besok pokoknya kamu ikut saja tanpa protes ," jelas Tari .

”Siap Bu komandan saya akan nurut ," sahut Senia dengan mantab .