NovelToon NovelToon
SCARLET TEARS: VANILLA AND VENGEANCE

SCARLET TEARS: VANILLA AND VENGEANCE

Status: tamat
Genre:Mafia / Roh Supernatural / Dark Romance / Tamat
Popularitas:97
Nilai: 5
Nama Author: isagoingon

"Aku mencintaimu, Hayeon-ah. Mungkin caraku mencintai salah, kacau, dan penuh racun. Tapi itu nyata." Jin Seung Jo.





PERINGATAN PEMBACA:

Cr. pic: Pinterest / X
⚠️ DISCLAIMER:

· KARYA MURNI SAYA SENDIRI. Cerita, karakter, alur, dan dialog adalah hasil kreasi orisinal saya. DILARANG KERAS mengcopy, menjiplak, atau menyalin seluruh maupun sebagian isi cerita tanpa izin.

· GENRE: Dark Romance, Psychological, Tragedy, Supernatural.

· INI BUKAN BXB (Boy Love). Ini adalah BxOC (Boy x Original Female Character).

· Pembaca diharapkan telah dewasa secara mental dan legal.





©isaalyn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon isagoingon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelarian dan Permainan Baru

Han Junho mengeluarkan Hayeon dari ruang bawah tanah—seolah-olah dia sudah menguasai setiap sudut mansion Seung Jo, seperti halaman belakang rumahnya sendiri. Hayeon, di sisi lain, hanya mengikuti, langkahnya goyah, tangan yang dingin masih terjepit dalam genggaman Junho yang tak mau lepas. Dia seperti boneka tanpa benang, terombang-ambing.

Mereka melangkah melewati koridor sunyi—sepi, tak ada penjaga di mana pun. Junho tersenyum kecil, puas, seolah dunia ini miliknya.

"Seung Jo-ah terlalu percaya diri," bisiknya pada Hayeon, seolah membagikan rahasia gelap.

"Dia pikir tidak ada yang berani masuk ke sarangnya."

Hampir sampai di pintu samping, suara langkah kaki berat menggema di ujung koridor. Seung Jo berdiri di sana, wajahnya gelap seperti langit sebelum badai. Matanya menyala, menatap tangan Hayeon yang terpegang erat oleh Junho.

"Junho." Suaranya rendah, penuh ancaman.

"Ah, Seung Jo, tepat waktu!" jawab Junho ceria, seolah mereka baru bertemu di kafe.

"Aku hanya mengambil apa yang kau abaikan. Kau tidak merawatnya dengan baik, sampai-sampai dia ingin bunuh diri, tahu?"

Wajah Seung Jo berkerut, tatapannya beralih ke Hayeon.

"Lepaskan dia."

Hayeon bergetar, terjepit di antara dua kekuatan yang saling bertentangan. Instingnya untuk takut pada Seung Jo kembali muncul, menyesakkan.

"Kenapa?" tanya Junho, pura-pura tidak mengerti.

"Dia sudah memilihku. Benar kan, Sayang?" Dia menatap Hayeon, matanya berkilau dengan tantangan.

Semua mata tertuju padanya. Seung Jo menatapnya, marah dan—apa itu? Kekecewaan? Hayeon merasa tenggorokannya kering, seolah ada batu besar di sana.

Dia sudah lelah, tapi di hadapan amarah Seung Jo yang nyata, keputusan untuk menyerah pada Jeonghan tiba-tiba terasa bodoh dan berbahaya. Tak ada jalan kembali.

Dengan suara bergetar, hampir tak terdengar, dia berkata,

"Aku... aku ingin pergi."

Seung Jo mendesis, tubuhnya tegang seperti singa yang siap menerkam. "Jadi itu pilihanmu? Memilih iblis yang akan menyiksamu perlahan-lahan?"

"Aku tidak memilih siapa-siapa!" teriak Hayeon, emosinya meledak, seperti letusan gunung berapi.

"Aku hanya ingin keluar dari sini! Kau mengurungku, kau memukulku, kau ingin membunuhku! Dia setidaknya... dia setidaknya jujur dengan niat jahatnya!"

Kata-kata itu seperti tamparan bagi Seung Jo. Wajah dinginnya retak, menunjukkan kemarahan yang mendidih. Bahkan Junho terlihat terkejut, lalu senyumnya semakin lebar—sangat menghibur.

"Sudah dengar, Seung Jo? Dia lebih suka iblis yang jujur." Junho menarik Hayeon ke belakangnya.

"Permainan sudah berubah. Sekarang dia adalah tamuku. Dan kau tahu aku sangat protektif terhadap tamuku."

Seung Jo hanya berdiri di sana, menghalangi jalan, konflik batin terpancar jelas dari matanya. Membunuh Hayeon satu hal, tapi melihatnya dibawa pergi oleh Junho, musuh bebuyutannya, adalah penghinaan. Sebuah kegagalan.

Tapi sebelum dia bisa bertindak, suara sirene mobil polisi terdengar dari kejauhan, semakin dekat. Kedua pria itu sama-sama menegak.

Junho mendengus kesal. "Sepertinya kita harus menunda pertemuan ini." Dia menarik Hayeon lebih erat.

"Jangan khawatir, Seung Jo. Aku akan menjaganya... dengan baik."

Dengan gerakan cepat, Junho mendorong sebuah vas antik besar di sampingnya, menghalangi jalan Seung Jo, dan menarik Hayeon keluar melalui pintu samping, menghilang dalam kegelapan malam.

Seung Jo mengutuk, menghindari pecahan vas. Dia mendengar suara mobil Junho melaju kencang. Dia berdiri di sana, dikelilingi oleh kehancuran yang ditinggalkan Junho, sirene yang semakin dekat, dan rasa kekalahan yang pahit.

Hayeon, gadis kecil yang seharusnya hanya menjadi bagian dari masa lalunya yang kelam, kini menjadi batu sandungan yang tak terduga. Dan sekarang, dia berada di tangan orang yang paling berbahaya.

Di dalam mobil yang melaju kencang, Hayeon menatap kosong ke luar jendela. Melarikan diri dari satu penjara, hanya untuk terjebak dalam penjara lain. Tapi kali ini, dia tidak menangis. Ada sesuatu yang mengeras di dalam dirinya—sebuah penerimaan dingin akan takdirnya.

Junho menyetir dengan satu tangan, tangan lainnya mengelus rambut Hayeon dengan gerakan posesif.

"Jangan khawatir, Sayang," bisiknya, matanya bersinar dalam gelap.

"Permainan kita baru saja dimulai."

Dan Hayeon tahu, satu-satunya pilihannya sekarang adalah bertahan hidup di dalam kegilaan ini, karena kematian yang dia inginkan sebelumnya, kini mungkin datang dengan cara yang paling menyakitkan...

1
LOLA SANCHEZ
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
isagoingon: besok yaa kakkk!😄
terima kasih sudah mampirr!!
total 1 replies
Oralie
Larut malam ini tetap menunggu update dari thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!