NovelToon NovelToon
Suara Dari Balik Sajadah

Suara Dari Balik Sajadah

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cinta Terlarang / Trauma masa lalu / Cintapertama / Balas Dendam
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Caeli20

Maheswara merasakan sesuatu yang berdiri di bagian bawah tubuhnya ketika bersentuhan dengan wanita berhijab itu. Setelah delapan tahun dia tidak merasakan sensasi kelaki-laki-annya itu bangun. Maheswara pun mencari tahu sosok wanita berhijab pemilik senyum meneduhkan itu. Dan kenyataan yang Maheswara temukan ternyata di luar dugaannya. Membongkar sebuah masa lalu yang kalem. Menyembuhkan sekaligus membangkitkan luka baru yang lebih menganga.
Sebuah sajadah akan menjadi saksi pergulatan batin seorang dengan masa lalu kelam, melawan suara-suara dari kepalanya sendiri, melawan penghakiman sesama, dan memenangkan pertandingan batin itu dengan mendengar suara merdu dari Bali sajadahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caeli20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 : Kesalahan Acha

Hana berjalan ke halaman belakang kantin. Di sana ada dua pohon kelengkeng yang berdiri kokoh dan rimbun. Ada kursi yang terbuat dari bambu di bawahnya. Sepertinya itu sengaja dibuat oleh penjaga sekolah untuk tempat sekadar duduk-duduk jika dia butuh kesunyian karena lelah menghadapi keramaian anak sekolah. Acha sudah duduk di sana.

"Acha," sapa Hana dari belakang Acha. Acha memalingkan wajahnya.

"Ustadzah," Acha berdiri.

"Duduk saja..Aku duduk di sini," Hana mengambil tempat di samping Acha.

Acha duduk. Dia terdiam. Hana meliriknya. Dia bisa tahu Acha belum ada keberanian untuk bicara.

Hana menarik napas menghembuskannya pelan.

" Sudah sebesar apa kesalahanmu itu?," todong Hana langsung to the point.

Acha serta merta menatapnya. Hana tersenyum.

"Dari mana Ustadzah tahu kalau ini kesalahan?," tanya Acha.

"Dari kegelisahan mu. Pemula yang membuat kesalahan tidak akan bisa menghindari yang namanya kegelisahan dan itu sangat terbaca di wajahmu,"

Acha menunduk. Wajahnya muram.

"Ceritakan saja. Toh pada akhirnya kamu harus bercerita. Entah itu kepada saya atau mungkin kepada yang lain,"

"Aku takut hamil, Ustadzah," gumam Acha.

Mata Hana terbelalak. Dia menatap Acha dengan wajah terkejut.

"Hamil? Kenapa hamil? Kamu kan masih sekolah belum menikah. Kenapa hamil?,"

Acha mulai menangis.

"Aku dan pacarku sempat tidur bersama," suara Acha melemah.

Wajah Hana berubah tenang.

"Aku baru melakukan itu dengannya,"

"Berapa kali?," tanya Hana datar.

"Kamu melakukannya dua kali saat kedua orang tuaku pergi tugas luar kota. Sekitar jam 10 malam, pacarku akan datang dan masuk lewat jendela kamar. Karena di jam itu, pembantu di rumahku sudah tidur," Acha terisak.

"Di dalam atau di luar?," tanya Hana masih dengan ekspresi datar.

"Sempat sekali di dalam. Sekalinya lagi di luar," gumam Acha pelan karena malu.

Hana memalingkan wajahnya menatap ke depan,

"Itu alasan kamu pura-pura kerasukan?,"

"Aku bingung, Ustadzah. Aku tidak tahu harus bagaimana dan cerita ke siapa. Akhir-akhir ini aku hanya ingin makan buah yang asam. Guru biologi pernah menjelaskan kalau seperti itu adalah tanda-tanda kehamilan,"

"Orang tuamu?,"

"Mereka belum tahu. Kalau sampai tahu mungkin mereka akan membunuh ku atau membunuh pacarku,"

"Siapa nama pacarmu?,"

"Khatan,"

Hana terdiam.

"Ustadzah tidak terkejut?," Acha memeriksa ekspresi Hana.

"Terkejut? Kenapa? Karena mendengar kamu sudah tidur dengan laki-laki yang bukan muhrim di saat masih usia sekolah? Begitu?,"

Hana memandang ke depan,

"Acha, semua orang pernah berbuat salah. Coba sebutkan siapa di dunia ini yang tidak pernah khilaf. Semua pernah khilaf,"

Lanjutnya,

"Apa yang kamu inginkan ketika saya mendengar ini. Saya akan beristigfar lalu mulai menasihati mu bahkan menghakimi mu, begitu?,"

Acha terdiam memandang wajah Hana yang tenang.

"Lalu, apa kamu pikir saya lebih baik dari kamu? Apa dosa di dunia ini hanya dosa berzinah? Tidak ada dosa yang lain? Apa dosa mu istimewa?,"

"Tapi ini kesalahan besar, Ustadzah,"

"Tentu saja. Merusak diri sendiri adalah kesalahan besar. Menurutmu, apa yang akan dilakukan seseorang yang telah berbuat salah?,"

Acha terdiam.

"Kerasukan? Menangis? Terpuruk?," Hana menatap Acha, "Bertaubat. Tinggalkan laki-laki itu. Jika seseorang menyukai bunga yang baru bermekaran, dia akan menyiram nya bukan malah memetiknya,"

Acha terdiam seribu bahasa. Mulutnya terbuka ingin berkata-kata tapi kata-katanya tertahan di tenggorokan.

"Kesalahan terbesar wanita yang sudah jatuh dengan yang bukan muhrimnya adalah ketakutan tidak ada lagi yang akan mau menikahinya. Padahal salah besar. Suatu saat kamu akan bertemu dengan seseorang yang mencintai kamu apa adanya dan akan menikahimu,"

Hana melirik jam tangannya.

"Sesi konseling kita sudah selesai," Hana berdiri, "Tinggalkan laki-laki perusak itu. Tata hidupmu lagi. Kamu berharga," Hana melangkah meninggalkan Acha yang masih terdiam.

**

Acha merenungi kata-kata Hana di kamarnya sambil memandang keluar jendela kamar.

Acha berpikir Hana akan marah dan menghakiminya. Acha juga sebenarnya sudah menyiapkan diri apabila setelah pengakuannya, Hana akan membuat janji temu dengan orang tua Acha dan menceritakan yang Acha lakukan. Tapi ternyata salah.

Tanggapan Hana benar-benar di luar ekspektasi Acha.

Acha terus merenung sambil memakan irisan mangga muda.

**

"Tapi yang mama dengar rumah sakit di sana sangat bagus, Mahes. Cobalah dulu," wanita paruh baya yang tidak terlihat tua karena fashion dan perawatannya yang mahal itu duduk dengan gaya elegan berhadapan dengan putranya.

"Saya capek, Ma. Berapa banyak rumah sakit di dalam dan luar negeri yang sudah aku kunjungi. Berapa banyak alat yang sudah masuk di tubuh ku ini. Berapa banyak rasa sakit yang sudah aku lalui. Sekarang, mama masih menyuruhku ke rumah sakit lagi," keluh putranya, Maheswara.

"Jangan menyerah, Mahes. Ini belum berakhir,"

"Delapan tahun, Ma. Delapan tahun hidupku berkutat untuk kesembuhan. Tapi apa. Zonk semuanya,"

Wanita paruh baya itu menghela napas.

"Mama hanya ingin kamu sembuh, Mahes. Kamu putra mama satu-satunya. Kamu harus menikah dan punya anak. Kalau tidak, bagaimana garis keturunan kita. Anak mama hanya satu. Apa kata orang-orang kalau tahu kamu tidak bisa menghasilkan keturunan. Apa kata dunia kalau tahu seorang Maheswara, pewaris tunggal perusahaan Dastan, pemilik tubuh yang bugar, sehat, ternyata impoten sejak umur 27 tahun,"

**

"Bawa ini ke toilet. Tampung air senimu di tutup botol ini dan celupkan. Tunggu beberapa saat. Kalau sudah, bawa lagi ke sini benda ini," tanda Hana menyerahkan sebuah tas plastik hitam kecil.

Acha menerimanya.

Tak berapa lama, Acha keluar dari toilet dan menyerah kan benda itu dengan ragu-ragu pada Hana.

Hana mengambil nya, dia tersenyum,

"Negatif,"

Acha melongo,

"Kamu tidak hamil. Mungkin kamu merasa seperti ngidam karena pengaruh hormon," ujar Hana.

Acha berkaca-kaca. Terharu, bahagia, lega, sedih, bercampur menjadi satu.

**

"Kebetulan bertemu Ustadzah di sini. Saya mau tanya hasil konseling Acha," Zahra bertemu dengan Hana dan Acha yang baru kembali dari toilet di bagian paling belakang. Toilet yang jarang sekali didatangi siswa atau pun guru.

Acha menatap Hana dengan raut wajah gugup.

Hana tersenyum,

"Alhamdulillah, konselingnya lancar. Acha hanya mengalami perubahan mood karena perubahan hormon," tanda Hana dengan tenang.

Zahra melirik Acha,

"Ehm, saya janji akan belajar dengan baik, Bu Zahra. Maafkan sikap saya yang lalu saat mata pelajaran ibu," Acha menundukan kepala.

Zahra membuang napas kasar. Tanpa berkata-kata lagi, Zahra bergegas meninggalkan Hana dan Acha. Berlalu pergi.

**

Pritt..pritt.. bunyi peluit satpam terdengar riuh.

"Maju..maju..nanti macet," teriak satpam kepada pengendara yang lewat depan sekolah. Tapi kendaraan-kendaraan itu tetap berjalan lambat ingin melihat apa yang terjadi.

Sebuah sepeda motor Aerox tergeletak di tepi jalan dengan pengemudinya yang terlempar ke tepi jalan dengan helm yang terlepas dari kepalanya. Dan sudah tak sadarkan diri.

Kecelakaan tunggal. Tiba-tiba motor oleng dan hilang kendali. Terjatuh dan terseret beberapa meter.

Tim PMR sekolah sementara memberi pertolongan pertama sambil menunggu ambulance.

Acha berlari melihat kerumunan. Motor yang kecelakaan itu seperti tidak asing baginya.

Betul saja. Acha terperanjat melihat wajah laki-laki yang tengah mendapat pertolongan dari PMR itu. Walaupun darah sudah memenuhi kepala dan wajahnya tapi Acha bisa tahu itu adalah Khatan.

1
Fitra Sari
lanjuttt thorrr
Fitra Sari
lanjutt thorrr
Caeli
iya.. bikin greget nih Mahes ya kak🤭🤗
puji hastuti
mau tidak mau...bukan dari hati nurani
puji hastuti
bikin mahes taubatab nashuka dulu...tersiksa dulu,rajin ibadah dulu...baru bisa dekatkan dengan hana
Caeli: Menarik komennya kakak 😍ikuti terus ya hingga akhir biar kita sama-sama tahu endingnya🤗 makasih supportnya kak🙏
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: ok, mantap👍
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Wiwi Mulkay
up lagi dong
Caeli: Sudah ada up nya ya kak😍 makasih support nya🙏 Ikuti hingga akhir ya🤗
total 1 replies
Dewi Widiawati
karya yang sangat bagus🙏🙏🙏
Caeli: makasih supportnya kak Dewi😍🙏
ikuti hingga akhir ya🙏
total 1 replies
Dewi Widiawati
sepetinya ayra ini anak nya Hana hasil dari rudapaksa🤔🤔
Caeli: Hmmm, menarik komennya kakak😍 ikuti terus yah biar bisa membuka semua rahasia ttg Hana😍🙏
total 1 replies
ANDERSON AGUDELO SALAZAR
Jujur aja, cerita ini salah satu yang paling seru yang pernah gue baca!
Caeli: terima kasih dukungannya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
Kevin Wowor
Buatku melek sepanjang malam.
Caeli: terimakasih atas dukungan nya kak🙏 Ikuti hingga akhir ya😍🙏
total 1 replies
charista
ide ceritanya keren kak😍
psikologi mix religi💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!