NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 8

Dengan tatapan tajam dan suara dingin yang nyaris tak bernyawa, Arumi menatap Hansel di hadapannya.

“Untuk apa kamu datang?” tanyanya datar, menyembunyikan rasa getir yang mengendap di balik nada suaranya.

Hansel menarik napas panjang, seperti berusaha menenangkan badai dalam dadanya. “Aku mau kamu pulang, Rum. Ayo ikut aku,” ujarnya pelan, nyaris seperti bisikan yang penuh harap.

“Aku tahu aku salah. Aku tahu aku sudah menyakiti kamu, Tapi kita masih bisa memperbaikinya. Kita bisa mulai lagi dari awal,” ucapnya lirih, selangkah lebih dekat, seolah jarak bisa memperkecil luka yang pernah ia tinggalkan.

"Aku nggak bisa." Suara Arumi pelan namun tegas. Ia menarik napas dalam, lalu meraih gagang pintu, berniat mengakhiri percakapan.

Namun sebelum pintu sempat tertutup, tangan Hansel menahannya.

“Rum, tunggu.” katanya, matanya memohon, penuh penyesalan yang tak bisa disembunyikan. “Kamu mau aku bagaimana biar kamu bisa memaafkan aku?” suaranya nyaris putus asa, retak oleh rasa bersalah yang menyesakkan.

Arumi terdiam sesaat, menatap pria yang dulu pernah begitu ia cintai. Tapi yang kini, hanya meninggalkan luka terlalu dalam untuk diobati dengan permintaan maaf.

"Silakan kamu pulang, Hansel," ucapnya pelan namun tegas. "Dan kalau kamu mau datang lagi ke sini, pastikan kamu membawa surat cerai yang sudah kami tanda tangani."

Hansel hanya bisa pasrah saat Arumi menutup pintu. Dia tahu dia salah, tapi bukankah Arumi terlalu kejam jika menghukum dia sedemikian rupa.

*****

“Apa kata Hansel?” tanya Hilda, menatap sahabatnya dengan cemas.

“Dia mau aku pulang. Katanya, dia ingin aku kembali ke rumah,” jawab Arumi lirih, menahan perasaan yang masih mengaduk di dadanya.

Hilda mengangkat alis. “Dan kamu… kamu mau?”

Arumi mendengus pelan, menoleh ke arah sahabatnya dengan sorot mata tajam. “Gila? Aku nggak sebodoh itu, Hil.”

Tentu saja, tidak semudah itu baginya untuk memaafkan kesalahan fatal yang telah dilakukan Hansel.

Perselingkuhan, pengkhianatan terhadap ikatan suci rumah tangga, bukanlah sesuatu yang bisa dimaafkan begitu saja. Luka itu terlalu dalam, kepercayaannya telah hancur, dan tidak ada kata maaf yang cukup untuk memperbaiki semuanya.

Meski Hansel memohon, menangis, bahkan berlutut sekalipun, semua itu tak bisa menghapus kenyataan bahwa ia telah memilih menghancurkan rumah tangga mereka demi nafsu sesaat.

Arumi pernah mencintainya dengan segenap hati, membangun mimpi, membayangkan masa depan, dan percaya bahwa mereka akan menua bersama. Tapi semua itu kini tak lebih dari serpihan mimpi yang berserakan di lantai.

Rasa sakit itu masih nyata. Terlalu nyata untuk di lupakan.

Suara ponsel tengah malam membuat Arumi terbangun.

Hansel! Nama itu muncul di layar ponselnya.

Arumi memutuskan untuk mengabaikan panggilan masuk itu, untuk apalagi Hansel meneleponnya tengah malam?

Namun, dering ponsel itu terus berbunyi, berulang kali, seolah tak mengenal lelah dan tak memberi kesempatan untuk tenang.

Akhirnya, dengan napas berat, Arumi menyerah. Ia menekan tombol hijau dan menyandarkan punggung ke kepala tempat tidur.

"Halo... Ada apa lagi, Hans?" tanyanya lelah.

Namun bukan suara Hansel yang terdengar di seberang. Suara itu asing, suara seorang wanita.

Arumi mengernyit, alisnya langsung bertaut. Sekilas, pikirannya langsung melayang pada satu kemungkinan yang membuat dadanya menegang, jangan-jangan ini perempuan itu? Perempuan selingkuhannya?

“Ini benar dengan Ibu Arumi?” tanya suara di seberang, terdengar formal namun terburu-buru.

“Iya, betul. Ini saya,” jawab Arumi hati-hati.

“Kami dari Rumah Sakit Setia Jaya. Pak Hansel mengalami kecelakaan dan sedang dalam penanganan darurat.”

Deg!

Jantung Arumi seolah berhenti berdetak. Tangannya langsung gemetar, ponsel nyaris terlepas dari genggamannya.

“A....apa?” suaranya tercekat. “Saya… saya akan ke sana sekarang,” ucapnya cepat, nyaris panik.

Tanpa pikir panjang, ia segera bangkit dari tempat tidur, mengambil jaket dan kunci mobil, sementara pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan buruk yang membuat napasnya terasa berat.

"Di mana suami saya?" tanya Arumi panik sesaat setelah tiba di rumah sakit. Nafasnya memburu saat ia berdiri di depan meja resepsionis.

Resepsionis itu menoleh dengan sigap. "Nama suami Ibu?"

"Hansel. Hansel Hermawan," jawab Arumi cepat, nyaris terbata.

Petugas itu memeriksa daftar di layar komputernya, lalu mengangguk. "Beliau sedang berada di ruang IGD, Ibu."

Tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut, Arumi langsung berbalik dan berlari menuju Unit Gawat Darurat. Detak jantungnya berdentum keras, seperti mengikuti langkah kakinya yang tergesa.

Arumi panik. Langkah kakinya terasa berat, tapi hatinya jauh lebih kacau. Ada ketakutan yang menyesakkan dada, takut kalau Hansel mungkin... pergi selamanya.

Dan di tengah kepanikan itu, sebuah kenyataan menghantamnya tanpa ampun. Ia masih mencintai Hansel.

Seburuk apa pun luka yang pernah ditorehkan pria itu, rasa sayangnya belum benar-benar hilang. Dan justru karena cinta itulah, ketakutan ini terasa begitu menyakitkan.

"Hans..." bisik Arumi lirih saat ia melangkah mendekati tubuh yang telah tertutup kain putih di ruang IGD.

Tangannya gemetar, dadanya sesak. Ia nyaris tak sanggup menatapnya, namun kakinya terus berjalan, perlahan, seperti tak ingin menerima kenyataan.

Begitu berdiri di sampingnya, air mata Arumi pecah tanpa bisa ditahan lagi. Isak tangisnya menggema di ruang yang dingin dan sunyi.

"Hansel..." suara itu nyaris tak terdengar, tenggelam dalam duka yang tak tertahankan.

Bagaimana mungkin, suaminya itu pergi secepat itu?

"Hansel, bangun... bangun..." isak Arumi. Suaranya bergetar, penuh harap dan penyesalan.

"Aku... aku sudah memaafkan kamu, Hans. Jadi, tolong.., bangunlah. Aku akan ikut pulang sama kamu. Kita mulai lagi, dari awal."

Air matanya jatuh tak terbendung, membasahi kain putih yang menutupi tubuh di hadapannya.

Namun tiba-tiba....

"Rum..."

Sebuah suara yang sangat dikenalnya terdengar dari belakang. Suara yang seharusnya tak mungkin ia dengar dari sosok yang kini terbujur di depannya.

Dengan napas tercekat dan tubuh gemetar, Arumi menoleh perlahan.

Matanya membelalak. Di ambang pintu IGD, Hansel berdiri disana, hidup dan nyata.

"Ha....Hansel?" suara Arumi nyaris tak keluar. Pandangannya bergantian antara Hansel yang berdiri dan tubuh yang terbaring di depannya.

“Kamu... benar sudah memaafkan aku?” tanya Hansel pelan, suaranya terdengar ragu dan nyaris tak percaya. Matanya menatap Arumi penuh harap, seolah ingin memastikan bahwa apa yang baru saja didengarnya bukan sekadar ilusi.

“Kita mulai lagi dari awal?” lanjutnya, suaranya bergetar.

Arumi masih terpaku. Rasa syok karena mengira Hansel telah meninggal belum sepenuhnya mereda. Namun saat melihat pria itu berdiri nyata di hadapannya, hidup dan bernapas, dia tak mampu menahan diri lagi.

Tanpa pikir panjang, ia melangkah cepat dan memeluk Hansel erat, seolah tak ingin melepaskannya lagi.

"Iya... aku maafkan kamu," ucap Arumi di antara isaknya. "Kita mulai lagi semuanya... dari awal."

Dia tahu, mungkin orang lain akan menganggapnya bodoh, memaafkan suami yang telah mengkhianatinya. Tapi rasa takut kehilangan Hansel tadi menyadarkannya akan satu hal yang tak bisa ia pungkiri, bahwa ia masih mencintainya. Sangat mencintainya.

1
Hanny
Aduhhhhhh seru thor. nex thor
Nurul Boed
Jangan² hansel yang mandul 🧐🧐
Waryu Rahman
betul kk..aku juga pas baca kok nyambung nya ke KAI.. GK cocok kayanya
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak❤️❤️❤️
total 1 replies
Yunita aristya
padahal sudah cocok Lo kak😁
Maple latte: Maaf karna mengecewakan ya kak🙏🙏🙏
total 1 replies
WOelan WoeLin
mungkin cerita KAI bisa dipisah jadi cerita sendiri
smangat terus thor 💪💪💪
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak ❤️❤️❤️❤️
Ben Aben: Setuju kak
total 2 replies
Nana Colen
nah betul orang seperti harus digituin 🤣🤣🤣
Yunita aristya
ternyata Maya meninggal
Eris Fitriana
Arumi ajakin jdi model aja Hil... biar Arumi jadi bintang yang terang... dan nanti ketemu pagi sama Kai...🤩🤩😍😍
Eris Fitriana
Aaah sukanyaa ternyata ada Irish, Ethan dan Kai... Wiiih Arumi calon nyonya Kai dong... mantaf Thor lanjuuuttttt...😍😍😘😘
WOelan WoeLin
next kak
Nurul Boed: Good Arumi,, Cukup sekali mengalah 😍😍
total 1 replies
Nurul Boed
wah wah ternyata masih ada hubungan dngn novel sebelumnya,, wah kirain sma maya

gpp lah lepas dari hansel
ketemu kai... Arumi menang banyakkkkk 😍😍😍😍
Yunita aristya
kirain kai sama Maya , wah gimana nasib Maya sama Nita thor
WOelan WoeLin
lanjut thor 💪💪💪
Waryu Rahman
part nya kurang panjang
WOelan WoeLin
lagi kak
Hanny Bund
kok dobel Thor part ini
WOelan WoeLin
lagi kak
WOelan WoeLin
next kak
Nana Colen
lanjut lg dooong dkit amat up nya 🤭🤭🤭
Eris Fitriana
Aku mendukung keputusan mu Arumi... jadilah kuat... jangan lemah hanya karena seorang penghianat... Buktikan kamu perempuan yg berharga dan punya prinsip...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!