NovelToon NovelToon
GAZE

GAZE

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Duniahiburan / Matabatin
Popularitas:794
Nilai: 5
Nama Author: Vanilla_Matcha23

“Setiap mata menyimpan kisah…
tapi matanya menyimpan jeritan yang tak pernah terdengar.”

Yang Xia memiliki anugerah sekaligus kutukan, ia bisa melihat masa lalu seseorang hanya dengan menatap mata mereka.

Namun kemampuan itu tak pernah memberinya kebahagiaan, hanya luka, ketakutan, dan rahasia yang tak bisa ia bagi pada siapa pun.

Hingga suatu hari, ia bertemu Yu Liang, aktor terkenal yang dicintai jutaan penggemar.
Namun di balik senyum hangat dan sorot matanya yang menenangkan, Yang Xia melihat dunia kelam yang berdarah. Dunia penuh pengkhianatan, pelecehan, dan permainan kotor yang dijaga ketat oleh para elite.

Tapi semakin ia mencoba menyembuhkan masa lalu Yu Liang, semakin banyak rahasia gelap yang bangkit dan mengancam mereka berdua.

Karena ada hal-hal yang seharusnya tidak pernah terlihat, dan Yang Xia baru menyadari, mata bisa menyelamatkan, tapi juga membunuh.

Karena terkadang mata bukan hanya jendela jiwa... tapi penjara dari rahasia yang tak boleh diketahui siapapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla_Matcha23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 8 - WANITA DIBALIK LAYAR YANG GRUP

𝗥𝘂𝗮𝗻𝗴 𝗿𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗹𝗮𝗻𝘁𝗮𝗶 𝟳𝟴 𝗧𝗶𝗮𝗻𝘀𝗵𝗲𝗻𝗴 𝗚𝗿𝗼𝘂𝗽,

Udara di dalam ruangan seolah menahan napas ketika Guang Yi berdiri dari kursinya, matanya tajam menatap pria di ujung meja.

Tanpa sepatah kata, Guang Yi melemparkan sebuah berkas tebal ke atas meja, suaranya bergema di ruang rapat yang sunyi.

“Ini hari terakhirmu di sini, Direktur Zhang. Siapkan dirimu. Tiansheng tidak membutuhkan orang seperti kau.”

Berkas itu mendarat dengan bunyi gedebuk berat, membuat semua kepala menoleh.

“Ini,” tanya direktur Zhang pelan,

“Laporan akhir kerjamu di Tiansheng. Hari ini, adalah hari terakhirmu, Direktur Zhang. Siapkan dirimu. Tiansheng tidak membutuhkan orang seperti kau.”

Direktur Zhang menegang, Wajah Direktur Zhang memucat, tangannya bergetar saat mencoba membuka berkas itu.

“Tu-Tuan Guang… i-ini pasti ada kesalahpahaman—”

Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, pintu ruang rapat terbuka lebar.

Beberapa petugas kepolisian masuk dengan langkah tegas, menunjukkan surat perintah.

“Direktur Zhang, Anda ditangkap atas dugaan korupsi dan penyalahgunaan dana atas nama Tiansheng Group.”

Suara gemerisik terdengar saat para eksekutif lainnya saling berpandangan.

Guang Yi hanya berdiri diam, menatap dingin ke arah pria yang kini diborgol di hadapannya.

“Aku sudah memperingatkanmu,” ucapnya pelan tapi tajam. “Tidak ada tempat bagi pengkhianat di bawah nama Tiansheng.”

Beberapa petugas kepolisian lain masuk dengan langkah tegas, disusul dua staf hukum perusahaan.

Salah satu petugas menunjukkan surat perintah penangkapan.

“Direktur Zhang, Anda kami tangkap atas dugaan korupsi dan penyalahgunaan dana proyek kesehatan Tiansheng.”

Suara bisik-bisik mulai terdengar di antara para direksi. Beberapa mencoba menunduk, beberapa lainnya tampak panik.

Direktur Zhang berusaha berdiri, namun dua polisi segera memborgol tangannya.

“Tidak… ini jebakan! Seseorang menjebakku!” teriaknya putus asa.

Guang Yi tidak bereaksi. Ia hanya memutar cincin di jarinya perlahan, pandangan dingin tertuju pada pria itu.

“Jebakan?” suaranya tenang, tapi menusuk. “Tidak, Zhang. Ini adalah hasil dari keserakahanmu sendiri.”

Petugas menyeret Zhang keluar ruangan. Saat pintu tertutup kembali, keheningan menggantung di udara.

Feng Xuan melangkah mendekat dengan tenang, menyerahkan tablet berisi laporan tambahan.

“Semua nama yang terlibat sudah kami serahkan ke pihak berwenang, Tuan,” ucapnya rendah.

Guang Yi mengangguk pelan, menatap layar tablet sekilas.

“Mulai besok, bentuk tim audit internal baru. Siapa pun yang masih berani bermain kotor, kirim laporan langsung padaku.”

Tatapannya menyapu seluruh ruangan, membuat beberapa orang menunduk tak berani menatap balik.

Setelah itu ia menatap Feng Xuan dan berbicara pelan.

“Dan hubungi Nona Yang. Katakan padanya, kebijakan baru untuk pasien tidak mampu akan mulai berlaku minggu depan.”

“Baik, Tuan,” jawab Feng Xuan cepat, memberi hormat kecil sebelum melangkah keluar.

Guang Yi berdiri sejenak di depan jendela besar, menatap langit kota yang mulai mendung.

Cahaya petir memantul di kaca, memperlihatkan bayangan wajahnya yang dingin.

“Bersihkan semuanya,” gumamnya pelan.

“Tiansheng akan tetap berdiri… tanpa noda.”

Setelah kepergian polisi dan Direktur Zhang, ruang rapat Tiansheng kembali senyap.

Hanya suara detik jam digital di dinding yang terdengar.

Beberapa direksi saling melirik dengan wajah tegang, sebagian menatap meja, tak berani bersuara.

Guang Yi berdiri di ujung meja, menyilangkan tangan di dada. Tatapannya menyapu seluruh ruangan tajam, tapi tenang.

“Apakah masih ada yang ingin menjelaskan sesuatu sebelum saya lanjutkan?” Tak ada jawaban.

Ia menarik napas pelan, lalu membuka berkas di tangannya.

“Mulai hari ini, saya akan melakukan restrukturisasi besar di internal Tiansheng.

Semua departemen keuangan, medis, dan sosial akan diaudit ulang.

Tidak ada lagi ruang untuk kompromi.”

Salah satu direksi wanita yang lebih tua mencoba angkat bicara, suaranya bergetar.

“T-tuan Guang… apa ini berarti semua posisi akan diganti?”

Guang Yi menatapnya sejenak, lalu menjawab datar,

“Tidak semua. Hanya mereka yang bekerja dengan bersih yang akan tetap di sini.

Saya tidak menyingkirkan orang… saya menyingkirkan penyakit.”

Beberapa orang menelan ludah.

Nada suaranya tidak meninggi, tapi memiliki tekanan yang membuat semua orang merasa kecil di hadapannya.

Feng Xuan masuk kembali dengan berkas tambahan di tangan, membisikkan sesuatu di telinganya.

Guang Yi mengangguk, lalu menutup berkasnya dengan tenang.

“Mulai besok,” katanya lagi, “Tiansheng akan meluncurkan kebijakan baru:

Semua pasien dengan status tidak mampu akan menerima perawatan penuh di bawah dana yayasan.

Kita bukan sekadar perusahaan, kita adalah tempat di mana nyawa dipertaruhkan.

Dan saya tidak akan membiarkan nama Tiansheng dipakai untuk menindas mereka.”

Kata-kata itu menggema di ruangan.

Beberapa direksi menatapnya, tak menyangka pria muda itu bisa begitu tegas namun tetap berbicara dengan hati.

Guang Yi lalu menatap mereka satu per satu.

“Saya ingin Anda semua mengingat satu hal,” ucapnya pelan, tapi cukup jelas untuk menusuk kesadaran mereka.

“Kesetiaan pada Tiansheng bukan soal jabatan. Tapi soal integritas. Siapa pun yang mengkhianati, tidak akan saya beri kesempatan kedua.”

Keheningan menggantung, lalu perlahan semua direksi berdiri dan membungkuk kecil sebagai tanda hormat.

Guang Yi hanya mengangguk singkat, lalu berbalik menuju pintu keluar.

Feng Xuan mengikuti di belakang, sambil berbisik,

“Huang Yi, Kau benar-benar membuat mereka tak berkutik hari ini.”

Guang Yi melangkah tanpa menoleh.

“Aku tidak ingin mereka takut padaku, Feng. Aku ingin mereka takut pada kebusukan yang mereka ciptakan sendiri. Dan tidak menganggap remeh Nona Xia.”

Lampu ruang rapat perlahan padam ketika pintu tertutup.

Di luar, kilat kembali menyambar langit kota Hangzhou, mencerminkan sosok pemimpin muda yang dingin, tajam, namun penuh arah.

Nama Guang Yi mulai disebut di seluruh lantai korporat malam itu, sebagai pewaris Tiansheng yang tidak mengenal belas kasihan untuk kebusukan, dan tidak pernah ragu menegakkan kebenaran.

...

Tiansheng Hospital – Ruang Direktur Medis.

Hujan turun lembut di luar jendela kaca besar. Aroma kopi dan antiseptik bercampur di udara ketika Yang Xia menutup berkas laporan pasien terakhir. Ia baru saja menyelesaikan rapat kecil bersama tim medisnya saat suara ketukan pintu terdengar.

“Masuk,” ucapnya lembut.

Pintu terbuka, memperlihatkan sosok Guang Yi yang berpenampilan rapi, namun wajahnya tampak sedikit lelah.

Feng Xuan berjalan di belakangnya, membawa map cokelat yang tebal.

“Nona Yang,” sapa Guang Yi singkat, suaranya tetap tenang namun sedikit menurun nadanya, lebih sopan, lebih pribadi.

“Duduk, Guang,” jawab Yang Xia sambil menatap sekilas. “Aku dengar hari ini cukup berat di kantor pusat?”

Guang Yi tersenyum samar, lalu duduk di seberang meja. “Berita menyebar cepat, rupanya. Ya, kami baru saja menutup satu bab kelam di Tiansheng.”

Ia membuka map dan menyerahkan beberapa berkas kepadanya.

“Direktur Zhang dan beberapa pihak yang terlibat sudah ditangkap. Audit internal akan dimulai besok.”

Yang Xia menatap berkas itu sejenak, lalu mengangguk pelan.

“Aku tahu ini bukan keputusan mudah. Tapi langkahmu benar, Guang. Kebersihan nama Tiansheng lebih penting dari kenyamanan siapa pun.”

Guang Yi menatapnya, tatapan matanya yang biasanya tajam kini sedikit melunak.

“Saya hanya menjalankan tanggung jawab saya. Dan…” ia berhenti sejenak, menatap ke luar jendela. “Saya ingin kau tahu, kebijakan barumu mengenai pasien tidak mampu akan diterapkan minggu depan. Tidak akan ada lagi penolakan dengan alasan administrasi.”

Yang Xia tersenyum kecil, kali ini dengan mata yang sedikit berkaca.

“Terima kasih. Banyak yang akan tertolong karena itu.”

Guang Yi menunduk sedikit, nada suaranya nyaris seperti bisikan,

“Bukan karena saya baik, Nona Yang. Tapi Kaulah dibalik semuanya. Kau membuat saya dibalik semua, nama besar ini semua adalah milikmu. Dan sesuai pesanmu, aku selalu ingat bahwa Tiansheng seharusnya menyembuhkan, bukan menghukum.”

Beberapa detik hening. Hanya suara hujan yang menetes di luar.

Feng Xuan diam berdiri di sudut ruangan, menunduk sopan, tahu betul bahwa percakapan ini bukan sekadar laporan kerja.

Yang Xia lalu berdiri, menatap pria itu dengan lembut.

“Guang Yi, jika semua pemimpin berpikir sepertimu, dunia medis dan bisnis akan lebih manusiawi.”

Guang Yi berdiri, sedikit menunduk memberi hormat kecil.

“Saya hanya mengikuti teladan yang saya lihat, Ceo Yang.”

Ia berbalik hendak pergi, namun sebelum mencapai pintu, suara lembut Yang Xia menahannya.

“Guang Yi.” Ia menoleh.

“Jangan biarkan beban itu membuatmu lupa untuk beristirahat,” katanya sambil tersenyum tipis.

“Bahkan pemimpin pun tetap manusia.”

Guang Yi menatapnya sejenak, senyum kecil akhirnya muncul di sudut bibirnya.

“Baik, Dokter. Saya akan mengingatnya.”

Ia pun melangkah keluar, meninggalkan ruang itu dengan langkah mantap.

Namun dalam hatinya, kata-kata Yang Xia bergaung pelan, seperti sesuatu yang lebih hangat dari sekadar nasihat kerja.

Ceo Yang Xia, nama besar di balik Yang Grup. Sebuah kerajaan bisnis yang menguasai bidang medis dan teknologi kesehatan internasional.

Namun tidak banyak yang tahu, siapa sebenarnya sosok di balik nama itu.

Bagi dunia luar, Guang Yi adalah wajah dari Yang Grup, pemimpin muda yang karismatik dan ambisius. Tapi kenyataannya, dialah, Yang Xia. Yang selama ini menjadi otak dari setiap keputusan besar, setiap kebijakan yang mengguncang industri medis dunia.

Dia tidak suka sorotan.

Tidak perlu pengakuan.

Karena bagi Yang Xia, kekuasaan sejati adalah ketika seseorang dapat mengendalikan dunia tanpa harus terlihat di dalamnya.

Di balik layar, dia menulis kebijakan, menyusun strategi, dan menandatangani kesepakatan yang membuat banyak pihak gentar hanya mendengar namanya disebut dengan suara rendah.

Sementara dunia memuja nama Guang Yi, para petinggi bisnis tahu, jika ingin berbicara dengan Yang Grup, maka yang harus mereka taklukkan adalah Wanita di balik layar itu.

1
Om Ganteng
Lanjut thorrr💪
Om Ganteng
Yang Xia
Om Ganteng
Chen Wei
Om Ganteng
Yang Xia/Determined/
Om Ganteng
Yu Liang/Sob/
Om Ganteng
Thor... apa ini Yu Menglong?
Zerine Leryy
Thor, Yu Liang... seperti Yu Menglong/Sob//Sob/
Zerine Leryy
Guang Yi keren...
Zerine Leryy
Bagus, lanjutkan Thor... Semoga ceritanya bagus sampai akhir/Good//Ok/
Zerine Leryy
Yang Xia dibalik Yang Grup, Guang Yi dan Feng Xuan 👍 perpaduan keragaman yang keren
Zerine Leryy
Ceritanya bagus, Sangat jarang ada Ceo wanita yang tangguh seperti Yang Xia.
☘☘☘yudingtis2me🍂🍋
Jelek nggak banget!
Yue Sid
Aduh, cliffhanger-nya bikin saya gak tahan nunggu, ayo lanjutkan thor!
Gladys
Asik banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!