dikisahkan ada seorang gadis desa bernama Kirana, ia adalah gadis yang pintar dalam ilmu bela diri suatu hari, ayahnya yaitu ustadz Mustofa menyuruh Kirana untuk merantau ke kota karena pikirnya sudah saatnya ia untuk membiarkan putrinya itu mempelajari dunia di luar desa
Kirana memenuhi permintaan sang ayah dan pergi ke kota yang jaraknya tak terlalu jauh dari kampung halamannya. dan di sinilah Kirana mulai di hadapkan dengan situasi yang menguji keberanian serta kesabarannya, pertemanan, Cinta segitiga sampai akhirnya ia bertemu dengan takdir yang memang telah di putuskan untuk dirinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riris Sri Wahyuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan kasar dengan anak kecil!
"kita sampai. " keduanya tiba-tiba berhenti di depan sebuah ruangan kelas. Kirana berterima kasih kepada Dewi karena ia telah mau mengantarkan dirinya. Dewi membalas dengan senyum ramah, "ah, santai saja! itu bukan hal besar. yasudah aku harus pergi sekarang assalamu'alaikum! "
"waalaikumsalam."
Dewi pun pergi kembali ke klinik sementara itu Kirana masuk ke dalam kelas dan duduk di salah satu bangku di sana. ruangan itu telah ada beberapa mahasiswa yang telah datang dan salah satu dari mereka duduk di sebelah Kirana namanya Saras ia adalah sosok wanita yang cenderung pemalu dan pendiam. untuk beberapa lama Kirana dan Saras tidak saling bicara sampai akhirnya Kirana memulai pembicaraan duluan.
"Hai, siapa namamu? " tanyanya
Saras yang masih malu dengan orang baru itu pun dengan berkata dengan terbata-bata. "S... sa... Saras " Kirana mengulurkan tangan sambil memperkenalkan dirinya. Saras yang melihat itu pun dengan ragu menjabat tangan Kirana.
"jangan tegang begitu, santai saja! " ucap Kirana yang memperhatikan Saras sejak tadi yang terlihat kaku. gadis itu hanya mengangguk singkat.
Telah menunjukkan pukul 07.00 pagi dimulai semua mahasiswa berbondong-bondong masuk ke dalam kelas. hari itu dosen memberikan mereka sedikit materi sekaligus rencana praktek untuk beberapa bulan kedepan
Hingga tak terasa, jam istirahat pun tiba, Kirana hendak pergi untuk membeli minum di kantin kampus karena Hari itu ia membawa bekal makanan sendiri. ia berniat untuk mengajak Saras untuk ke kantin bersama
"Saras, kau mau ke kantin? ".
Saras menjawab pelan, " em, maaf tapi aku hari ini bawa bekal kok. kamu aja ya! "
"Oh, baiklah aku tinggal gak papa? "
"nggak papa kok. "
"oke."
Pada akhirnya, Kirana harus pergi ke kantin sendirian tetapi karena ia masih baru di kampus tersebut, ia belum tau dimana letak kantinnya sementara itu, Dewi yang juga baru keluar dari kelasnya juga berniat untuk beli di kantin. ia melihat Kirana yang berjalan sendirian, maka ia pun segera menghampirinya.
"Kirana!! " panggil Dewi. Kirana menoleh.
"mau ke kantin kan? " tanya dewi
"iya,"
"bareng aja yuk! "
"oh, boleh kok ayo! "
Mereka berdua akhirnya berjalan bersama, selagi berjalan mereka berbincang singkat.
"Oh iya Kirana, kamu sepertinya bukan dari sini? kau dari desa kan? *
Kirana mengangguk, " iya, aku baru aja tinggal di sini. "
"tinggal sendirian? "
"iya"
"orang tuamu kemana? "
"Abi tetap tinggal di kampung sementara umi... udah nggak ada. " Kirana menundukkan kepala kalimatnya pelan saat ia menyebut sang ibu.
"oh, maafin aku! aku... aku nggak tau kalau ibu kamu udah nggak ada, maafin aku kir! "
"nggak papa kok. ".
Dewi memegangi pundak teman barunya itu lalu berkata pelan. " kamu jangan khawatir! sekarang aku kan teman kamu, jangan sungkan kalau mau curhat atau apa oke! " Kirana kembali mengangguk.
Setibanya di kantin...
"um... makanannya terlihat enak semua 😋 Kirana, kamu mau beli apa? " tanya Dewi Sambi melihat berbagai macam makanan yang terlihat berjejer rapi di stan kantin.
"em, aku cuma mau mencari air. soalnya tadi aku bawa bekal sendiri. "
"waw, oke kalau gitu aku jalan cari makanan dulu ya! kamu tungguin! "
"oke."
Dewi
Dan Kirana berpisah Arah, Dewi pergi ke bagian timur kantin sementara Kirana pergi ke stand bagian barat, di sana banyak sekali terdapat minuman dan makanan dingin. Kirana pun membeli sebotol air putih dingin.
"ini ya bu uangnya! " ucapnya seraya memberikan uang pada Ibu kantin.
Sementara itu, Daniel bersama dua temannya juga baru saja tiba di kantin. dan di sisi lain ada anak yang berlarian sambil memainkan bolanya. ia menendang bola tersebut dan tanpa sengaja bola tersebut mengenal kepada Daniel. Daniel pun marah dan mengakhiri bola anak tersebut.
"heh, kalau main bola liat-liat dong! "
sangw anak meminta maaf kepada Daniel tapi Daniel malah semakin marah.ia mendorong anak tersebut hingga jatuh dan menangis. Kirana yang barusan menoleh mendengar tangisan anak tersebut.
"astaghfirullah hal adzim. "
Kirana langsung pergi menghampiri anak itu dan membantunya berdiri. ia kini kembali menatap Daniel dengan tatapan marah.
"apakah, dengan anak kecil saja kau tidak bisa bersikap dewasa? " tanyanya.
"heh, jangan ikut campur lo! ini urusan gue, minggir sana atau sekalian mau ku hajar? " ancam Daniel
"kembalikan bola itu padanya! " Kirana sama sekali tak menggubris ancaman pria itu.
"kalau nggak mau, kamu mau apa hah? "
Salah satu teman Daniel mengusulkan agar ia melemparkan bola tersebut keluar mereka berniat untuk tidak membiarkan anak itu mendapatkan bolanya kembali. sementara itu sang anak memohon agar bolanya tidak di lempar
"kak, tolong jangan lempar bola saya! "
"ah diem lo dasar bocah! " teman Daniel hendak memukul sang anak tapi di hadang oleh Kirana dan Kirana memberikan sebuah tamparan.
"jangan coba-coba menyentuh anak ini! "
"sialan, rasakan ini" Kirana langsung berdiri di depan anak tersebut untuk melindunginya teman Daniel mulai menyerang Kirana, tetapi Kirana dengan gesit menghindar dan memberikan sebuah tendangan di perut pria itu hingga terjatuh.