CEO To Husband

Mobil mewah milik Alaska menembus jalanan desa melewati nya dan menuju kota, pria itu benar benar kesal. Jika dia mengingat wajah Arum yang benat benar menguji kesabaran nya, sebuah notifikasi masuk ke dalam ponsel nya.

Markas black devil ya guys…

Pesan yang di baca pria itu langsung dia skip tanpa membalas nya, Aska semakin mengencangkan laju mobil nya hingga beberapa saat kemudian dia berjalan masuk ke sebuah gedung di sudut ibu kota.

“Selamat malam tuan Arnolda,”sapa anggota black devil.

Tidak ada jawaban dari Aska pria itu hanya memasang wajah datar nya terlebih para pengawal juga tidak mempedulikan jawaban itu karena mereka tau para petinggi tidak akan mengajak mereka bicara kalau bukan karena perintah lain.

“Haha kau tau, dia benar benar menyebalkan,”kesal Lukas kepada Leon.

“Kenapa kau hanya diam Luis? Apakah kau sangat senang karena istri mu sangat perhatian sialan,”kesal Lukas kepada kembarannya.

“Untuk apa kalian memanggil tanpa Dean di sini aku malas berkumpul dengan bau keluarga william,”ucap pria itu menjatuhkan diri nya di sofa.

“Tuan anda datang,”ucap Jeff yang sudah ada di sana.

“Duduk,”perintah Aska tidak mau Jeff berdiri.

Ketiga kembar itu saling pandang ada apa dengan Aska? Untuk pertama kali nya pria itu terlihat benar benar kelelahan dan kesal, Lukas langsung berdiri duduk di samping Alaska dan merangkul pria itu kuat.

“Ada apa dengan tuan Arnolda ini? Apakah tidak menyenangkan menjadi seorang guru? Sudah ku bilang mending mengajar di universitas saja banyak cewe cantik, ngapain ngajarin bocil,”kekeh Lukas tertawa.

Pria itu menepis tangan Lukas yang merangkul nya ya jika kalian tau Lukas memang menjadi seorang dosen demi menyembunyikan identitas asli nya sebagai seorang mafia, hitung hitung peralihan isu biar ga di kira melihara tuyul punya duit tapi kerjaan ga jelas.

“Ck, kau pria gila selangkangan jangan sama kan aku dengan mu. Aku memiliki alasan ku sendiri,”kesal Alaska kepada Lukas.

“Apa kau mencurigai sesuatu? Aku rasa aku tau,”jelas Leon melirik pria itu yang membuat Alaska hanya diam tidak menjawab.

“Sudah kembali ke topik, apa kau menyukai gadis remaja yang baru puber. Bro mereka yang baru labil tidak pintar dalam permainan.”bisik Lukas tertawa keras.

“Aku kesal bukan karena hal gila itu, ada bocah nakal di sekolah itu yang selalu menganggu ku dia berharap aku angkat kaki dari sana. Kalian tau? Aku tadi saja di siram kopi serta ban mobil ku di bocorkan, argh sial, untung dia masih bocah. Kalau bukan sudah aku lempar dia,”kesal Alaska kepada semua orang itu menceritakan nya.

“Lempar ke kasur,”kekeh Lukas.

“Hilangkan pikiran jorok mu tuan mafia, aku tidak seperti mu. Seperti yang kau bilang Leon kau mengetahui nya aku tidak bisa meremehkan william, sudahlah berbicara dengan Lukas semakin membuat ku gila, aku pulang saja, Jeff setir mobil,”ucap Alaska berdiri dari sana.

“Hei jangan sampai Student to lovers ya!”teriak Lukas mengejek.

“Diam kau!”teriak Alaska mengacungkan jari tengah nya dan keluar dari markas black devil.

Pria itu tertawa puas untuk pertama kali nya ada yang meruntuhkan kekesalan Alaska yang super dingin seperti pengunungan es itu. Bahkan Lukas benar benar menikmati mengusil pria itu.

Mobil melaju dengan cepat, menembus jalanan ibu kota. Menuju mansion Arnolda, Alaska hanya bisa terdiam, Jeff yang melihat itu tau suasana hati tuan nya sedang buruk sebenarnya apa yang terjadi.

Hingga akhirnya pria itu sampai di mansion Arnolda, saat dia melewati ruangan tamu di sana ada Axel bersama Hana saling berpelukan menonton. Saat tau anak nya pulang Hana langsung berteriak.

“Aska my baby sini sayang,”teriak Hana dengan keras.

“Mommy bisakah panggil nya dengan pelan, bahkan pelayan saja bisa mendengar teriakan mu,”ketus pria itu kepada mommy nya.

“Ih sayang lihat dia tidak berbakti kepada ku, padahal dia di perut ku sembilan bulan, dan sepertinya kau sangat kesal benar kan sayang?”ucap Hana dengan cerewet nya.

“Ya apa ada masalah di kantor? Untuk pertama kali nya juga daddy melihat mu memasang wajah lelah, daddy sudah bilang jangan terlalu memaksa kan pekerjaan ingat pekerjaan itu hanya menambah uang bukan menjadi beban.”jelas Axel kepada anak nya.

Pria itu menghela nafas dia duduk di samping Axel lalu menjatuhkan tubuh nya, mereka berdua saling pandang. Hana melepaskan pelukan nya di Axel, ya dia kepo ada apa dengan anak nya.

“Bukan di kantor di sekolah, ada bocah yang selalu mengganggu kata guru di sana dia memang sangat nakal.”jelas Aska melirik mommy dan daddy nya.

“OMG!!”teriak Hana dengan panik.

“Sayang! Suara mu!”kaget Axel mengusap telinga nya.

“Hehe maaf aku kaget, sama seperti mommy dulu, tapi mungkin dia punya alasan, tapi mommy tidak pernah sangat mengerjai guru sih palingan nakal doang, itu juga ga ngimbas ke orang lain,”jelas Hana kepada anak nya.

“Aku sampai di siram kopi,”jelas Aska mengangkat bahu nya.

“Wah sangat parah sih, benarkan sayang,”tawa Axel mengejek anak nya.

“Ya aku tau daddy akan menertawakan ku, aku pergi saja,”kesal pria itu langsung berdiri dari sofa dan beralih ke kamar nya.

Kedua pasutri itu hanya saling pandang, Alaska berjalan menuju kamar nya. Dia menatap langit langit kamar nya dalam diam, entah apa yang dia pikirkan, pria itu berjalan menuju album foto dan membuka nya, dia mengusap wajah seorang gadis cantik di sana.

“Mommy Clarissa, aku akan menjaga kakak dan juga mommy serta daddy. Entah kenapa firasat ku cukup buruk, tapi sebagai pewaris Arnolda aku akan memastikan Alisa tetap baik-baik saja, selama dia masih dalam awasan Arbian, dia pasti baik-baik saja,”gumam pria itu mengusap wajah Alisa kecil.

Walaupun tidak bertemu dengan Clarisaa cerita mommy nya tentang mommy dari kakak nya itu membuat Alaska tau betapa Alisa kehilagan sosok Clarissa sangat dalam, dia tidak ingin merusak kebahagiaan yang telah di bangun daddy nya itu.

“Semoga ini cuman firasat aku tidak mau melihat kakak bersedih, semenjak menikah dengan Arbian dia sangat bahagia. Untung saja masih ada pria yang mau dengan gadis manja itu,”gumam Aska kepada diri nya sendiri.

Saat Alaska tengah berkecamuk dengan pikiran nya itu di sisi lain, seorang gadis cantik terlihat menangis bersujud di bawah kaki seorang wanita yang bernama sarah. Suasana malam itu yang dingin membuat tangisan nya terdengar jelas tapi karena di desa jarak rumah antara rumah masih jauh tidak ada yang mengetahui itu.

“Ibu, maafkan Arum. Jangan usir Arum bu, Arum mau tinggal di mana, Arum cuman punya ibu dan Bayu,”