NovelToon NovelToon
Suami Kedua Ku Over Posesif

Suami Kedua Ku Over Posesif

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:37.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mei_Mei

Kata orang pernikahan cukup sekali dalam seumur hidup, tapi tidak dengan pernikahanku. Aku harus menelan kepahitan hidup saat mengetahui suami yang sangat aku cintai menghianati ku dan lebih memilih istri sirihnya.

Madu ku terlalu licik dan pintar dalam membalikan fakta, suatu malam dia memfitnah ku berakting seolah aku ingin menyakiti dia dan bayi yang dikandungnya malam itu juga tanpa ku sangka tanpa ku duga suamiku dengan tanpa perasan menjatuhkan talak 3 dan mengusirku dengan tragis.

Beberapa bulan setelah itu aku menikah lagi dengan seorang lelaki tampan dan mapan bahkan jauh segala-galanya nya dari mantan suamiku.
Suamiku yang kedua begitu dingin, egois dan arogan. Apapun yang dia inginkan harus sesuai, untuk awalan aku tidak mengerti seperti apa perasaanya padaku karna kami menikah bukan karna cinta melainkan demi kesembuhan Tante Lyra, Ibu dari suamiku yang kedua. Perjalanan cinta yang begitu panjang membuahkan hasil. Aku dan suami kedua ku bisa menemukan kebahagiaan yang utuh.


Author Akak Mei

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei_Mei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selalu Direndahkan.

Hari-hari aku jalani seperti biasa tidak ada yang berubah sama sekali bahkan sekarang madu ku semakin sering menghinaku, mencaci maki dengan kata-kata buruk, menganggap ku seperti pembantu, dia menyuruhku membersihkan rumah seperti yang dilakukan pembantu, dia menyuruhku mencuci pakaiannya, aku sempat menolak, tetapi Mas Izham tidak membelaku, dia malah membiarkan istri sirihnya menyuruh ku dia seperti membela istri sirihnya.

Sakit hati sudah pasti, sampai tidak bisa diungkap dengan kata-kata. Aku diam, aku tidak bersuara, rasanya aku sudah lelah untuk bertengkar karena akhirnya Mas Izham selalu membela istri sirihnya.

Aku selalu menyalahkan diriku sendiri yang terbelenggu dengan perasaan yang masih utuh untuk suamiku.

Meski lelah untuk bertahan, tetapi aku masih belum mampu untuk berpisah dengan Mas Izham.

Pagi sekali Aku sudah terbangun dan bermain didapur untuk menyiapkan sarapan untuk mereka. Ya,,, mereka! setiap hari akulah yang harus mengerjakan pekerjaan rumah, termasuk menyiapkan makanan untuk mereka. Madu ku... huh, dia sudah seperti seorang ratu hanya menyuruh dan mencibirku dengan mulut pedasnya. Setiap hari, bangun, mandi, bersiap, dandan secantik mungkin, secantik lenong dan duduk manis menunggu sarapan yang aku buat.

Dan sedihnya, Mas Izham tidak membelaku sama sekali ketika istri sirihnya menyuruhku bagai pembantu dan mencaci ku.

Jika Aku tidak kuat menahan sakit, aku hanya bisa menangis dikamar.

Mas Izham dan istri sirihnya sudah duduk dimeja makan. Aku membawa nampan berisi segelas susu dan secangkir teh. Dengan susah payah aku membawanya, karna aku juga harus menyeimbangkan tubuhku dengan sebuah tongkat.

Untung tanganku sudah terbiasa dengan beban berat yang aku lakukan.

Aku menaruh minuman didepan mereka masing-masing.

"Hoek,,Hoek,,," Istri sirih Mas Izham berlari kekamar mandi dan sepertinya memuntahkan isi perutnya.

Mas Izham pun menyusul kekamar mandi.

aku menunggu dimeja makan. Tak lama mereka sudah terlihat kembali dengan Mas Izham yang memapahnya berjalan.

"Sayang, aku enek mencium bau susu itu!" keluhnya.

"Memang kenapa Sayang?" Mas Izham bertanya pada istri sirihnya.

"Entahlah, rasanya aku ingin muntah terus."

"Kei, apa itu bukan susu yang biasa dikonsumsi Mira?" mas Izham bertanya padaku.

"Itu susu yang biasanya kok, Mas. Dan takarannya juga sama," jawabku.

"Pokoknya kamu singkirkan susu itu sekarang juga!!" lerintah Mira dengan membentak ku.

Dan Mas Izham lagi tidak ada pembelaan.

Aku mengambil segelas susu itu dan kubawa kembali kedapur.

Ku elus dadaku yang terasa sesak. "Ya Tuhan kuatkan Aku." hanya itu yang selalu diucapkan.

"Sayang apa perlu kita kedokter? kamu terlihat pucat sekali," Mas Izham terlihat sangat kwatir dengan Mira. Aku sedikit mengintip mereka.

"Entahlah, badanku terasa tidak enak sekali. Tetapi, kita harus segera berangkat kekantor Sayang"

"Apa kamu tidak bisa cuti dulu hari ini?"

"Tidak, kerjaan dikantor pasti akan menumpuk, tidak apa-apa, nanti pasti baikan kalau sudah dicium kamu." Mira bersikap manja pada Mas Izham.

"Kamu ya, pagi-pagi sudah genit."

Mas Izham mengelus rambut Mira dan mendekatkan wajahnya untuk mencium bibir Mira.

Dadaku terasa sakit, menyaksikan suamiku bermesraan dengan madu ku. Apa mereka benar-benar sudah tidak punya hati? Kenapa harus melakukan itu diruang terbuka, kenapa tidak dikamar mereka saja. Mereka tidak memikirkan perasaan ku yang terluka melihat mereka bermesraan seperti itu.

Lagi, Aku menangis dalam diam, ku terisak.

Ku remas kuat dadaku untuk meredakan sesak. Ku dengar suara Mas Izham memanggilku, aku buru-buru menghapus air mataku.

Ku ambil tongkatku dan berjalan pelan menghampiri mereka.

"Ada apa, Mas?" Tanya ku.

"Aku sama Mira berangkat ke Kantor dulu ya, kamu baik-baik dirumah."

Mira sudah menggandeng tangan kiri Mas Izham. Aku menyodorkan tanganku untuk mencium tangan Mas Izham, saat Mas Izham ingin mencium keningku, Mira menarik tangan Mas Izham. Dan Mas Izham berlalu tanpa menciumku.

Seperti biasa aku hanya memandangi kepergian mereka dibalik jendela.

Berat Badanku sekarang sudah turun drastis, mungkin terlalu banyak fikiran dan harus makan hati setiap hari.

Ternyata seperti ini wanita yang dimadu tanpa keadilan.

 

Sore hari mereka sudah kembali bersama.

Aku membuka pintu dan mencium tangan Mas Izham.

"Mau minum teh Mas?" Aku menawari suamiku. Madu ku? tidak Sudi aku menawarinya.

"Bikinin Aku jus Mangga ya, yang manis." Mira menyuruhku.

"Kamu bisa kan buat sendiri?" jawabku.

"Sayang,,?"

"Kei, tolong kamu buatkan jus yang diminta Mira tadi ya, kasihan dia capek baru pulang kerja dan dia juga tidak enak badan hari ini."

ho,,, Mas Izham, malah menyuruhku tanpa membelaku sama sekali.

"Tap,,"

"Tolong Kei, aku lelah kalian jangan berdebat ya!"

Aku berjalan kedapur membuat minuman untuk mereka.

Mereka masuk kedalam kamar. Aku menaruh minuman dimeja makan untuk sekalian makan malam.

Mereka sudah duduk bersama.

Kebetulan aku hari ini memasak tumis kangkung, lauk tempe, dan juga sayur santan ikan Mas, karna itu makanan kesukaan Mas Izham.

"Sayang, makanan apa ini? seleraku buruk setelah melihat lauk pauk itu."

"Kenapa? ini enak kok, Kei selalu pintar memasak"

"Ini makanan kampung Sayang, aku tidak berselera, Aku ingin makan Ayam panggang barbeque, di Restoran langganan kita" berbicara dengan Manja.

Aku sangat muak, melihat dan mendengarnya.

"Tapi Mira, kalau kita makan di Restoran, mubazir makanannya, Kei juga sudah capek-capek memasak untuk kita, kasihan dia."

"Kamu nggak mau?? kamu lebih perduli dengan dia? hidup dia memang hanya dari belas kasih dari orang lain." Mira merendahkan ku.

Aku tidak mampu menjawab, aku sudah menangis. Aku hanya melanjutkan makan malam ku dengan air mata yang terus mengalir seperti air terjun.

Aku lelah berdebat, aku lelah membela diri, karna pada akhirnya Mas Izham tidak pernah membelaku. Aku melanjutkan makan ku seperti tidak terjadi apapun.

Padahal hatiku sudah hancur lebur.

Kata-kata," hidup dia memang hanya dari belas kasih orang lain" Selalu terngiang ditelinga ku.

Apa segitu rendahnya diri ku? dan segitu jahatnya dia tega mengatai ku seperti itu.

Mira pergi kekamarnya.

"Kei, kamu tidak apa-apa?"

Apa mulutmu hanya bisa bertanya pertanyaan yang tidak bermutu itu Mas? batinku.

Aku tidak menjawab dan hanya diam menunduk, terus mengunyah makanan.

Harusnya dia tidak memberi pertanyaan seperti itu.

"Kei, maafkan ucapan Mira tadi, dia hanya lelah dan kurang istirahat. Makanya emosinya tidak stabil."

"Tidak apa-apa Mas, memang disini hanya istri sirih mu itu yang lelah dan aku tidak pernah lelah. Kamu susul saja dia, nanti dia semakin marah padamu." kataku halus tetapi menyindir.

"Bukan seperti itu maksutku, Kei."

Aku menghela nafas. Tidak mendengarkan ucapan Mas Izham. Aku berlalu pergi kedapur membawa piring bekas makan ku dan mencucinya.

Aku terus menghapus air mata sialan ini yang tidak berhenti keluar.

"Aku kuat dan Aku tidak lemah." aku menyemangati diri sendiri.

 

1
Dayu Dayu
😄😄😄😄😄
Alfiyya Anastasia
Buruk
inayah machmud
yg sabar aja ya Lee ngadepin bos' mu yg lagi di mabuk cinta, ,, sekarang sudah jadi bucin dan alay....🤭🤣🤣🤣🤣😂😂😂
inayah machmud
ya ampun tuan ken semua hal jadi kena pasal, ,,
sampai 2 dokter sama perawat nya ketakutan semua. .. sampai mereka berdoa semoga tidak ada lagi anggota keluarga tuan ken yang sakit' lagi. ..
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
inayah machmud
tuan muda Ken, sudah mulai bucin jadi over dosis perhatian nya. .🤭🤭🤭🤭😂😂😂😂😂
inayah machmud
tuan ken sudah kecanduan ciuman dgn kei...🤭🤣🤣🤣
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒑 𝒎𝒂𝒂𝒇 𝒕𝒉𝒐𝒓 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒂𝒈𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒄𝒆𝒘𝒂 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝑨𝒌𝒊𝒐 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒋𝒖𝒋𝒖𝒓 𝒑𝒂𝒔 𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒚𝒈 𝒐𝒓𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒅𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑 𝑨𝒌𝒊𝒐 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓" 𝒋𝒅 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒁𝒆𝒆 🙏🙏 𝒃𝒌𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂𝒊 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒂𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒑 𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒃𝒍𝒎 𝒅𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒉 𝒅𝒊 𝒑𝒖𝒃𝒍𝒊𝒔 𝒌𝒊𝒔𝒂𝒉 𝑨𝒌𝒊𝒐 𝒅𝒂𝒏 𝒁𝒆𝒆 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒂𝒔 𝒈𝒂𝒌 𝒋𝒅 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒂𝒈𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒄𝒆𝒘𝒂 😢😢 𝒎𝒂𝒂𝒇 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒍𝒈 🙏🙏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒐𝒌 𝒎𝒔𝒉 𝒌𝒆𝒄𝒆𝒘𝒂 𝒚𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒚𝒂 𝒛𝒆𝒆
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒁𝒆𝒆 𝒔𝒂𝒌𝒊𝒕 𝒕𝒑 𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒅𝒂𝒓𝒂𝒉
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒁𝒆𝒆 𝒊𝒌𝒉𝒍𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒁𝒆𝒆 𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒎𝒂𝒖 𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑨𝒌𝒊𝒐
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒏𝒂𝒚𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒁𝒆𝒆 𝒎𝒔𝒉 𝒆𝒎𝒐𝒔𝒊
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒅𝒑𝒕 𝒄𝒐𝒘𝒐𝒌 𝒚𝒈 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂 𝒁𝒆𝒆 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝑭𝒂𝒔𝒌𝒊𝒆𝒉
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒏𝒆𝒙𝒕
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒏𝒆𝒙𝒕
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!