Suami Kedua Ku Over Posesif
"Sah."
"sah..." serentak para saksi menjawab dan mengucap 'Alhamdulillah'. Sepasang pengantin sudah menjadi pasangan yang halal.
Kucium punggung tangan suamiku dan dia mencium keningku.
Saat ini aku sangat bahagia akhirnya kami menjadi pasangan yang halal.
Setelah itu bergantian mencium tangan kedua Mertuaku dan juga Ibu ku. Ayahku sudah meninggal satu tahun yang lalu, kini tinggal aku dan Ibuku saja.
Selesei kami bersalaman, aku dan suamiku digiring untuk naik keatas pelaminan.
Didesa memang memiliki adat seperti ini, kami duduk di atas panggung yang sudah didekor sedemikian bagus dengan bunga-bunga dirangkai sangat indah disekitar kami. Ada juga orgen tunggal yang menghibur dengan artis berasal dari desa.
Aku dan mas Izham selalu tersenyum menyambut tamu yang memberi ucapan selamat.
Jam 9malam kami sudah turun dari pelaminan, dibantu suamiku aku turun dan kami menuju kekamar ku.
Sebelumnya kamar itu kamar ku, tapi mulai sekarang tidak lagi itu akan menjadi kamar kami berdua.
Kami berdua bergantian kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Aku menyuruh mas Izham lebih dulu karna aku harus melepas segala t*tek bengek yang ada di tubuhku.
Oh,, iya, aku sampai lupa untuk memperkenalkan diriku.
Perkenalkan, namaku Keihana Kazumi. Orang-orang biasa memanggilku dengan sebutan Kei. Seperti nama laki-laki sih, tapi tak apa karna aku pun menyukainya.
Dan perkenalkan suamiku bernama, Izham Fairuq.
Aku dan Suamiku berpacaran sudah 3 tahun.
Selesei lulus kuliah, Mas Idzam langsung melamarku dan satu bulan setelah itu kami memutuskan untuk langsung menikah.
Aku ceritakan sesuatu, sebenarnya fisikku tidak sempurna aku seorang wanita yang berjalan dengan tongkat.
Dulu sewaktu kecil aku pernah mengalami kecelakaan, dan karna kecelakaan itu satu kakiku tidak lagi berfungsi. Sebenarnya jika dioperasi masih bisa berjalan normal tetapi orang tuaku hanya seorang buruh tani yang pasti tidak sanggup untuk membiayai operasi kaki ku yang membutuhkan banyak uang.
Ya,,,jadilah teman-temanku dulu memanggilku si gadis bertongkat.
Aku sama sekali belum pernah berpacaran selain dengan mas Izham karna aku sedikit menutup diriku dari pandangan lelaki. Lebih tepatnya aku merasa minder jika berdekatan dengan laki-laki. Aku sadar diri dengan kekuranganku, sudah pasti banyak lelaki yang tidak mau melirikku.
Sampai aku duduk di bangku kelas 3 SMA
waktu itu Mas izham menungguku digerbang sekolah, dia mengajakku berkeliling desa dan berhenti disebuah gubuk yang ada ditengah sawah dan disitulah Mas Izham mengatakan bahwa dia menyukaiku. Aku benar terkejut saat itu, mendengar mas Izham menyukai ku. Aku perempuan yang tidak sempurna.
Aku sempat menolak karna aku malu dan sadar diri, Mas Izham sangat dikagumi banyak gadis-gadis didesa kami.
Dia tampan dan memiliki tubuh yang nyaris perfect.
Aku sendiri memiliki wajah yang cantik, bersih, body ku sedikit berisi. Hanya saja aku berjalan dengan tongkat, itu yang membuat orang lain memandangku remeh.
"Hei,,, kenapa malah melamun?" aku terkejut ternyata Mas Izham sudah berdiri di belakangku dengan hanya memakai handuk saja.
dig,,,dug,,.
Jantungku,,,
Begitu saja mukaku sudah memalu, melihat dada bidang milik Mas Izham.
Mas Izham memegang pundakku, aku menunduk karna malu tetapi jari telunjuk Mas Izham menyentuh daguku. Aku berganti menatap wajah suamiku.
Pipi ku sudah pasti memerah sekarang,
pelan Mas izham mendekatkan wajahnya.
'aaaa'...' aku berteriak dalam hati.
"Mas, tunggu! aku belum membersihkan tubuhku." kataku.
Mas Izham mengurungkan niat untuk mencium ku.
"Ya sudah cepetan mandi, mas tunggu ya." kata Mas Izham.
Aku mengambil tongkatku dan berjalan keluar kamar karna memang kamar mandi rumahku ada dibelakang rumah.
Rumahku tidak besar, bahkan terbilang kecil hanya berukuran 9x9 meter saja.
Rumah-rumah didesa memang rata-rata memiliki ukuran rumah seperti itu.
Berbeda dengan rumah Kepala Desa atau pegawai desa lainnya yang ukurannya sedikit lebih besar.
Selesai membersihkan diri aku langsung menyusul Mas Izham berbaring dikasurku yang... ya, lumayan empuk lah.
Aku hanya memakai baju tidur berlengan pendek dan diatas lutut.
Sedangkan Mas Izham bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek saja.
Aku berbaring disamping Mas Izham dan Mas Izham yang tadinya diposisi telentang sekarang berganti posisi miring menghadap ke arahku.
Tangan Mas Izham terangkat dan membetulkan anak rambutku, dia tersenyum manis.
"Apa kamu sudah siap dengan malam pertama kita?" mas Izham mengajukan pertanyaan itu kepada ku.
Aku merasa malu untuk menjawab pertanyaan mas Izham barusan dan hanya menganggukkan kepala memberi kode bahwa aku sudah siap.
Mas Izham mulai mendekatkan wajahnya, dan aku menutup mataku.
Tak lama, aku merasakan bibir Mas Izham menyentuhku lembut dan aku mulai menikmatinya.
Mas Izham menggigit-gigit kecil bibirku. Aku sedikit membuka mulutku dan Mas Izham mulai mengabsen rongga mulutku.
Aku mulai menikmati perlakuan itu, tangan Mas Izham yang menyentuh kedua buk*t kemb*r ku, dan juga turun kebawah.
"Ah..." aku mendesah pelan saat Mas Izham menciumi telingaku dan terus berpindah keleher.
Mas Izham sudah berganti posisi menjadi diatas ku.
Dia membuka pakaianku dan juga celana pendeknya.
Jantungku berdebar tak karuan, ini tentu pengalaman pertamaku.
Kami sudah sama-sama tidak berpakaian, mas Izham sudah siap berada diposisi nya.
Aku memejamkan mataku dengan rapat,
sesungguhnya aku sangat takut. Tubuhku tegang, membayangkan apakah sangat sakit.
"Tenang saja Kei. rileks jangan tegang seperti itu." mas Izham berbisik disamping telingaku, aku mengangguk.
"Mas, aku takut." kataku.
"Kamu nggak perlu takut sayang, mas akan melakukannya dengan pelan." mas Izham menjawab.
Mas Izham kembali mencumbui ku dan aku menjerit tertahan karna Mas Izham sudah berhasil membobol gawang ku.
Aku meneskan air mata, antara sakit dan bahagia.
Karna aku sudah memberikan yang berharga dalam tubuhku hanya untuk suamiku.
Aku berharap Mas Izham menjadi jodohku selamanya.
Satu jam kami melakukan pertempuran, sampai kami kelelahan dan tertidur.
Saat subuh aku sudah terbangun, aku melihat mas Izham masih terlelap dalam mimpi.
Aku ingin bangun dan memunguti baju tidurku yang tergelak dilantai.
"Au'..." aku merintih merasakan sakit dipangkal paha ku.
Mas Izham menggeliat dan membuka mata.
"Kenapa sayang?" mas Izham bertanya kepadaku.
"Sakit mas." jawabku.
"Maaf ya mas sudah buat kamu sakit. Nanti kalau kita sudah sering melakukan nya tidak akan sakit lagi, tapi kita bakal ketagihan." kata Mas Izham menggodaku.
"Ih, apa sih mas. Malu tau." jawabku.
"Apa sekarang mau nambah? ayo kita main satu ronde lagi." mas Izham kembali menggodaku.
"Mas, ini tuh masih sakit loh masak mau itu lagi."
"Iya, enggak! enggak! mas cuma bercanda sayang. Apa mau aku gendong kekamar mandinya."
"Nggak ah, malu. Nanti dilihat ibu sama bude-bude, malulah."
"Aku coba jalan pelan-pelan saja."
Mas Izham membantuku memakai baju, dan dia berganti yang memakai bajunya sendiri.
Dengan pelan aku turun dari ranjang dan mencoba berjalan pelan.
Aku mengintip suasana diluar, ternyata masih sepi langsung saja aku menuju kekamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 369 Episodes
Comments
Viaa
selesei = selesai?
2023-05-29
0
Sweet Girl
sama juga.... di desa sampek sekarang tuuu ada.
dengan biduan ppakek pakaian seksi.
2022-08-29
0
halima ts.
alurnya toppp ka
2022-06-30
0