Terjebak di sebuah negri yang tak dikenal.
Di sanalah kisah ini bermula, pertemuan yang tak terduga antara DEVNIA ANGGARA RISMA dan pangeran ALFATIH LYSANDER menumbuhkan benih cinta di hati sang pangeran, namun ketidak pekaan Nia terhadap rasa yang dimiliki Ly membuat kegilaan laki-laki itu muncul.
Cinta beda alam akankah semesta mendukungnya?
Yuk ikuti kisah mereka!
Untuk kalian semua pembaca setia novel Toon salam kenal dariku Diomira antika.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diomira antika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2 pertemuan
Nia berusaha untuk bangkit lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar, "di mana aku?" dia bertanya pada kesunyian yang ada, lalu memutuskan untuk mulai berjalan, dalam hati ingin mencari jalan keluar namun nyatanya hutan ini bagaikan tak berujung.
"Duh mana laper banget lagi, haus...! ucapnya yang kini akhirnya memutuskan untuk duduk di akar pohon besar yang menyembul di tanah.
Di sini dia mulai berpikir banyak hal, tentang bagaimana orang tuannya dan bagaimana juga nasibnya disini.
Ingin menangis tapi percuma buang-buang energi saja, akhirnya dia memutuskan untuk kembali berjalan, menyimbak semak belukar yang menghambat jalannya
Tiba-tiba....
krak... terdengar suara ranting yang patah serta langkah yang kian mendekat, Nia menatap awas kearah sekitar, di samping kanannya terlihat seekor Harimau berukuran sedang, dia sedang berjalan mendekat.
Deg... kaki Nia mendadak gemetar, rasa takut tak usah ditanya, sudah memuncak sampai ke ujung kesadaran. "kamu harus tenang Nia, otak ayo berpikir!" ucapnya pada diri sendiri tapi belum sempat otaknya berpikir kaki Nia sudah lebih dulu berlari sambil berteriak.
"tolong..... tolong.....!" kata itu terus terucap sepanjang perjuangannya menyelamatkan diri.
Namun itulah bodohnya dia, kepanikannya membuat harimau itu semakin menggila, lagi pula tidakkah dia ingat jika ini adalah hutan belantara mana ada orang disini, tapi balik lagi namanya juga usaha, lagi pula bukankah aturannya memang begitu orang kesulitan harus minta tolong.
Nia mengerahkan seluruh tenaganya untuk berlari, namun nyatanya kucing besar itu semakin dekat dengannya.
Sak Bug... Nia tersandung dan kini mendarat sempurna di tanah, dia ingin bangkit tapi tak bisa, pergelangan kakinya sangatlah sakit.
Dia berbalik badan melihat kebelakang, dimana kini harimau itu tinggal berjarak 2 meter darinya, "tolong.....harimau yang baik, tolong jangan makan aku, daging ku tidak enak banyak tulangnya," ucap Nia berharap belas kasihan pada hewan yang tidak mengerti bahasa manusia itu.
Sungguh bodoh meskipun kurus tapi bukankah yang namanya makanan tetap saja berharga bagi hewan yang sedang kelaparan itu.
Kini harimau sudah bersiap ingin menerkamnya, namun saat itu juga sebuah busur panah melesat cepat dan langsung menembus tubuh besar harimau itu dan darahnya menciprat tepat ke wajah Nia yang waktu itu sedang memejamkan matanya rapat-rapat.
Setelah beberapa detik tak merasakan apapun kecuali sesuatu yang lengket kini menempel di pipinya, Niapun memberanikan dirinya untuk membuka mata. Tepat di depanya kucing besar tadi sudah terbaring dengan sebuah anak panah yang menancap tepat di bagian jantungnya.
glek...Nia meneguk ludah kasar. Lalu membawa pandangannya kearah samping di mana seorang laki-laki tampan bertubuh kekar sedang berjalan dengan gagah kearahnya.
Nia menatap tanpa berkedip, otaknya bingung melihat pakain laki-laki ini, yang begitu berbeda dari pakainya. "siapa dia dan di mana aku sebenarnya?" plak..."au....sakit!" ucapnya mengelus pipinya. Nia menampar pipinya sendiri sekedar ingin memastikan jika dia tidak sedang bermimpi.
"Aku tidak sedang bermimpi, apa jangan-jangan sekarang aku sudah ada di syurga bertemu sang pangeran, ah tapi masasih pangeran surga mukanya kaku gini?" ucap Nia dalam hati.
Lagian mana mau surga menerima Nia si pendosa ini.
Laki-laki itu berdiri di depanya dan menatapnya dengan ekpresi datar.
Nia yang juga menatap, memberanikan dirinya untuk bicara, "terimakasih atas pertolonganmu tuan, jika bukan karenamu mungkin saat ini aku sudah ada di dalam perut harimau itu." ucap Nia, suaranya bergetar menandakan ketegangan serta ketakutannya.
Laki-laki itu tidak menjawab dia hanya memindai Nia dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tiba-tiba laki-laki itu mengendus kearah Nia dan itu membuat Nia reflek mundur, lalu ikut mencium tubuhnya sendiri sambil berkata dalam hati, "dia kenapa sih, perasaan aku nggak sebau itu sampai tercium dari posisinya" Nia membatin kebingungan.
Laki-laki itupun melangkahkan kakinya ingin meninggalkan Nia.
Nia bingung ples panik, melihat kekiri dan kekanan yang ada hanyalah hutan belantara, akhirnya dia memutuskan untuk mengejar laki-laki itu.
"Tuan tunggu!" ucap Nia sambil berlari menghadang jalan laki-laki yang belum Nia tau siapa namanya itu.
Laki-laki itu berhenti lalu menatap datar ke arah Nia.
"Tuan tolong aku, aku tersesat dan tidak tau jalan pulang, tolong izinkan aku untuk ikut bersamamu!" ucapnya mengatupkan tangan di depan dada.
Beberapa detik Nia menunggu jawaban dari laki-laki itu, namun bukannya menjawab laki-laki itu malah melanjutkan langkahnya, bahkan dia menabrakan tubuh besarnya ke tubuh Nia, membuat Nia jatuh dan terduduk di tanah, tapi karena Nia merasa sudah tidak punya pilihan lain lagi akhirnya dia tetap mengejar laki-laki itu, mengikutinya dari belakang meskipun nyatanya dia harus setengah berlari agar bisa menyusul karena laki-laki itu jalannya sangat cepat.
Setelah cukup jauh mereka berjalan tiba-tiba laki-laki yang tak lain adalah pangeran Ly itu menghentikan langkahnya. Dan akibatnya Nia pun menabrak punggung pangeran Ly, "au... astaga kenapa berhenti mendadak sih lagi pula... itu punggung apa tembok coba keras amat?" Nia mengomel sambil mengusap jidat dan hidungnya secara bergantian.
Pangeran Ly berbalik, lalu berkata, "jangan mengikutiku!" bentaknya kasar nadanya begitu tegas.
Di bentak membuat Nia kaget bahkan air matanya sampai jatuh. "aku mohon tolong izinkan aku ikut bersamamu aku takut disini sendirian!" ucapnya merengek kepada pangeran Ly.
Pangeran Ly tidak menjawab tapi kembali melanjutkan langkahnya.
Nia pun kembali mengikuti. mereka berjalan sangat jauh bahkan kini rasanya kaki Nia nyaris copot dari sendinya.
"Tuan kita mau kemana kenapa kita tidak sampai-sampai juga?" pertanyaan itu tiba-tiba lolos begitu saja dari mulut Nia.
Namun nyatanya, pangeran Ly tidak sudi menanggapi ucapan Nia dia terus berjalan menuju ke titik lokasi tujuannya.
"Astaga bisu kah dia?" tanya nia dalam hati.
Kini Nia hanya bisa pasrah dan terus berjalan mengikuti langkah pangeran Ly yang akan membawanya pergi entah kemana, tapi ini lebih baik baginya setidaknya sekarang dia tidak sendiri lagi.
Namun nyatanya kini Nia merasa tubuhnya benar-benar lelah hingga tanpa bisa dia tahan lagi akhirnya dia pun jatuh pingsan.
Suara tubuh Nia yang berbenturan dengan tanah seketika membuat pangeran Ly menoleh dan mendapati Nia sudah tergeletak mengenaskan di tanah.
1 jam kemudian Nia mulai membuka mata secara perlahan. dan mendapati dirinya kini tengah berada di sebuah kamar yang begitu asing baginya, nuansa kerajaan berdisain unik terlihat tua namun kokoh.
Tidak ada siapapun disana kecuali dirinya sendiri. "Di mana lagi aku, kenapa tempat ini terlihat sangat menyeramkan?" ucap Nia dalam hati diapun mulai menurunkan kakinya dari kasur.
Dengan langkah pasti dia mulai berjalan kearah jendela untuk melihat kondisi di luar, dan begitu kagetnya dia, ternyata saat ini dia berada di sebuah tempat yang begitu tinggi tak ubahnya seperti kastil, "ya Tuhan apa aku tidak salah liat, tempat macam apalagi ini?" tanyanya pada dirinya sendiri.