NovelToon NovelToon
Pembantuku Canduku

Pembantuku Canduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Teen / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: risna afrianti

"Jika kamu tidak mau menikah dengan Louis secara suka rela, anggap saja ini sebagai tanda balas budimu karena aku telah membiayai seluruh pengobatan ibumu."

Perkataan Fradella membuat dunia Irene runtuh. Baru saja dia bahagia melihat ibunya bisa berjalan kembali, tapi kini Irene harus ditimpa cobaan lagi.

Menikah bukanlah sesuatu yang mudah. Menyatukan dua insan yang berbeda, dua kepribadian menjadi satu dan saling melengkapi kekurangan masing-masing itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Bagaimana dengan nasib Irene setelah pernikahannya dengan Louis. Pernikahan antara pelayan dan sang presdir, akankah berjalan layaknya pernikahan pada umumnya?

Lalu akankah Louis membukakan hatinya untuk Irene setelah mereka menikah? Ikuti kisah Irene dan Louis disini ya🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risna afrianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ALAT BALAS BUDI

Dengan malas dan dengan langkah gontai Irene Yu kembali ke rumahnya. Baginya sore ini tak terlihat cerah baginya. Tawaran bukan itu tidak terdengar seperti tawaran bagi Irene. Kata kata Fradella terdengar seperti perintah baginya.

"Ibu aku pulang," ucap Irene saat membuka pintu.

"Ibu sudah makan siangkan tadi?" tanya Irene sesaat setelah dia mencium tangan sang ibu.

"Iya ibu sudah makan tadi, pergilah bersihkan dirimu." Perintah Jing Mi.

Melihat wajah Irene yang terlihat lelah membuat hati Jing Mi terasa sesak. Dia tidak bisa memberi kebahagiaan kepada putri semata wayangnya.

Justru putrinya yang selalu memberi kebahagian kepadanya. Dirinya berharap semoga kelak Irene mendapatkan sosok laki laki yang baik dan bertanggung jawab.

^

Dinginnya air menyentuh setiap jengkal kulit putih Irene. Dia merendamkan dirinya kedalam bath up dengan sabun vanilla kesukaannya.

"Memikirkan tuan Muda yang selalu bersikap dingin saja membuatku ngeri, apalagi aku harus menjadi istrinya yang melayaninya setiap hari." pikir Irene.

Bayangan sebuah pernikahan yang sempurna bersarang di pikiran Irene. Sosok Louis yang akan menjadi pemimpin keluarganya membuat Irene tersenyum sendiri. Pengucapan janji suci dengan dihadiri keluarga membuat senyum Irene semakin lebar. Tapi senyum itu memmudar karena Irene tau itu tidaklah mungkin akan terjadi.

"Ya ampun apa yang sedang aku pikirkan." Irene dengan cepat menepis pikirannya itu.

Irene kembali membasuh tubuhnya, merasakan lembutnya busa sabun yang menempel di kulit bersihnya. Aroma jeruk kesukaannya memuat Irene lupa akan segalanya. Tidak ada hal ternyaman bagi Irene selain berendam dengan menikmati wangi jeruk yang menyegarkan.

"Irene," panggil Jing Mi.

"Iya Bu," jawabnya dari dalam kamar mandi.

"Ya ampun Irene, kamu sudah satu jam lebih di kamar mandi belum keluar juga," ucap Jing Mi.

"Emang jam berapa sekarang." Irene bertanya pada dirinya sendiri.

Tangan Irene mengambil ponsel yang ia letakkan di atas dispenser sikat gigi. Saat dia melihat layar ponsel, benar apa yang ibunya katakan sekarang sudah jam setengah tujuh. Dengan cepat Irene membilas diri dan langsung memakai kimono handuknya.

Saat dirinya keluar dari kamar mandi, ternya Jing Mi masih menunggunya di luar pintu. Wajah wanita paruh baya itu terlihat tanpa ekspresi. Kepalanya menggeleng geleng saat melihat putri semata wayangnya ini keluar dari kamar mandi.

"Loh ibu masih disini?" tanya Irene dengan wajah nyengir kuda.

"Kamu mandi apa bersihin kamar mandi si lama banget, ibu pangil - pangil juga ngak denger." omel Jing Mi.

"Kan tadi Irene sudah dengar ibu manggil aku, ya kan Bu." Irene mencoba untuk membela diri.

"Itu udah panggilan yang ngak tau keberapa Irene, dasar kamu ini."Protes Jing Mi dengan wajah yang terlihat kesal namun tetap tersenyum tipis.

Mendengar penuturan Jing Mi, Irene justru berhamburan ke pelukan Jing Mi.

"Irene senang bisa melihat ibu bisa berjalan kembali," ucapnya dalam pelukan sang ibu.

Jing Mi memang sudah bisa berjalan, meskipun terkadang harus dibantu dengan kaki tiga sesekali. Tapi Irene sangat bahagia ibunya bisa berjalan dan berbicara layaknya orang normal kembali.

"Bu," panggil Irene yang masih saja memeluk Jing Mi dengan erat.

"Iya Irene." Jing Mi membelai lembut rambut putrinya.

"Seandainya ada laki - laki yang melamar Irene apakah ibu akan merestuinya?" tanya Irene yang menyembunyikan wajahnya di dada Jing Mi.

Sebelum menjawab pertanyaan putrinya, Jing Mi melepas pelukan Irene dan mengajaknya duduk di tepi tempat tidur.

"Irene, ibu akan selalu merestui siapapun laki laki itu. Jika kamu bahagia mencintainya dan dia juga bahagia memilikimu maka kelak kamu akan bahagia." Jing Mi mencoba menjelaskan.

Mendengar kata kata ibunya, Irene menghela nafas panjang. Irene juga selalu berharap akan menikah dengan seorang laki laki yang baik seperti idamannya kelak. Tapi apa dayanya, nampaknya harapan Irene harus dia kubur dalam dalam.

"Ibu selalu berdoa semoga Tuhan memberimu sosok laki laki yang baik dan bertanggung jawab. Mencintai dirimu seperti dia mencintai dirinya sendiri." Jing Mi menangkup ke dua pipi Irene dengan tangannya.

"Memang ada pernikahan yang tidak dilandasi cinta bisa bertahan, tapi tak sedikit dari mereka juga banyak yang berpisah. Cinta memang bisa tumbuh seiring berjalannya waktu, tapi ada pula cinta yang tak mau tumbuh karena hatinya sudah beku." terang Jing Mi.

"Apa dulu ibu sudah mencintai ayah saat menikah dengannya?" tanya Irene.

"Ibu dan ayahmu dulu memang dijodohkan, tapi ibu sudah jatuh hati pada ayahmu saat pertemuan kedua kami. Bagi ibu, ayahmu adalah orang yang baik dan pekerja keras." Ada kesedihan yang mendalam tersirat di mata Jing Mi saat mengatakan hal itu.

"Harusnya ayah merasa beruntung memiliki ibu, ibuku yang paling penyabar dan penuh kasih sayang." jawab Irene yang kembali memeluk ibunya.

"Memangnya siapa yang ingin melamarmu Irene?" pertanyaan itu terlontar dari mulut sang ibu.

Tangan Jing Mi mengelus lembut rambut Irene saat melontarkan pertanyaan tersebut. Tapi Irene justru mengencangkan pelukannya kepada sang ibu.

"Sebenarnya ada apa Irene?" tanya Jing Mi mendengar helaan nafas panjang Irene.

"Sebenarnya siang tadi Nyonya Fradella menanggilku Bu, dia meminta Irene untuk menikah dengan tuan muda Louis," ucap Irene dengan nada sendu.

"Kamu tidak sedang bercandakan Irene?" wajah Jing Mi menegang seketika.

"Tidak Bu, Irene tidak bercanda," ucap Irene memandang wajah sang ibu.

"Lalu apa kamu menerimanya?" tanya Jing Mi memastikan.

"Aku belum menjawabnya, Irene mengatakan kalau Irene butuh persetujuan ibu." Wajah Irene berubah sendu.

"Lalu jika ibu mengizinkan, apa kamu akan menerima tawaran itu dan menikah dengan Tuan Louis?" tanya Jing Mi lagi. Jing Mi yakin jika di dalam hati Irene dia tidak akan pernah mau menerima pernikahan itu. Tapi Jing Mi juga tahu, Irene akan melakukan apa saja demi dirinya.

"Sebenarnya tadi Irene sudah menolaknya Bu, tapi Nyonya Fradella memaksa dan katanya dia tidak mau ada penolakan. Jadi Irene mencari alasan meminta persetujuan kepada ibu terlebih dulu." jelas Irene.

"Sebenarnya jika ibu tidak mengizinkapun Nyonya pasti akan memaksa Irene Bu." suara Irene mulai sendu.

"Jika kamu keberatan ibu akan membatumu berbicara kepada Nyonya Fradella nanti." Jing Mi berusaha menenangkan.

"Irene akan mencobanya Bu, anggap saja ini sebagai balas budi kita karena Nyonya Fradella sudah banyak membatu ibu dan juga Irene," tutur Irene dengan senyum yang ia paksakan.

"Jangan jadikan pernikahanmu sebagai balas budi, pernikahan haruslah dilandasi dengan rasa yang tulus dan rasa sayang. Jika terlalu berat buatmu jangan dipaksa." Jing Mi berusaha menenangkan Irene.

"Tidak Bu, Irene akan menjalaninya. Ibu doakan saja ya." Irene memeluk Jing Mi kembali.

"Ibu pasti akan selalu mendoakanmu Irene, tapi ingat jangan pernah jadikan pernikahanmu sebagai alat balas budimu Nak. itu bukanlah hal yang baik." nasihat Jing Mi untuk putri nya.

1
Tua Jemima
gak jelas ceritanya hedeh
Tua Jemima
selidiki terus tapi gk ada hasil hedeh udah mau tmat pun tamat juga irine
Tua Jemima
itulh kalau istri gk nurut kata suami celakakn
Tua Jemima
hedeh kesannya molor certa ini mask kejahatan yg seemrit gk bisa diboksr bertela tele
yahya alhakim
lanjutkeun Thor
suka dg kisahnya yg tdk memperdulikan kasta
Mishbah Ando Ibang
lanjut season 2. ceritanya masih gantung
Mishbah Ando Ibang
yang nabrak siapa? trus scarlet belum ketahuan kalau dia yg sengaja membuat ibunya irene meninhgal
Faidhol Baroka
ko gitu sih tor ceritanya ga selesai,,gantung bgt si pengemar kecewA ...kecewa bgt tor.
Rajendra Mbx Iput
Kecewa
Anas
lanjut sayang
Tiwik Firdaus
masak nabung 5 the cuma dapat 9 jt berapa nabungnya setiap harinya kok aneh emen
Leni Maysaroh
novel sebagus ini kok aku baru Nemu ya ..... thanks tor ..... novel karyamu T O P B G T pokok e
Martinus DanarPrasetyo
lanjut donggg
baby mochi 🥰
next.. smoga plaku ny cpt ktngkp
arfan
up
Nur mala
lanjut thor
🌺 Lady Rin 🌺
ko endingnya ngantung
Arga Brimansyah
ayo thor lanjutkan
Arga Brimansyah
lanjut thor
Yeni Nawati
tk ad lnjutannya kah??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!