NovelToon NovelToon
Erick-Melina Dosen Dan Mahasiswinya

Erick-Melina Dosen Dan Mahasiswinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Dosen / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Greta Ela

Melina Lamthana tak pernah merencanakan untuk jatuh cinta ditahun pertamanya kuliah. Ia hanya seorang mahasiswi biasa yang mencoba banyak hal baru dikampus. Mulai mengenali lingkungan kampus yang baru, beradaptasi kepada teman baru dan dosen. Gadis ini berasal dari SMA Chaya jurusan IPA dan Ia memilih jurusan biologi murnni sebagai program studi perkuliahannya dikarenakan juga dirinya menyatu dengan alam.

Sosok Melina selalu diperhatikan oleh Erick seorang dosen biologi muda yang dikenal dingin, cerdas, dan nyaris tak tersentuh gosip. Mahasiswi berbondong-bondong ingin mendapatkan hati sang dosen termasuk dosen perempuan muda. Namun, dihati Erick hanya terpikat oleh mahasiswa baru itu. Apakah mereka akan bersama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Greta Ela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Saat sudah sampai diapartemen, Melina menyimpan tas ranselnya lalu berbaring. Ia menikmati kuliah hari ini. Ia menunggu kapan akan diadakan jadwal praktikum.

"Mel, aku lapar tapi malas masak." ucap Bunga

"Bunga, kan tadi udah sarapan kok kamu lapar lagi?"

"Gak tahu. Pengen nyemil"ujarnya

Melina lalu pergi ke dapur dan melihat kulkas mereka dan tidak berisi lagi stok makanan. Ia merencanakan akan berbelanja dengan Bunga.

"Bunga, stok makanan kita sudah habis dikulkas. Bagaimana kalau kita ke pasar?" tawar Melina

"Jalan kaki?"

"Iya, dekat kok. Hanya lima menit gitu."

Tanpa pikir panjang, Bunga langsung mengikuti Melina untuk membeli bahan-bahan masakan mereka sekaligus stok makanan dikulkas.

Bunga selalu dikirim uang saku oleh orang tuanya satu juta dalam seminggu sementara Melina hanya mengandalkan uang dari beasiswanya. Gadis yang pintar seperti Melina memang pantas mendapatkan beasiswa yang sepadan.

Mereka berjalan tak cukup lama, matahari belum terik. Cocok untuk jalan pagi. Di pasar, Melina memilih beberapa daging sapi, daging ayam, ikan-ikanan, telur, tahu, tempe, sayur dan beberapa buah. Ia membaginya denga Bunga.

Diawal, Melina membayar terlebih dahulu memakai uangnya, lalu nanti akan disusul oleh Bunga. Setelah selesai berbelanja, Bunga terasa haus dan ingin membeli minuman dingin.

"Mel, aku mau beli minum. Haus banget." ujarnya

"Ya udah, beli lah apa yang kamu mau."

Bunga lalu mengambil Pocari lalu membayarnya dan meminumnya. Hausnya terasa sudah hilang lalu mereka kembali berjalan menuju apartemen. Saat perjalanan, mereka tak banyak bicara.

Apartemen mereka dekat dengan kampus, dari kampus juga kelihatan. Saat ingin memasuki apartemen, sekilas Melina melihat Pak Erick yang sedang berjalan menuju parkiran mobil dosen bersama seorang laki-laki.

"Hei Mel, lihatin siapa?" Bunga menyenggol lengan Melina

"Eh, enggak kok."

"Ayo masuk, aku keburu lapar." ujarnya

Melina lalu masuk dan mengeluarkan belanjaan. Ia mulai menyusun belanjaannya dikulkas dan mulai memasak untuk makan siang. Melina memotong tempe tipis tipis sementara Bunga memetik sayur bayam.

"Bunga, kamu mau tempe crispi?"

"Boleh."

Melina lalu mengambil sisa tepung dari kulkas dan menuangkannya ke mangkuk, lalu mencelupkan tempe dan menggorengnya hingga matang. Tak lupa mereka memasak nasi juga.

Bunga mencuci sayur lalu merebusnya dipanci. Setelah 15 menit, sayur itu lalu masak dan mereka menyajikannya diatas meja.

"Selamat makan." ujar Melina

Mereka lalu memakan masakan yang sederhana itu. Bunga sangat menyukai masakan Melina karena enak dan pas dimulut.

"Mel, seperti biasa. Enak banget" puji Bunga

"Hehe, makasih."

Setelah selesai makan, mereka membereskan piring ke wastafel lalu mencucinya.

Kedua sahabat ini memang sudah lama bersama. Dari mereka SMP, SMA, bahkan hingga perkuliahan. Yang satu anak orang berkecukupan dan yang satu lagi hanya gadis sederhana yang mengandalkan beasiswa.

Malamnya, mereka tak banyak bicara. Melina menyusun bukunya dan menyetrika kemejanya untuk perkuliahan besok. Ia melihat Bunga sudah tidur lalu Ia tersenyum.

Melina menggantungkan baju yang Ia setrika lalu meranjak ke ranjangnya dan tidur.

Disisi lain, Pak Erick sedang mempersiapkan materi kuliah besok dikelas Melina. Ia tak sabar lagi bertemu dengan gadis itu.

"Kenapa aku bisa menaruh perasaan padanya?" ujarnya dalam hatinya.

Paginya, Melina dan Bunga bangun cepat, mereka mandi bergantian lalu berpakaian dan sarapan. Pagi ini Melina yang memasak sarapan untuk mereka berdua.

"Bunga, cepat." panggil Melina dari dapur.

Tak lama, Bunga langsung datang ke dapur dan mulai sarapan bersama Melina. Setelah itu, mereka pergi ke kampus dengan berjalan kaki.

Saat hendak memasuki kelas, Pak Erick melihat Melina bersama Bunga dari dalam mobilnya. Ia terus melihat ke arah Melina, melihat wajahnya yang polos, bahkan ke tubuhnya. Ia mulai menyingkirkan pikiran anehnya.

"Erick, jangan gila." ujarnya dalam hati.

Setelah pukul delapan tepat, Pak Erick lalu masuk ke kelas dan mulai menghidupkan laptop. Ia melihat proyektor belum tersambung.

"Yang duduk dibelakang, laki-laki. Tolong hidupkan proyektor." ujar Pak Erick

"Baik pak."

Mahasiswa itu langsung menghidupkan proyektor dan Pak Erick menampilkan PPT terbarunya tentang sistem organ reproduksi manusia.

"Baik, selamat pagi." sapa Pak Erick

"Pagi pak." ucap mahasiswa serempak

"Ini adalah pertemuan kedua perkuliahan kita, ya. Hari ini kita membahas tentang Sistem Reproduksi Manusia." ujarnya

Pak Erick menjelaskan tanpa bertele-tele. Melina dan Bunga langsung mencatat point penting yang diterangkan Pak Erick.

Semua materi itu tampak mudah ditambah dengan penjelasan Pak Erick yang simple dan mudah dimengerti.

Beberapa mahasiswa ada yang tertawa dibelakang karena beranggapan materi ini mirip seperti orang yang mesum.

"Yang dibelakang, kenapa kalian tertawa?" ujar Pak Erick datar

"Apa yang lucu kalian rasa dari materi ini?"

Mahasiswa itu diam

"Keluar dari ruangan ini." sontak seluruh kelas terkejut. Pak Erick tak main-main. Ia tak suka ada keributan saat Ia mengajar apalagi menertawakan materi reproduksi yang dianggap mesum oleh beberapa mahasiswa

"Jangan sampai saya mengulangi!"

Mahasiswa yang tertawa tadi pun keluar. Ia membawa tasnya dan ponselnya dengan raut wajah tak senang lalu Pak Erick menutup pintu.

"Siapa yang masih mau tertawa? Silakan keluar."

Mahasiswa semuanya diam dan mulai belajar serius

"Baik...kita lanjutkan."

Pak Erick menjelaskan tentang sistem reproduksi laki-laki yang dimana Melina memang agak geli juga dengan materi ini tapi Ia tetap mencatat poin penting yang diterangkan Pak Erick

Setelah satu setengah jam perkuliahan, Pak Erick lalu mengakhiri kelas, Ia menutup laptopnya.

"Ada yang ingin ditanyakan?"

Mahasiswa diam dan beberapa ada yang menggeleng

Pak Erick sekilas melihat Melina.

"Kamu yang pakai baju cream." Pak Erick menunjuk Melina

"Tidak ada pak."

Pak Erick lalu menutup kelas perkuliahan karena tidak ada yang mau bertanya. Kalau Pak Erick bertanya pun, mahasiswa tidak effort untuk menjawab kecuali pasti si Melina.

"Baik, saya tutup perkuliahan hari ini. Selamat pagi..."

"Pagi pak." ucap mahasiswa serempak.

Pak Erick lalu keluar dari kelas dan berjalan ke ruangannya. Ia melihat Bu Luna sedang duduk seperti mengetik sesuatu dilaptopnya.

"Luna, kamu tidak ngajar hari ini?" tanya Pak Erick tiba-tiba

"Saya ngajar dikelas siang." ucapnya cuek

"Oh sekarang sudah cuek, ya?" balas Pak Erick

"Erick, sepertinya aku..."

"Sepertinya kenapa, Luna?" wajah Pak Erick datar

"Saya akan pindah ke kampus lain." ujarnya

Pak Erick tak terkejut. Reaksi itu tidak seperti yang diharapkan Bu Luna.

"Kenapa Luna? Kau ingin pindah karena merasa aku tidak akan membuka hati untukmu?" sontak Bu Luna langsung menggeram.

"Erick, aku tidak menyesal terah menaruh rasa padamu. Aku tau setiap orang memiliki kriteria masing-masing. Aku memutuskan untuk pindah kampus. Aku ingin memulai kehidupan baruku, mahasiswa baru dan dosen baru." ujar Bu Luna

Pak Erick hanya mengangguk, Ia sedikit lega karena Bu Luna akhirnya sadar. Pak Erick tak akan pernah jatuh cinta pada wanita yang lebih tua darinya.

1
Atelier
cepet sembuh ya Mel
Atelier
ini ujian🤭 pak...
Atelier
iya kadang emang begitu kok Mel
Tina
Jangan macam² ya erick, gw sentil ginjal lo nanti 🙄
Tina
paham rasanya jadi melina, energi terkuras karena frekuensi mereka tak sama 😌
Tina
ckckck erick, bisaan milih gaun kyak gitu.. apa maksudmu??🙄
Greta Ela🦋🌺: Author juga ga tau kak🤭
total 1 replies
Tina
so sweet banget kamu pak 😄
Tina
aku penggemar cowok gepeng, dan ini asli guanteng 😊
Atelier
jangan Erick!
Alexander BoniSamudra
jadi penasaran perbandingan harga makanan kantin SMA sama kantin Kampus 🤔
Greta Ela🦋🌺: Namanya juga anak kuliahan🤭
total 3 replies
Alexander BoniSamudra
Dosen : diluar perkiraan BMKG 😑
Alexander BoniSamudra
jadi keingat pas ujian praktek SMA😭😭😭
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
keknya pak Erick bentar lagi khilap deh😭
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
saingan baru ahay 😂😂
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
kasian aaaaa seneng kali ya🤣🤣🤣
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
eh beneran pak Erick lebih ganteng dari devano😭
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤: balik lagi dukung pak Erick ah🤣
total 2 replies
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
panas gak tuuhh😂
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
iyess satu kelompok 🤣
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
kira kira pilih devano atau lak Erick nihh pemirsa wkwkwk
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
eh siapa ya... penisirin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!