NovelToon NovelToon
AKU PUN BERHAK BAHAGIA

AKU PUN BERHAK BAHAGIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: sicuit

Jaka, adalah seorang yang biasa saja, tapi menjalani hidup yang tak biasa.
Banyak hal yang harus dia lalui.
Masalah yang datang silih berganti, terkadang membuatnya putus asa.
Apalagi ketika Jaka memergoki istrinya selingkuh, pertengkaran tak terelakkan, dan semua itu mengantarnya pada sebuah kecelakaan yang semakin mengacaukan hidupnya,
mampukah Jaka bertahan?
mampukah Jaka menjemput " bahagia " dan memilikinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sicuit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nyaris

Sebuah mobil menerobos lampu merah, melaju kencang ke arah Jaka.

"Aaaaa ...!!!"

Teriak orang - orang yang melihat kejadian itu

Teriakan kencang itu, menarik perhatian seorang penjual penganan di lampu merah.

Dia membalikkan badan, matanya membulat lebar, dan secepat kilat berlari menuju tempat Jaka berada.

Dagangannya terlempar entah kemana.

Cciiiiiitt ....!

Perempuan penjual jajanan itu, tanpa pikir panjang, langsung secepat kilat, menarik kursi roda Jaka dari arah depan, sehingga mereka berdua terpelanting di jalan. Tubuh mereka menghantam aspal dengan keras.

Dduuaaaarrr !!

Aaaaaaa ... !!

Teriakan orang - orang yang ada di sekitar jalan, memecah suasana di lampu merah saat itu.

Mereka berlarian menuju tempat kejadian.

Beberapa orang keluar dari dalam mobil, memastikan keadaan.

Suasana macet tak terelakkan.

Sebuah mobil sport mewah, yang menerobos lampu merah, diperkirakan menghindari perempuan tadi, banting stir dan menabrak beberapa pengendara motor, dari arah berlawanan, dan tiang rambu yang langsung bengkok. Pengendaranya pingsan di tempat. 

Korban berjatuhan di jalan.

Padat orang berkerumun membuat macet jalanan kala itu.

Polisi yang bertugas tak jauh dari situ langsung mengambil tindakan.

Tak berapa lama, iring - iringan mobil polisi dan mobil ambulan, berhenti tepat di lokasi.

Tenaga medis langsung menolong korban, dua pengendara motor yang naas.

Darah tercecer dimana - mana.

Motor - motor yang rusak langsung dievakuasi sebagai barang bukti.

Pintu mobil sport dibuka paksa, dalam misi penyelamatan korban. 

Begitu pintu terbuka, bau alkohol menyengat, orang - orang langsung menutup hidung. Polisi geleng - geleng kepala menyesalkan hal ini.

"Untung saja, mobil tak melaju terus ke tengah jalan, sehingga meminimalkan korban," kata beliau pada sesama rekannya.

Sedang, mobil Dokter Leo yang terjebak macet kala itu, sudah  berhasil menepi. Mereka langsung berlari menuju lokasi.

Sesampai di sana,

orang - orang sudah berkerumun,  melihat tim medis menolong Jaka dan penjual jajanan.

"Maafkan saya, ini pasien saya, dengan sedikit gangguan mental, apa bisa saya membawa ke tempat saya bekerja?" sopan Dokter Leo mengenalkan diri.

Semua mata tertuju padanya.

Membuat mereka menjadi kikuk, dan merasa bersalah.

"Baik, silakan Pak. Untuk yang seorang lagi bagaimana? tanyanya.

"Saya akan bawa sekalian," jawab Dokter Leo.

Rekan perawat yang bersamanya, langsung membantu Jaka berdiri. Jaka meringis kesakitan, lutut dan sikunya berdarah, begitu pun dengan dahi dan bibirnya, tapi tak ada keluh sakit sama sekali. Pandangannya tetap kosong, sesekali air liur menetes dari mulutnya yang sedikit terbuka.

Yunis sama sekali tak memperhatikan suaminya,

dia lebih suka membantu si penjual jajan.

Gadis itu mencoba menahan rasa sakit di kepala, tangan dan pinggangnya yang menimpa aspal jalan dengan keras. Berkali - kali diusapnya bagian yang sakit itu. Yunis memperhatikan lekat - lekat.

" Terima kasih sudah dengan berani menyelamatkan orang itu," kata Yunis pelan.

Gadis itu mengangguk tanpa bicara apa - apa.

Belum lagi mereka beranjak dari sana, tiba - tiba seorang polisi menghampiri Dokter Leo.

"Tolong berikan nomor anda, Dokter. Sekali waktu saya akan menghubungi untuk menanyakan beberapa hal yang ingin kami ketahui!" katanya tegas.

Dokter Leo menyebutkan beberapa nomor yang langsung dicatat oleh polisi itu.

Menyibak kerumunan massa, mereka kembali ke mobil yang terparkir sedikit jauh dari tempat kejadian.

  #########

Di rumah sakit, Ibu  menunggu  dengan cemas di tempat Pak Satpam.

Pandangannya fokus pada pintu masuk area parkir.

Setelah menunggu sekitar dua jam, sebuah mobil Alphard berwarna hitam, memasuki area parkir. Rombongan Dokter Leo turun dengan hati - hati.

Segera ibu berjalan dengan langkah panjang dan timpang, menyambut mereka.

" Syukurlah kau ketemu, Nak," katanya dalam hati.

Tapi seditik kemudian ....

"Aadduuuhh Jaka ..., kenapa kau, Nak?" tangis Ibu pecah melihat kondisi Jaka yang berantakan dengan noda darah di beberapa bagian tubuhnya.

Ibu cepat meraih tangan Jaka. Sedang Jaka hanya memandang jauh ke depan, tak ada respon sama sekali.

Yunis mendekati Ibu, dengan pandangan tajam. Menarik tangannya dengan kasar supaya menjauh dari Jaka, yang dituntun oleh perawat.

"Lihat kelakuan anakmu itu, bikin malu! Masa, Ibu nyari gitu aja ndak bisa, sampai jadi seperti ini!" desisnya marah.

Ibu hanya diam, yang penting anaknya bis ditemukan. Tanpa Ibu tahu kejadian apa yang menimpa anaknya.

Iring - iringan itu langsung menuju ruang periksa.

Dokter Leo sendiri yang langsung menangani mereka.

"Terima kasih, sudah dengan berani menolong pasien saya, Dik. Nama adik siapa biar masuk dalam data saya," kata Dokter Leo, sambil memeriksa kondisi si penjual jajanan.

"Laras," jawabnya pendek.

Pendataan pun berjalan dengan cepat. Gadis itu juga sudah selesai diperiksa dan diberi obat.

"Dik, tinggalah di sini sehari atau dua hari, untuk memastikan kondisi kamu," minta Dokter Leo.

"Maaf saya harus pulang, supaya Neh tidak khawatir," jawabnya.

"Baiklah, hati - hati di jalan, kalau ada sesuatu yang kamu rasa tak baik, datanglah cari saya, Dokter Leo," kata Dokter Leo memastikan Laras untuk mencari dirinya.

Gadis itu mengangguk, dan berjalan menjauh dari ruang periksa.

"Dik ... Laras ... tunggu," Dokter Leo mengejar Laras sampai ke pintu.

"Maaf, ini ada sedikit uang untuk naik kendaraan," katanya sambil memberikan beberap lembar uang ratusan ribu.

Laras terkejut, dia berusaha untuk menolak, tapi Dokter memaksanya untuk menerima, akhirnya Laras menerima dan meninggalkan rumah sakit.

Di tempat lain, Jaka juga sedang diperiksa oleh perawat penyerta Dokter Leo.

Semua luka - lukanya diobati. Tinggal pemeriksaan lebih lanjut yang akan dilakukan oleh Dokter Leo.

Pandangan Jaka masih sekosong tadi.

Membuat Yunis malu dan benci pada suaminya.

Ibu juga ada di situ menemani Jaka diperiksa.

Dokter Leo dengan hati - hati dan teliti memeriksa kondisi Jaka.

Setelah selesai di periksa, Jaka dikembalikan ke ruangannya.

Tetap, masih dengan wajah tanpa ekspresi.

Ibu dengan setia menemani di samping tempat tidur. Mengajaknya berbicara, bercerita, sambil menggenggam tangan Jaka yang di perban.

Sesekali mengangguk, seakan mengerti dengan apa yang dikatakan Ibu. Tapi pandangan itu tetap kosong.

Sedang Yunis berdiri di samping tempat tidur melihat semua itu dengan pandangan sewot.

" Ndak anak, ndak Ibu, pada gila semua, aku akan jadi gila juga kalau tetap di sini!" dengusnya kesal, sambil meninggalkan ruangan.

Tak tahu mau kemana, Yunis hanya berjalan, menyusuri koridor rumah sakit. Sejurus kemudian, dia memutuskan untuk ke kantin. 

Melewati ruangan besar, Yunis melihat dari pantulan kaca, banyak orang di dalam sana, dan seorang berdiri di depan.

"Pak Boss marah besar, dengan kejadian tadi. Bisa - bisanya ada pasien keluar dan ndak ada yang tau, gimana jagae,"

"Iya, ndak tau, kok ada - ada saja, kalau gini, kita - kita yang kena,"

Beberapa perawat yang lewat berkasak - kusuk, dan semua ucapan mereka didengar oleh Yunis.

Yunis segera berputar arah, tak jadi ke kantin, tapi kembali ke ruangan Jaka.

"Bu, bereskan barang - barang, kita pulang hari ini!" perintahnya pada Ibu.

Ibu memandang tak mengerti.

" Kenapa tiba - tiba, bukannya Jaka masih dalam perawatan?"

"Kita cari yang bisa rawat jalan!"

"Kenapa, ada masalah kah?" tanya Ibu penasaran.

"Iya,  gara - gara Jaka, semua orang di Rumah Sakit ini jadi kena imbasnya, gara - gara ibu tak becus cari Jaka, gara - gara Jaka EDAANN!" desisnya marah, dengan pandangan tajam menatap Ibu.

"Tapi bagaimana dengan perawatan Jaka dan latihan - latihannya?" tanya Ibu lagi.

" Sudah, pokoknya, bereskan barang - barang! Kita akan pulang secepatnya, entah malam ini atau besok pagi paling lambat, titik!" jawab Yunis dengan geram.

Lalu Yunis keluar meninggalkan Ibu yang masih tak mengerti dengan apa yang terjadi.

Yunis melangkah ke ruangan Dokter Leo, ternyata di sana Dokter Leo sedang ada tamu.

Tok tok tok ... tok tok tok ....

Mendengar suara ketukan di pintu, Dokter Leo menjawab,

"silakan masuk,"

Yunis membuka pintu, tapi sebelum melangkah masuk, matanya membulat melihat sosok yang ada di depannya.

Sebuah mahluk Tuhan menurut Yunis. Tersenyum menyapanya dengan deretan gigi putih yang rapi. Wajahnya bersih, dengan hidung mancung seakan memanggil untuk di sentuh.

"Iya, ada apa, Mbak?" tanya Dokter Leo menyadarkan Yunis, akan  maksud dan tujuannya datang ke ruangan ini.

Yunis menatap sosok itu lagi sambil tersenyum dan mengangguk. Lalu mendekat ke meja Dokter Leo.

"Dok, maaf atas kelakuan suami saya, yang sudah menyusahkan. Saya mohon, untuk merawatnya di rumah saja, apakah bisa?"

Dokter Leo mengangkat alisnya,

"Tapi suami Mbak, masih butuh perawatan dan latihan yang rutin untuk kesehatannya," jawab Dokter Leo.

"Tak apa , Dok. Biar kami rawat di rumah saja, Dokter, tolong beri jadwal periksa dan latihan saja, nanti saya antar."

"Baiklah kalau itu kemauan Mbak, tapi kami tidak bertanggung jawab kalau sampai terjadi sesuatu dengan suami Mbak," jelas Dokter Leo.

Dia mengeluarkan secarik kertas dan menyiapkan bolpoin, meminta Yunis membuat surat pernyataan dan menandatanganinya.

"Besok pagi, setelah visitasi, suami Mbak boleh pulang,"

1
nightdream19
Bagus Thor. kisahnya buat aku juga jadi kebayang sama kejadian tadi. lanjut Thor.. /Smile/
nightdream19: ok. siap lanjutkan baca
sicuit: terima kasih kakak .. ikuti kelanjutan kisahnya ya.. 😊
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!