NovelToon NovelToon
DENDAM KESUMAT

DENDAM KESUMAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Balas Dendam / Iblis / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat
Popularitas:59.4k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

“Aku mohon! Tolong lepaskan!”
Seorang wanita muda tengah berbadan dua, memohon kepada para preman yang sedang menyiksa serta melecehkannya.

Dia begitu menyesal melewati jalanan sepi demi mengabari kehamilannya kepada sang suami.

Setelah puas menikmati hingga korban pingsan dengan kondisi mengenaskan, para pria biadab itu pergi meninggalkannya.

Beberapa jam kemudian, betapa terkejutnya mereka ketika kembali ke lokasi dan ingin melanjutkan lagi menikmati tubuh si korban, wanita itu hilang bak ditelan bumi.

Kemana perginya dia?
Benarkah ada yang menolong, lalu siapa sosoknya?
Sebenarnya siapa dan apa motif para preman tersebut...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam : 08

“Sawitri, kau adalah darah dagingku. Yang ku titipkan di rahim ibumu. Hanya kaulah yang bisa memancing Iblis peliharaan manusia biadab itu memasuki hutan terlarang ini! Setelahnya giliranku membunuhnya! Begitu dia mati, saatnya kau reka ulang kejadian 15 tahun lalu! Arak dua orang biadab itu! Telanjangi! Siram minyak tanah lalu bakar hidup-hidup!” Ni Dasah menekankan setiap kata seraya menatap lekat wajah putri kandungnya. Dia yang sudah mati rasa, seolah tak memiliki ikatan batin.

“Aku sudah terikat dengan hutan ini. Tak lagi bisa keluar, tugasku menjadi perantara makhluk ghaib dengan para manusia serakah yang haus ketenaran, kekayaan, kekebalan,” sambungnya.

Betapa terkejutnya Sawitri, ia menatap kosong Ni Dasah, lalu mengguncang lengan sosok yang ia anggap ibu kandung. “Betulkah, Mak? Apa benar yang dikatakan Ni Dasahi?”

“Sewaktu menyadari kau tumbuh di rahim ku. Almarhum kakek mu si pemilik ilmu hitam, datang lewat mimpi. Mengatakan kalau kau lah si pemilik darah manis tulang wangi, yang mana bila dibiarkan hidup akan menjadi ancaman sekaligus keuntungan para manusia tamak. Sebab, dirimu memiliki keistimewaan; dapat melihat, berkomunikasi, bahkan bisa mengendalikan makhluk tak kasat mata,” lanjut Ni Dasah.

“Maka dari itu, aku melakukan ritual gaib Pujon (pemindahan janin) ke rahim ibumu,” sambungnya dengan nada tegas.

“Seumur hidup Mamak tak bisa hamil, karena bapakmu mandul. Saat itu kami mendatangi ibumu yang menjadi dukun beranak terkenal di tanah transmigrasi. Kami berkeluh kesah, meminta solusi. Ni Dasah, menawarkan kau yang masih berumur 8 minggu di dalam kandungannya. Setelah berembuk, Mamak setuju lalu melakukan ritual itu. Kemudian kami pulang dengan membawamu,” bu Mina membantu menjelaskan.

“Berarti aku bukan bayi prematur?” Witri ingat kalau orang tuanya dan para tetangga mengatakan bila dia lahir di saat belum cukup bulan.

Bu Mina mengangguk “Iya, demi menutupi kenyataan yang sesungguhnya.”

“Lantas, siapa nama Kakak ku? Apa dia bernasib sama dengan ku?” Sawitri ingin mengetahui lebih dalam lagi. Sewaktu tragedi dulu, umurnya baru jalan 5 tahun lebih.

Masih sangat kecil untuk mengingat hal penting, apalagi tak lama setelah kejadian itu, para warga menutup rapat mulut mereka, tak ada yang membahas. Seolah hal tersebut hanya mimpi belaka.

Ni Dasah kembali bercerita dengan intonasi tenang, ekspresi datar. “Namanya Gayatri, hampir mirip dengan namamu. Kala itu dia menjadi kembang desa, umurnya masih 17 tahun, sedang ranum-ranumnya. Bahri begitu tergila-gila padanya, terobsesi ingin menjadikan kakakmu salah satu Gundiknya.”

“Tentu saja Gayatri menolak mentah-mentah, lebih memilih pinangan pemuda miskin. Hal tersebut membuat Bahri murka, merasa harga dirinya dipijak-pijak. Seminggu sebelum pernikahan, dia dan Sugeng menculik kakakmu. Membawanya ke perkebunan kelapa, menyekap, dirudapaksa. Kala itu, ilmu hitamku masih terkunci, karena sebelumnya telah bersumpah ingin menjadi manusia bersih, menjalani kehidupan layaknya orang normal.” Napasnya terdengar berat, tapi matanya sama sekali tidak berembun.

“Setelah melakukan pencarian besar-besaran, tapi tak jua membuahkan hasil. Aku memutuskan membuka segel itu, meskipun konsekuensinya tak lagi bisa menggembok nya. Melakukan ritual dengan tumbal mempersembahkan darahku sendiri.”

Flashback.

“Andai saja kau mau ku jadikan Gundik, maka nasib malang ini takkan menimpamu … ha ha ha. Rasakan ini!” Bahri yang kala itu masih berusia 30 tahun, menggorok leher Gayatri yang sudah meninggal dunia setelah digempur selama tiga hari penuh.

Kemudian giliran Sugeng memotong anggota tubuh gadis malang itu menjadi lima bagian.

Sementara di luar ... Gandi, Pendi, Herman, membakar tumpukan kayu sampai nyala api membubung tinggi.

Jasad tak lagi utuh itu dilemparkan ke dalam api hingga menjadi tulang belulang. Tak sampai disana saja, kerangka Gayatri dihancurkan sampai menjadi serpihan, hanya tersisa tulang ekor, lalu dibuang ke sungai berbatasan dengan hutan terlarang.

***

“Terlambat, sangat terlambat. Jangankan menyelamatkan nyawanya, jasadnya saja kami tak bisa menguburkan secara layak.” Tangannya terkepal erat sampai buku-buku jari memutih.

Tubuh bu Mina menjadi kaku, sedangkan Sawitri bertambah murka, dendam di hatinya kian membara.

“Aku dan suamiku berusaha membalas mereka. Namun, iblis peliharaan Bahri mengetahui rencana itu. Terjadilah fitnah kejam serta pembantaian, yang mana bapakmu dibakar hidup-hidup. Selama satu bulan penuh, tengkorak bapakmu dipajang di tugu kedatangan. Setiap orang yang melewati wajib meludahi dengan mengatainya Iblis_”

“Cukup Bu!” Sawitri tidak tahan lagi, dia bersimpuh memeluk kaki ibu kandungnya, menatap tanpa linangan air mata. “Katakan padaku, apa yang harus kulakukan untuk menghancurkan mereka!”

“Jadilah iblis kematian bagi mereka! Aku akan melepaskan perisai yang dulu ku buat untuk melindungi mu agar tidak ada satupun yang mengetahui bila kau memiliki darah manis, tulang wangi!”

“Kapan ritual pembuka segel itu dilaksanakan, Bu?” Sawitri masih bersimpuh, dia tak sakit hati apalagi tersinggung. Saat ibu kandungnya seperti menjaga jarak, enggan membangun ikatan batin ibu dan anak.

Lagipula, apa yang bisa diharapkan dari orang yang sudah mati rasa? Hidup hanya untuk membalaskan kematian orang tersayangnya.

Sungguh malang nasib Ni Dasah, menyaksikan sendiri bagaimana suaminya dibantai, dan melihat putri kandungnya dieksekusi, lebih menyakitkan lagi dia tak kuasa menolong, hanya menatap tanpa bisa berbuat apa-apa.

‘Aku bersumpah akan membalaskan dendam kesumat keluarga kita Bu! Membunuh mereka satu persatu, termasuk Badjingan itu!’

Ni Dasah tersenyum miring, dia mendengar sumpah Sawitri. “Dua puluh satu hari lagi adalah puncak bulan purnama, itulah waktu yang tepat melakukan ritual.”

"Satu hal yang perlu kau ketahui! Begitu segel itu dibuka, kau takkan lagi bisa hidup seperti manusia normal seutuhnya. Terlebih, bila peliharaan Bahri mengetahui keberadaan mu. Iblis itu sangat menyukai menghisap darah manis serta memakan daging manusia bertulang wangi. Kau harus jadi sosok tangguh, cerdik, bengis, bernyawa tapi tak memiliki hati nurani, sanggup kah?"

"Lebih dari sanggup!" Sawitri berdiri, menatap yakin netra ibunya.

"Persiapkan dirimu untuk hari itu!" titah Ni Dasah, lalu dia berlalu dari kamar.

Bu Mina mendukung penuh niat Sawitri. Dia yang dulu wanita lemah lembut, pengasih, kini menjadi sosok tega, tak kenal lagi apa itu simpati apalagi empati.

"Lakukanlah Witri, jangan ragu! Meskipun nantinya kau akan menjadi iblis sekalipun, Mamak tetap mendukungmu! Dunia terlalu kejam untuk kita para kaum lemah."

.

.

Keesokan harinya, di samping gubuk Ni Dasah. Sosok cantik tengah mematut dirinya pada pantulan kolam berlumut berair jernih. Rambut lurus hitam sepunggung, wajah manis, bibir seksi, pancaran mata menantang.

“Siapa kau?” Sawitri yang sedang ingin merendam kaki terkejut melihat sosoknya dari belakang.

Dia berbalik, tersenyum bengis menatap wanita yang kini keadaan tak lagi mengenaskan dibandingkan sewaktu pertama kali ditolongnya. "Apa kau lupa pada sosok yang semalam membanting mu?"

Mata Sawitri membulat sempurna. "Kunti?"

"Ya," jawabnya dengan tersenyum sangat manusiawi.

"Mengapa sekarang kau berbeda sekali?" Sawitri mendekati wanita beraroma bunga kantil.

"Karena majikan ku baru saja mempersembahkan tumbal."

"Siapa dia?"

Kunti terkekeh, enggan memberi tahu. "Kau mengenalnya, sering pula berbincang dengannya!"

"Kunti, bolehkah aku tahu kisahmu? Mengapa bisa sampai terdampar disini dan menjadi salah satu abdi ibuku ...?"

.

.

Bersambung.

1
AFPA
Lebih keren lastri..punya bekingan author 😁
AFPA
Ini authornya yg tega an
ilate di ketok
🥺
Y.S Meliana
duuuh hawatir ketauan deh
Imas Masitoh
alur cerita nya slalu bikin greget💕
Vivi Yulianti
sruuuuu
Retna Tri Tunjung
ih ngga sabar nunggu up nya kak..
Marlina Prasasty
ihh lagi hbt2nya kok bersambung😭
FiaNasa
akankah pembalasan Sawitri ini akan cepat terungkap berkat Ki jaya,,lalu bagaimana sisa² penjahat lainnya klau kijaya menemukan pelakunya ini adalah Lastri alias sawitri
ynt_
kk kok tumben upnya cuma 1 biasanya double
Muhammad Arifin
aduh...tambah penasaran 🤦🤦
ora
Mari lihat kesaktian Ki Jaya/Scream//Sweat//Proud/
ora
Juragan pun patutnya di buat diam selama-lamanya😤😤
ora
Mending habisi nyawanya sekalian nggak sih. Itu hidup tanpa lidah gimana. Nggak kebayang aku😭😭😭
Alik Puspita Wati
aduh deg degan lagi aku..ketahuan ngga yaa kalau yang melakukan itu semua sawitri 🤔
Hafifah Hafifah
apakah akan ketahuan dalangnya siapa?
Hafifah Hafifah
sadis amat ya
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
wahh ada si dukun ya yg jd bekingan nya
wehhh emg ya klo punya pesugihan jelas pasti punya ya kann
Yuli a: iya... punya kekuasaan pasti punya backingan mbak... presiden aja punya...😂
total 1 replies
Irma
bakal ketahuan nggak sih moga2 nggak deh
vay73
❤❤❤
wow lawannya juga gk main main menguasai ilmu hitam ... kira kira ketahuan gk ya....
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
was was ketahuan deh ....pada lagi adu ilmu kwkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!