Born Again

Di waktu bersamaan tapi di tempat yang berbeda.

Saat ini Celine sangat merasakan bimbang. Di satu sisi, dia sangat kesal kepada Rayyan. Pria itu tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya sambil membahas kalung Celine yang ketinggalan di kamarnya, sehingga menimbulkan kesalahpahaman.

Tapi di sisi lain, hati kecilnya seakan terus mendesaknya untuk memanfaatkan kesalahpahaman ini. Agar ayahnya mengira bahwa dia telah tidur bersama dengan Rayyan, sehingga mereka dinikahkan. Secara otomatis, dia akan terlepas dari pria brengsek seperti Richard.

Walaupun OB baru itu terkadang sangat membuatnya kesal, tapi setidaknya dia bisa lebih aman tinggal bersama dengan Rayyan dibandingkan dengan pria licik seperti Richard.

"Celine, kenapa kamu diam saja? Cepat jawab pertanyaan papa, kenapa kalung kamu bisa berada di kamar OB itu?" Tuan Darius mengulangi pertanyaannya sambil menunjuk ke arah Julian.

Julian melirik sebentar ke arah Celine, kemudian dia tersenyum smirk seakan dia tahu apa yang sedang Celine pikirkan. Dulu Celine pernah menjebaknya, dan kini giliran Julian melakukan hal yang sama.

Namun bedanya, Julian jauh lebih cerdik. Dia yang menjebak, tapi bersikap seolah-olah apa yang dia lakukan bukanlah sebuah jebakan. Sehingga dia pura-pura ingin menjelaskan semuanya kepada Tuan Darius. "Anda salah paham, Tuan. Sebenernya..."

Julian berhenti bicara, karena tiba-tiba kakinya diinjak oleh Celine. Membuatnya meringis kesakitan. "Shhh... . mmhhttt..."

Peristiwa penginjakan kaki sungguh di luar skenarionya.

Kemudian Celine segera menjawab pertanyaan dari ayahnya. "Iya, semalam aku menginap di rumah dia. Karena itulah semalam aku tidak pulang ke mansion. Kami memang sering melakukannya."

Celine terpaksa harus berbohong. Yang penting dia bisa lepas dari Richard. Sehingga dia mengigit bibir bawahnya, merasa dirinya gila tiba-tiba harus mendapatkan ide konyol seperti itu.

Julian pura-pura terkejut mendengarnya, padahal memang Celine telah masuk ke dalam perangkapnya. Sehingga Celine memelototi Julian, memberikan isyarat agar Julian mingkem.

Kemudian Celine meneruskan perkataannya. "Dan semalam kami lupa tidak memakai pengaman. Kemungkinan aku bisa hamil anak dia."

Tuan Darius sungguh sangat terkejut mendengar jawaban dari putrinya, sangat membuatnya marah. "Lagi-lagi kamu melakukan kesalahan yang sama, Celine. Dulu kamu bersama dengan Julian begitu. Dan sekarang kamu melakukannya lagi. Coba lihat Liora, dia tidak pernah membuat papa kecewa. Dia sangat menjaga harga dirinya sebagai seorang wanita."

Celine sangat kesal, ayahnya selalu membandingkan dia dengan Liora. "Iya, aku memang salah. Terserah papa mau menyetujuinya atau tidak, aku akan segera menikah dengan Rayyan."

"Lalu bagaimana dengan Richard?" Tuan Darius tidak terima dengan keputusan Celine.

"Bagaimana jika setelah aku menikah dengan Richard, tapi ternyata aku malah mengandung anak Rayyan? Apa itu tidak akan menjadi masalah besar kedepannya?"

Apa yang dikatakan oleh Celine sungguh membuat Tuan Darius menjadi bimbang. Diantara semua pria di dunia ini, mengapa Celine harus berhubungan dengan pria rendahan seperti Rayyan? Padahal banyak sekali para pengusaha yang berbondong-bondong ingin melamarnya.

Selera putrinya sangat turun derajat. Dari Julian yang seorang sultan, harus turun derajat akan menikah dengan seorang OB.

Tapi mau bagaimana lagi. Celine sudah sering tidur dengan OB rendahan itu. Bagaimana Celine hamil?

Tanpa basa basi, Tuan Darius pun segera pergi dari sana dengan perasaan penuh rasa kecewa.

Sehingga kini di ruangan tersebut hanya ada Julian dan Celine.

Julian harus bersandiwara seakan dia tidak mengerti dengan pembicaraan Celine dan Tuan Darius, sehingga dia pura-pura protes, "Aku tidak mengerti, padahal aku hanya ingin mengembalikan kalungmu yang ketinggalan di kamarku. Tapi kenapa kamu malah berbohong ke ayahmu kalau kita sudah..."

Celine segera memotong perkataan Julian sambil memandanginya dengan tatapan galak, "Aku tidak memiliki pilihan lain, kita harus menikah."

Sebuah aksi melamar yang sangat anti mainstream, dikarenakan pihak yang melakukan pelamaran adalah pihak perempuan, bahkan diucapkan dengan raut wajahnya yang jutek tapi maksa.

Pluuk...

Julian pura-pura melongo sampai kalung yang sedang berada di dalam genggamannya terjatuh ke lantai. Padahal sebenarnya dia ingin sekali berjingkrak-jingkrak, karena rencananya telah berhasil. Hanya cara ini yang bisa dia lakukan agar bisa terus berada di sisi Celine. Dia ingin melindungi Celine.