Dalam dunia yang koyak oleh perang berkepanjangan, dua jiwa bertolak belakang dipertemukan oleh nasib.
Yoha adalah bayangan yang berjalan di antara api dan peluru-seorang prajurit yang kehilangan banyak hal, namun tetap berdiri karena dunia belum memberi ruang untuk jatuh. Ia membunuh bukan karena ia ingin, melainkan karena tidak ada jalan lain untuk melindungi apa yang tersisa.
Lena adalah tangan yang menolak membiarkan kematian menang. Sebagai dokter, ia merajut harapan dari serpihan luka dan darah, meyakini bahwa setiap nyawa pantas untuk diselamatkan-bahkan mereka yang sudah dianggap hilang.
Ketika takdir mempertemukan mereka, bukan cinta yang pertama kali lahir, melainkan konflik. Sebab bagaimana mungkin seorang penyembuh dan seorang pembunuh bisa memahami arti yang sama dari "perdamaian"?
Namun dunia ini tidak hitam putih. Dan kadang, luka terdalam hanya bisa dimengerti oleh mereka yang juga terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr_Dream111, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi buruk itu selalu kembali
" Ampuni kami..., "
" Ampuni nyawa kami..., "
" Kami hanya ingin pulang dan menemui anak istri kami..., "
" Tolooong...! Tolooong...! "
" Bunuh saja aku jangan anakku! "
Mataku langsung terbuka saat samar kudengar suara rintihan dan jeritan yang sangat jelas sekali. Aku merasa aneh karena tiba-tiba terbangun di tempat yang gelap sekali padahal aku tidak mematikan lilin di kamar sebelum aku tidur.
Di kejauhan aku melihat cahaya putih dan sepertinya suara-suara tadi berasal dari sana. Tanpa pikir panjang aku melangkah menuju cahaya itu.
Benar saja, suara semakin jelas. Suara rintihan, tangisann, jeritan dan pekikan seperti orang-orang yang sedang di siksa. Aku terus berjalan menembus cahaya itu hingga tiba-tiba aku berada di ruangan putih semua.
Mataku terbelalak dan aku menjatuhkan badan saat melihat apa yang di depan sana. Aku melihat diriku sendiri dengan memakai atribut pasukan Faks dan ada banyak orang berpakaian seragam Varaya berlutut meminta pengampunan. Tapi satu persatu dari mereka tertikam sampai membaut darah mereka membanjiri ruangan ini.
Sosok yang seperti diriku lenyap dalam sekejap bersama orang-orang yang dia bunuh. Entah apa yang terjadi tapi aku mendengar suara rintihan itu semakin sering. Aku merangkak muncur tanpa melihat kebelakang dan saura itu semakin jelas dan berisik. Ku hela nafas sejenak dan memberanikan diri menengok kebelakang.
Dadaku langsung terasa sesak dan keringat dingin mengalir deras. Mataku terbuka lebar dan pandanganku gelap saat melihat banyak orang dengan leher berlumur darah menatap tajam ke arahku sambil merintih meminta pengampunan.
" Huaaaaaa...! " teriaku memecah kebisingan ruangan yang tergenang darah ini.
Tidak lagi.
Mereka semua adalah para orang Varaya yang mati di tanganku. Aku mencoba memejamkan mata tapi tak bisa. Seakan mataku memiliki pikiran sendiri dan memilih menatap mereka.
Tubuhku gemetar dan aku tidak bisa menahan tangisanku. " Kumohoh pergilah! Kalian sudah mati! Pergilah dan jangan mengangguku lagi! "
Aku berteriak sekali lagi memaksa mataku terpejam dan membungkukkan badan.
" Maafkan aku! Aku tau aku yang membunuh kalian semua tapi itu semua demi misiku, demi kerajaanku, demi rakyat Magolia yang menderita karena kedatangan kalian! Maafkan aku... " pintaku. Aku menangis dan menyesali perbuatanku yang membunuh mereka semua.
***
Suara berisik itu perlahan mulai pudar dan aku memberanikan diri membuka mata. Aku langsung menangis dan bersyukur saat melihat langit-langit kamarku lagi dan keluar dari mimpi buruk itu.
Perlahan kutengok jendela dan ternyata hari sudah pagi. Ku tenangkan diri sejenak lalu pergi mandi sebelum berangkat ke rumah sakit. Entah saat mandi atau selesai mandi mimpi itu masih terekam jelas di kepalaku.
Setelah selesai dan memakai pakaian hangat, aku bergegas menuju rumah sakit.
Saat membuka pintu rumah, ada sepucuk surat yang tertindih kalung dog tag milikku. Sepertinya Valkyrie yang mengirimkan surat ini. Isi suratnya adalah undangan ke istana nanti malam. Entah ada acara apa tapi surat undangan ini ditanda tangani langsung oleh ratu yang berarti wajib hadir di sana.
Aku menyewa jasa kereta kuda menuju rumah sakit di pusat kota. Salju lembut turun dari langit dan menutupi jalanan serta rumput-rumput yang ada di sekitar. Walau cuaca pagi ini kurang bersahabat, tapi tak menghalangiku.
***
" Hey, apa anda tuan Yoha? " Sapa pria paruhbaya berkacamata dan memakai jas putih panjang di depan pintu rumah sakit saat aku baru saja tiba.
" Ya saya. " Balasku.
Dia berjalan mendekatiku dan menjabat tanganku. " Namaku Kai. Dokter psikologis sekaligus yang diperintahkan Yang Mulia Isabella untuk menyembuhkan penyakit anda. "
Aku tidak terkejut mendengarnya karena cara dia berpakaian sudah cukup memperjelas bahwa dia seorang dokter. " Mohon bantuanya dokter Kai. "
" Baiklah mari ikut saya ke dalam. " ucap dokter Kai yang menarikku ke dalam rumah sakit.
Saat di ruangannya, dokter Kai menanyaiku tentang trauma seperti apa yang ku alami. Dan aku menceritakan sedetail mungkin bagaimana aku yang dibuat gila oleh teror orang-orang yang kubunuh. Dokter Kai juga memintaku menceritakan perjalanan awalku masuk ke medan perang dan awal mula aku mulai membunuh.
" Saya takjub pada anda yang sanggup bertahan pada kondisi mental seperti itu. Bisa dibilang kondisi mental anda sudah ada pada fase terburuk. " Pungkas dokter Kai setelah mendengar ceritaku.
" Lalu apakah tidak ada obat untuk menyembuhkanya? " tanyaku.
" Di kondisi saat ini mustahil sekali jika saya berikan obat penenang. Itu hanya akan membuat candu dan menyebabkan anda sering lupa. "
" Tidak ada cara sembuh ya? "
" Saya akan menjalankan terapi khusus. Ini beresiko besar tapi hanya ini jalan satu-satunya, "
" Terapi seperti apa dokter? "
" Ini metode yang bisa diberikan kepada pemilik energi sihir. Dengan energi itu, saya dapat menyelam dalam pikiran seseorang dan menghapus memori-memori kelamnya. Tapi resiko besarnya bisa saja semua ingatan terhapus. Apa anda bersedia dengan metode pengobatan ini? "
" Saya bersedia! Tapi saya ingin anda tidak menghapus ingatan pahit saya tentang kematian ibu saya, " jawabku tanpa ragu sedikitpun. Aku sudah muak dengan keadaanku sekarang. Jika aku ragu, kegagalan membalaskan dendam ibu akan terulang lagi.
" Pengobatan ini membutuhkan waktu 1 bulan dengan durasi 2 jam setiap harinya. Kalau begitu mari kita mulai. "
Dokter Kai menurunkan sandaran kursiku dan mulai menyentuh kepalaku dari belakang. Perlahan kurasakan ada energi masuk ke kepala dan itu lumayan menyakitkan. Rasanya seperti kepalaku di tusuk-tusuk dari dalam.
***
Pengobatan tadi lumayan menyakitkan dan membuatku pingsan beberapa saat. Aku terbangun saat hari menjelang petang. Dokter Kai mengatakan itu adalah hal wajar karena memang pengobatanya menguras tenaga pasien juga. Aku baru tau kalau ada metode pengobatan begini seperti di dongeng-dongeng, mengobati menggunakan energi sihir.
Setelah berpamitan dengan dokter Kai, aku melanjutkan perjalanan menuju istana. Sepertinya banyak kalangan militer yang di undang karena di jalan aku melihat banyak perwira berpangkat letnan keatas blmemakai seragam kehormatan berjalan ke tujuan yang sama. Entah ada acara apa di sana sampai mengundang banyak prajurit.
Sampai lapangan depan istana, aku terpana melihat banyak sekali meja berisi banyak makanan tertata rapi.
Berhubung sejak pagi aku belum makan, tanpa ragu aku ikut menimbrung dengan perwira lain dan makan bersama. Aku tidak kenal mereka semua tapi sangat menyenangkan saat mereka bercerita hal-hal konyol di medan perang dulu. Tanpa sadar aku hanyut dalam keceriaan itu. Aku seperti terbawa ke masa lalu saat bercanda gurau bersama rekan-rekanku.
Ditengah perjamuan, seorang perwira militer yang tidak ku ketahui namanya keluar dari istana membawa kertas di tangan kirinya. Ia berdiri di depan pintu istana lalu memanggil nama-nama para prajurit yang sepertinya tertulis pada kertas itu. Dan dari semua yang terpanggil, namaku juga termasuk.
Aku bersama 30 prajurit lain yang dipanggil berangkat ke dalam istana. Rata-rata yang dipanggil berpangkat kapten sementara aku hanya seorang sersan dua. Aku berada dibarisan paling belakang dan masuk yang terakhir ke istana tapi saat baru melewati pintu istana, lagi-lagi aku di hadang oleh 2 Valkyrie yang kemarin.
Tapi kali ini mereka lebih bersikap lembut. Aku di bawa ke ruangan yang tak jauh dari pintu masuk. Kupikir aku akan di introgasi ternyata tidak, mereka mendapat pesan dari ratu yang memintaku memakai atribut pasukan Faks sebelum masuk ke aula istana. Dan atributnya sudah disediakan oleh 2 Valkyrie itu. Aku pun memakai jubah hitam dan topeng rubah hitam yang jadi identitasku selama ini. Hanya saja atribut yang kupakai saat ini masih baru.
Sambil dijaga 2 Valkyrie, aku diminta sementara waktu tidak meninggalkan ruangan sampai salah satu prajurit istana mengetuk pintu. Dan 30 menit kemudian ada ketukan pintu dari luar. 2 Valkyrie tadi langsung mengawalku keluar dan berjalan menuju Aula istana.
***
Kiri maupun kanan aula berisi banyak orang. Para pejabat, bangsawan, dan perwira-perwira tinggi hadir disana termasuk Mayjen Ceedric. Semua mata mereka tertuju padaku saat kulangkahkan kaki melewati jalan karpet merah besar mewah menuju singgasana. Aku tidak tahu apa yang direncanakan ratu tapi Valkyrie dibelakangku terus menyuruhku berjalan memasuki aula dan berlutut tepat di hadapan ratu yang duduk di singgasana berlapis emas permata.
" Hadirin sekalian, setelah bertahun-tahun keberadaanya selalu dibalik bayanganku, sekarang akan kuperkenalkan secara resmi kepada kalian semua! " Ucap baginda ratu menggema di seantero aula. Beliau mencabut pedang dan bangkit dari singgasanya. " Perkenalkan dialah pemimpin pasukan Faks yang selama ini kalian anggap sebagai kabar burung belaka! "
" Aku Isabella de Quintis. Pemimpin tertinggi kerajaan Magolia ingin mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada pasukan Faks atas perjuangannya menembus garis belakang musuh. Kalian dengan gagah berani masuk ke sarang buaya dan merelakan nyawa kalian demi Magolia. Atas dedikasi dan perjuangan kalian, aku ratu Isabela de Quintis menganugrahkan bintang cakra kepada semua pasukan Faks yang gugur dan menaikan pangkat para anggota yang masih hidup dari pangkat sersan menjadi letnan. " Imbuh beliau.
Ratu menempelkan bilah pedangnya di atas kepalaku. " Dan untuk kau pemimpin pasukan Faks, atas nama Magolia dan restu para dewa, aku memberikanmu gelar ksatria dan menaikan pangkatmu menjadi kapten kehormatan. "
Aku terdiam dan tak menyangka dari apa yang kudengar. Bukan rasa senang yang ku dapat tapi rasa sedih dan ragu. Seharusnya gelar ini diberikan kepada kapten regu 1 atau kapten Alvar bukan kepadaku.
Apa mau dikata, Aku juga tidak bisa protes atau menolak dan dengan berat hati kuterima gelar dan pangkat ini.
Maafkan aku kapten Alvar, maafkan aku semuanya, kalian telah berjuang dengan gagah berani tapi justru aku yang menikmati hasil perjuangan kalian.
Maafkan aku.
" Berdirilah anakku! Kau pantas menerima gelar ini. Anggota Faks yang lain juga sedang di lantik di Burga sana. " ucap lirih baginda ratu padaku.
Aku berdiri disambut tepuk tangan dengan suara riuh orang-orang di aula. Mereka bersorak sorai dan berterimakasih kepada pasukan Faks. Aku hanya bisa tersenyum dari balik topeng ini dan berandai-andai jika saja kapten dan yang lain juga ikut berdiri di sini bersamaku.
Kemudian ratu juga membacakan nama-nama anggota pasukan Faks yang gugur. Sementara namaku dan nama mantan anggota Faks tetap dirahasiakan.
Kupikir hanya kapten Alvar yang mendapat bintang cakra ternyata semua yang gugur. Mereka semua memang pantas mendapat gelar tertinggi ini. Dan andai saja ratu melihat langsung bagaimana mereka gugur, mungkin gelar bintang cakra terasa belum cukup.
Setelah pidato panjang dan membaca daftar nama anggota Faks, ratu menutup acara pelantikan dengan pesta semalam suntuk dan mengumumkan bahwa minggu depan akan diadakan parade kemenangan di semua kota kerajaan Magolia.
Selepas pesta makan besar itu, aku mendapatkan lencana kebangsawananku sebagai ksatria dan seragam kehormatan militer berpangkat kapten.
***
Keesokan hari, berita tentang keberadaan pasukan Faks langsung menghebohkan kota. Entah di koran atau papan berita di semua distrik, memberitakan tentang kami. Selain itu, pemasangan bintang cakra di monumen kemenangan juga mengundang kerumunan masyarakat.
Pemasangan bintang cakra biasanya disertakan bersama foto penerimanya karena itu banyak yang penasaran seperti apa wajah anggota pasukan Faks penerima penghargaan tertinggi militer itu. Tidak sedikit dari penduduk yang tak menyangka bahwa desas desus keberadaan pasukan Faks benar adanya.
Dan pagi ini aku bisa merasa bangga. Akhirnya perjuangan teman-teman pasukan Faks di balas dengan layak. Bunga-bunga menumpuk disana diiringi irama merdu dari doa-doa para penduduk di hadapan monumen kemenangan.
^^^To be continue^^^