Fenomena pernikahan tidak selalu berjalan sesuai harapan. Pengkhianatan pasangan menjadi salah satu penyebab utama keretakan rumah tangga. Dalam banyak kasus, perempuan sering menjadi pihak yang dirugikan. Namun, di tengah luka dan kekecewaan, tak sedikit perempuan yang mampu bangkit dan membuka hati terhadap masa depan, termasuk menerima pinangan dari seorang pria.
Pertemuan yang tak terduga namun justru membawa kebahagiaan dan penyembuhan emosional.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 19 KESEDIHAN ILHAM.
Ilham duduk di ruang tamu rumah ibunya, memegang cangkir teh yang sejak tadi tak ia sentuh. Wajahnya pucat, mata merah, dan jaket yang masih basah karena hujan sore tadi menggantung di kursi sebelah. Di hadapannya, Ibu. duduk tenang, menatap anak lelakinya dengan sorot mata yang tak mudah dibaca.
“Bu…” Ilham membuka suara, pelan. “Aku tadi sudah temui Sofia di sekolah. Aku minta maaf. Aku bilang aku mau berubah, mau perbaiki semuanya… Tapi dia tetap menolak. Dia tetap ingin cerai.”
Bu Harti diam sejenak. Mengaduk tehnya tanpa menatap Ilham. “Dan kamu kaget?”
Ilham mengernyit. “Maksud Ibu?”
“Apa kamu pikir setelah semua yang kamu lakukan, dia akan langsung melunak? Perempuan juga punya harga diri, Ilham. Tapi dari awal pun, Ibu sudah bilang kan? Sofia itu bukan pilihan yang cocok buat kamu.”
Ilham tersentak. “Bu… jangan gitu. Aku datang ke sini buat minta Ibu bantu aku, bukan malah—”
“Sofia itu keras kepala. Nggak nurut. Kamu sendiri yang bilang, dia selalu jalan sendiri, susah diajak kompromi. Rumah tangga butuh istri yang tahu tempatnya, Ilham. Bukan yang suka membantah.”
Ilham menggeleng, bingung dan kecewa. “Bu, aku juga salah. Aku yang banyak kurang. Aku yang selingkuh. Tapi sekarang aku mau berubah. Aku mau perbaiki semua…”
Bu Harti menatap Ilham lekat-lekat. Untuk sesaat, sorot matanya melunak, seperti sedang menimbang perasaan anak lelakinya. Tapi yang keluar dari mulutnya justru membuat Ilham semakin remuk.
“Kalau kamu memang merasa bersalah, biarkan dia pergi. Jangan paksa perempuan yang sudah nggak percaya lagi padamu. Ibu justru lega kalau kalian cerai. Kamu bisa cari yang lebih cocok. Yang bisa lebih patuh. Yang bisa lebih… sejalan dengan keluarga kita.”
" Jika kamu selingkuh, maka. kamu tidak pernah mencintainya "
Ilham menunduk. Bukan hanya karena malu, tapi karena hatinya seperti baru saja diiris dua kali. oleh Sofia yang tak mau kembali, dan oleh ibunya sendiri yang bahkan tak menyimpan simpati untuk rumah tangganya.
“Ibu nggak pernah benar-benar suka sama Sofia, ya?” Ilham bertanya, suara pelan seperti bisikan.
Bu Harti hanya tersenyum kecil. “Ibu cuma melihat hal-hal yang kamu butakan karena cinta. Dan sekarang kamu baru sadar, kan jika dia bukan wanita baik? "
Ilham berdiri pelan, cangkir tehnya masih utuh di meja.
“Terima kasih, Bu. Tapi kalau aku kehilangan Sofia, itu bukan karena dia keras kepala. Itu karena aku yang terlalu lama menyia-nyiakan dan menghianati nya "
Ia melangkah pergi, meninggalkan rumah ibunya dengan hati yang lebih sepi dari sebelumnya.
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Ilham sadar—bahwa bukan hanya rumah tangganya yang hancur, tapi juga tempat-tempat yang dulu ia kira bisa menjadi tempatnya pulang.
“Membela Sofia?” Ibu memotong dengan suara tajam namun tenang. “ Selingkuh sana sini, tapi masih saja mau dengan perempuan itu. Ibu nggak akan ikut campur. Apalagi buat memperjuangkan pernikahan yang bahkan dari awal Ibu tahu nggak akan langgeng.”
Ilham terdiam, terpukul.
" Sudah jangan sedih seperti itu, lebih baik kamu pergi dan cari uang untuk ibu "
" Bu_ "
" Apa?! masih mau merengek agar ibu membujuk sofia untuk kamu? jangan harap dan jangan mimpi " Kata itu jelas.
Ilham mengusap kepalanya kasar, Lagi-lagi ibu tidak mendukung keinginan nannya.
Ting..
" Mari ketemu "
lanjutkan Thor 🙏🙏🙏