🎉Bebas Promo
Diharapkan bijak dalam memilih bacaan sesuai umur ya🤗🤗🤗
Seks bagi seorang Satria bukanlah hal yang tabu, tapi menikah? Tak pernah sedikitpun terlintas di benaknya akan menjalin komitmen dengan seorang wanita dalam sebuah ikatan pernikahan.
Dia yang selalu memandang rendah derajat perempuan harus dihadapkan dengan kenyataan pahit bahwa dirinya telah dijodohkan dengan cucu dari sabahat kakeknya.
Akankah pernikahan harmonis yang diimpikan semua pasangan akan terwujud di kehidupan pernikahannya kelak?
Ini bukanlah cerita CEO kejam, dingin, dan mencintai dalam diam, karena ini adalah sebuah cerita cinta yang manis dengan Ektra Bumbu Komedi.
Heppy Reading... 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkorban
Dina tahu putri bungsunya begitu dekat dengan mertuanya, tapi apakah bisa seorang Kimy meluluhkan hati seorang Anggara? Pria tua yang begitu keras kepala, hingga siapapun tak bisa menggoyahkan pendiriannya.
"Ini gak semudah yang kamu bayangin Kim, Ayah aja gak bisa ngebujuk Kakek." Dina langsung mematahkan semangat putrinya.
"Kita liat aja, kalau sampe aku gak bisa bujuk Kakek, Ibu boleh ganti nama aku jadi Jubedah!" ucapnya dengan memamerkan rentetan gigi-giginya yang putih membuat yang melihat ikut tersenyum mendengar kelakar bocah yang sebenarnya sudah tidak pantas dipanggil bocah lagi.
"Kalau kamu berhasil bujuk Kakek, Ibu beliin tiket konser EXO yang kamu mau." Dina malah ikut menantang.
"Oke. Deal ya!" Ibu dan anak itu bersalaman.
Walaupun tahu semua itu hanya akan sia-sia saja tapi Dina tetap tersenyum melihat semangat putrinya. "Semangat Jubedah!" ujar Dina sambil mengepalkan tangannya ke arah Kimy.
"Mas Kaaaaaiiiii, i'm comiiiiiing!" teriaknya memanggil salah seorang personel EXO yang ia kagumi.
•
•
•
•
Sementara di sudut ruangan di salah satu klub malam terbesar di kotanya, seorang pria tampan terlihat uring-uringan kepada ketiga orang sahabatnya.
"Elah, Sat. Elu mau dikasih enak malah kagak mau. Lu pan tau kawin itu enak!"
"Hooh, bener tuh apa yang dibilang si Kampret. Dikasih cewek secantik itu elu kagak mau. Aneh," sambung sahabat mesumnya yang lain.
"Otak lu pada ngapa kagak jauh dari bawah puser sih?" Pria bernama Satria itu semakin gusar.
"Lah emang otak kita adanya di bawah puser, kan sama kayak elu." Gerry salah seorang dari mereka mendorong kening pria berperawakan paling tinggi diantara mereka.
"Makin pusing gue curhat sama Kuntilanang kayak kalian!"
Ketiga pria sableng itu terbahak-bahak mendengar ucapan pria yang sedang kalut hatinya itu.
"Gue baru tau, kalo lakinya Kuntilanak itu Kuntilanang." Kedua pria dengan tingkat kemesuman di atas rata-rata itu terbahak-bahak.
Satria menjambak rambutnya. Beberapa gelas minuman beralkohol yang ia habiskan tidak berhasil menghilangkan beban yang menimpanya hari itu.
Satria begitu tak habis pikir dengan pola pikir kakeknya yang membuat perjodohan di jaman serba canggih seperti sekarang ini, karena baginya dia hanya perlu menunjuk perempuan dengan telunjuknya dan mereka akan datang dengan suka rela ke dalam pelukannya.
"Gue cabut!" Pria berahang kokoh itu menyambar jas kerjanya.
"Mau kemana lu?" Thomas seperti belum puas menggoda calon pewaris kerajaan bisnis keluarganya itu.
"Luluran, biar pangling waktu dipajang nanti," jawabnya asal.
Ketiga sahabatnya langsung cekakakan mendengar jawaban pria yang kini semakin menjauh dari mereka.
Satria memukul-mukul stir mobilnya, rasa kesal karena ulah kakeknya masih membuat dirinya terbakar amarah. S*ks baginya adalah hal yang biasa, tapi menikah? Bahkan membayangkannya pun Satria enggan melakukannya, kekecewaannya karena ditinggal pergi sang Mama waktu kecil dulu membuatnya tak pernah percaya akan namanya cinta, dia begitu memandang rendah seorang wanita, baginya semua wanita sama saja, hanya memanfaatkan uangnya dengan menukar tubuh mereka untuk ia nikmati.
Masih terbayang olehnya bagaimana ibunya lari dari rumah Papanya di tengah malam dengan seorang pria yang sepertinya adalah selingkuhannya, dia menangis memanggil-manggil Mamanya, tapi sang Mama seperti tak mendengarnya jerit tangisnya.
Seorang ibu yang begitu tega meninggalkan putranya yang menangis memanggil-manggil namanya hanya untuk pergi dengan seorang pria yang bukan suaminya. Bukankah itu sungguh kejam?
Sudah dua hari Satria menyelidiki siapa itu Amora, dan seperti yang dia ketahui dari orang suruhannya Amora adalah seorang wanita karir yang memiliki jabatan yang lumayan penting di perusahaan milik keluarganya, dia juga sudah memiliki seorang kekasih bernama Andre yang telah ia pacari selama dua tahun terakhir. Wanita cantik, dan berkarakter, tapi tetap saja tidak akan pernah melengkapi hidupnya yang memang tabu akan cinta.
Jika bukan karena kakeknya mengancam akan mengambil semua fasilitas yang ia berikan selama ini jika tidak menurut perintahnya, Satria tak akan sepusing ini. Kemewahan telah melekat erat di tubuhnya sejak ia baru dilahirkan, jadi bila semua fasilitas mewah yang ia dapatkan dari bayi itu dicabut, mau jadi apa dia?
Gelandangan tampan?
Satria terkekeh saat membayangkannya, bahkan sekarang ia jadi terbahak-bahak. Sepertinya efek alkohol yang ia minum tadi baru menyerap ke tubuhnya.
"Menikah? Istri? Heh. *** kucing!" Sambil menyalakan starter mobil sport terbaru yang baru ia beli beberapa bulan lalu.
Dia membelah jalan malam dengan memacu mobilnya dengan sangat kencang.
•
•
•
•
Dengan kaki gemetar Kimy menaiki tangga untuk kembali ke kamar kakaknya, dengan rakusnya ia menghirup udara banyak-banyak sebelum masuk pintu kamar berwarna putih, yang adalah kamar Amora, Sang Kakak.
Ternyata sudah ada dua orang pembantu rumahnya yang sedang merapikan kembali kamar kakaknya yang tadi seperti kamarnya, pecahan kaca meja rias pun sudah tak lagi berserakan.
"Gimana Jubedah?" tanya Ibu sambil menaikkan alisnya, menggoda sang putri yang pasti tak bisa merayu sang mertua.
Kimy menghamburkan tubuhnya ke pelukan ibunya. "Siapin tiket konser EXO buat aku ya!" ucapnya dengan hati yang berdenyut sakit.
Dina segera menjauhkan tubuh putrinya, ingin melihat keseriusan di wajah cantik si Bungsu. "Maksud kamu?"
"Aku udah rayu Kakek supaya batalin perjodohannya Kakak sama cucu Kakek Wira." Kimy berusaha tersenyum riang saat mengucapkannya.
"Jangan bohong!" bentak Amora.
"Serius!" Kimy memamerkan jari telunjuk dan jari tengahnya. "Tanya aja Ayah! Ayah masih ada di kamar Kakek sekarang."
Tak apa berkorban demi kebahagiaan orang yang ia cintai, karena ia yakin Tuhan akan memberikan kebahagiaan yang jauh lebih besar setelah ini. Naif memang, tapi wanita bernama depan Kimmora itu percaya jika kebahagiaan akan datang kepadanya.
...Sebelum lanjut, jangan lupa ritualnya!...
...Like, komen n vote... 🤗🤗🤗...