NovelToon NovelToon
Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Resiko Menikah Dengan Nona Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Mafia / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: qyurezz

Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??

Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ke rumah sakit

Li pergi bersama Fani meninggalkan Avril setelah mendapat telepon dari seseorang. Sedangkan Avril hanya diberi waktu 20 menit untuk istirahat, sebelum kembali melakukan latihan fisik. Mulai dari latihan beladiri sampai tinju. Tidak main-main Avril antusias menjalankan latihan walaupun masih sering salah.

Sampai sore hari tiba, Avril telah berhenti dari kegiatannya. Li belum juga muncul di rumah itu. Kini Avril sedang meluruskan kakinya sambil rebahan di kasur.

"Ya Tuhan.. Lelah sekali, rasanya sendi sendi ku sakit semua.." Avril tak berdaya.

Tuk tuk tuk... Ceklek pintu kamar dibuka.

Li masuk bersama dua orang pengawal wanita.

"Ayo bantu nona membersihkan badan" ucap Li pada pengawal.

"Baik tuan" segera mereka ke kamar mandi menyiapkan air hangat, serta menyiapkan pakaian untuk Avril.

"Bangun nona Avril, hukumanmu belum selesai! Segera bersihkan badan, saya tunggu dalam dua puluh menit!" tegas Li pada Avril.

"Paman.. Beri aku waktu sedikit lagi, badanku sakit semua.." Avril merengek.

"Waktu tinggal delapan belas menit lagi! Jangan buang-buang waktu Avril!" Li melirik jam tangannya kemudian keluar dari kamar Avril.

"Habislah aku!!" Avril terperanjat dari rebahannya berlari menuju kamar mandi.

"cepatlah bantu aku" pintanya pada pengawal wanita. Mereka mengangguk dan tersenyum.

Dengan secepat kilat Avril menyelesaikan mandinya, berpakaian dan mengeringkan rambutnya dibantu pengawal, tidak ada percakapan selama kegiatan tersebut karena memang di larang Li. Setelah itu dia berlari ke bawah menemui Li yang menunggunya, ia tengah duduk di sofa.

"Paman.." sapanya.

Li tengah melirik jam di tangannya.

"19 menit lebih 22 detik. Ikuti saya" Li bangkit dari duduknya berjalan ke depan rumah menuju mobil yang terparkir di halaman.

Paman benar-benar memperhitungkannya? Kalau aku telat sedikit apa kira-kira hukumannya ya?

"Paman, kita mau ke mana?" tanya Avril.

"Memperlihatkan dampak buruk akibat kesalahanmu.." Li membuka pintu mobil untuk Avril.

"Memangnya apa yang terjadi? Apa kesalahanku paman?" Avril memasuki mobil.

Li juga memasuki kursi kemudi, pintu mobil ditutup dan mesin mulai dinyalakan.

"Oh kau belum tau ya nona!"

Mobil melaju meninggalkan halaman.

"Katakan paman.." Avril penasaran.

"Nanti kau tau sendiri"

Avril cemberut dan merunduk, tangannya meremas-remas jemarinya, menduga-duga apa yang sebenarnya terjadi. Ia hanya ingat melompat dari jembatan, tenggelam, gelap kemudian tidak sadar. Namun ia merasa takut dan sakit yang luar biasa pada tubuhnya sebelum ia tidak sadar. Sekarang ia bersyukur masih diberikan kesempatan kedua oleh tuhan, dia tidak ingin melakukan hal bodoh itu lagi.

Hening

"Paman.."

"Hmm"

"Boleh aku sekolah?"

"Cihh.. Jangan harap nona!, anda sudah dikeluarkan oleh sekolah, mulai sekarang fokus saja pada hukumanmu"

"Apa?" Avril tak percaya,"Kau serius paman? Bagaimana dengan pendidikanku? Aku masih pelajar kan?"

"Saya tidak main-main nona! Belajar saja di rumah sebagai hukuman!"

Avril kecewa, ia menggigit jari jempolnya, memikirkan bagaimana jadinya kalau ia tidak sekolah.

Mobil melewati ramainya ibu kota, sampai akhirnya memasuki kawasan perumahan biasa. Setelah sampai pada tujuan, mobil berhenti di halaman rumah seseorang.

"Paman, kita mau apa kesini?" tanya Avril

Li menarik nafas panjang.

"Melayat" singkatnya.

"Memangnya siapa yang meninggal?"

"Siapa lagi? Melayat para pengawal yang meninggal. Mereka yang meregang nyawa ketika berusaha menyelamatkanmu! Ini salah satu rumah almarhum. Belum 3 lagi yang harus kamu layat"

"Apa?" terasa tersambar petir, Avril membelalakkan matanya, sangat terkejut. Tangannya bergetar menutup mulutnya.

"Kau lihat dampak dari kebodohanmu, sampai orang di sekitarmu menjadi korban." Li menghela nafas berat.

Avril diam, membayangkan bagaimana sedihnya keluarga korban.

"Sekarang turunlah.. Temui mereka dan minta ampun, kalau bisa, bersujudlah di kaki mereka" Li menunjuk ke arah rumah terdapat wanita paruh baya serta seorang ibu yang menggendong bayi, ada juga anak kecil berlarian dihalaman.

Avril mengangguk.

Ia turun dari mobil dengan langkah gontai menghampiri keluarga itu. tangisnya pecah saat bersitatap dengan mereka. Li menemani di belakang Avril.

*****

Epilog..

Setelah kejadian drama tertabrak troli di supermarket.

Li, Avril serta Keinan sudah dalam perjalanan ke rumah sakit.

Aduh..kenapa jadi kacau begini si?. Pikir Kei, ia duduk dengan canggung disamping Avril.

Sementara Avril terlihat senang telah mengerjai Kei, sampai harus dibawa ke rumah sakit padahal dia tidak apa-apa.

"Dokter, bersiaplah.. Saya dalam perjalanan ke rumah sakit" Li tengah menelpon.

"Apa? Siapa yang sakit Li" terdengar seorang dokter terkejut dari arah sana.

"Nona Avril"

"Nona kenapa Li?"

"Tertabrak.." ucapnya santai.

Dokter tidak bicara lagi, namun terdengar kericuhan di rumah sakit sebelum telepon terputus.

Li mendecak, karena belum selesai bicara telepon sudah terputus. Ia melempar ponselnya ke kursi disampingnya. Ia melajukan mobilnya dengan cepat.

Yang dibelakang hanya menyimak Li berbicara.

"Mmm.. Nona, apa benar-benar harus ke rumah sakit?" tanya Kei ragu.

"Kenapa? Aku kan terluka" ucap Avril santai dan tersenyum.

Kei hanya mengangguk, tapi bingung.

Padahal aku lihat tidak ada luka sama sekali, kakinya yang terkilir juga sudah sembuh ku lihat, hanya keseleo ringan.

"Nona, bagian mana lagi yang sakit?"

"Semua" memandang Kei.

"Ya Tuhan... Apa serius?" Kei terkejut membelalakkan matanya.

Lihat dia sangat imut saat terkejut. Batin Avril. Ia mengangguk

Lihat, dia bahkan tersenyum.. Padahal kalau sakit harusnya meringis kan?. Batin Kei. Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Tidak lama kemudian mobil telah sampai di halaman rumah sakit, disambut beberapa dokter serta perawat yang terlihat panik. Li langsung keluar dari mobil kemudian dihampiri dokter terlihat berbicara.

Kei terkejut melihatnya dokter yang menyambut mereka. Sementara Avril terlihat santai melihat pemandangan panik dokter di luar.

Seriuss? Batin Kei seolah tidak percaya. Kemudian ia memandang Avril. Siapa sebenarnya gadis ini? Bahkan dokter yang menyambut, bukan pasien yang menunggu. Sambungnya, melihat Avril yang tengah memandang keluar jendela.

Pintu mobil dibuka oleh dokter. Ia terkejut melihat keadaan Avril yang tidak ada luka sama sekali, sebelumnya ia sangat panik membayangkan Avril yang luka-luka parah. Namun, bahkan sekarang Avril tengah tersenyum manis padanya.

"Hai dokter Hanan" sapa Avril dengan senyum manis.

Dokter menepuk jidatnya. Kemudian menggeleng kepala, tidak disangka.

"Nona, kau bahkan tidak terluka, ku pikir kau berdarah-darah"

"Hehe,, maaf sudah membuatmu khawatir dokter"

Li membukakan pintu Kei, Kei keluar dari mobil dan menghampiri dokter. Memberi salam dengan bersalaman.

"Pagi dokter" sapa Kei.

"Pagi" dokter terkejut baru melihat Kei.

"siapa dia?" ucapnya setengah berbisik, dokter bertanya pada Li. Li hanya mengangkat bahunya.

"Dia yang menabrakku dokter" ucap Avril.

"Ooh.." dokter Hanan mengangguk. Sekilas memandang Kei.

"Ayo ayo bawa nona ke dalam.." pintanya pada perawat yang sudah siap.

"Tunggu.. biar dia yang menggendongku dokter" Avril menunjuk Kei.

Kei mengangguk, namun merasa tidak enak hatinya. Bagaimanapun juga ia harus bertanggung jawab.

"Yasudah ayo gendong nona" Pinta dokter sambil menepuk bahunya Kei.

"iya dokter" Kei menghampiri Avril dan menggendongnya. "Mari nona" ucapnya.

Avril tersenyum, melingkarkan lengannya dibahu Kei yang menggendongnya. Kei membawanya ke dalam rumah sakit.

Dokter Hanan mengikuti Kei. Beberapa dokter juga mengikuti mereka, nampak penasaran juga karena nona Avril tidak terluka sama sekali.

"Li sebenarnya apa yang terjadi?"

"Kau tak lihat?, nona tertabrak dan dia terluka, dan yang menggendongnya adalah pelakunya.. Jelas!" ucap Li terlihat kesal.

"haha, santailah Li.. Memangnya ditabrak dengan apa? Mobil? motor?"

"Troli"

Dokter tergelak, ingin tertawa keras. namun hanya terkekeh.

"Kau tertawa?" Li menatap tajam dokter.

Dokter segera mendekap mulutnya sendiri menggeleng kepala. Seketika hening, karena Hanan takut sekali kalau menyinggung Li. Lanjut melangkah menyusul Kei dan Avril.

"Ku pikir nona terluka parah, Li, aku sampai menyalakan lampu emergency dan mempersiapkan ruang operasi kalau-kalau diperlukan." ucap dokter memecah kesunyian.

"Saya tidak akan membiarkan nona seperti itu" Li

"Baiklah baiklah.. aku percaya padamu Li, Kau sangat menyayangi Avril" dokter menepuk bahu Li. "Aku juga menyayangi Avril". Hanan merupakan dokter pribadi keluarga Avril, jadi dia tau perjalanan hidup Avril sampai sekarang.

Li hanya diam dan melanjutkan langkah.

"Li.. Baru kali ini nona mau dekat dengan laki-laki selain kau Li, apa dia sedang jatuh cinta? Terlihat dari tampangnya, anak laki-laki itu tampan juga"

"Dokter kau banyak sekali bicara!"

Li kesal

"Aku hanya penasaran Li, bagaimana kalau dia sudah mulai jatuh cinta? Kau harus cari tau tentang lelaki itu Li"

"Cukup dokter! Kau tidak ada kerjaan lain? Dia hanya sedang main-main karena bosan" melihat ke arah Avril di depan

"Ckck.. Kau galak sekali padaku" Dokter cemberut.

Kei sedari tadi jantungnya berdegup kencang saat menggendong Avril, karena baru kali ini sedekat ini dengan perempuan,bahkan menggendongnya, apalagi Avril gadis yang sangat cantik dan imut. Hal yang sama juga dirasakan Avril. Ia tersenyum bahagia.

"Apa aku berat?" tanya Avril.

"Tidak nona". Kei tersenyum

Tubuh semungil itu mana bisa berat?, apa aku yang terlalu kuat ya? Hehe. Entahlah.. aku bahagia menggendongnya.

"maaf sudah merepotkan mu"

"Tidak nona, saya yang salah dan harus bertanggung jawab"

"Kamu laki-laki yang baik ya"

Avril gereget ingin mencubit pipi Kei.

Kei tersenyum.

Aaa dia manis sekali ..

Sampai akhirnya tiba di ruangan VVIP dari rumah sakit, tempat Avril akan diperiksa. Kei meletakan tubuh Avril di atas ranjang rumah sakit dengan hati-hati.

Dokter memeriksanya dari atas kepala sampai ujung kaki. melakukan ronsen kalau-kalau ada bagian dalam yang terluka. Namun semua terlihat normal dan baik-baik saja

Di ruangan itu hanya ada Li ,Kei dan Dokter Hanan telah selesai memeriksa.

Avril duduk bersandar, diselimuti hanya sampai pahanya.

"Nona, anda baik-baik saja, tidak ada luka yang parah dan bisa segera pulang"

"Aku bilang sakit ya sakit dokter!" tegas Avril

Astaga...anak ini!

1
Dwi Winarni Wina
Ayahnya keyden dikira pengemis dan kau dengar sangat marah skl sm li...
Dwi Winarni Wina
mampir dan nyimak thor, Avriel sangat semangat skl makannya sambil melihat pria di kedai itu...

kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...
Milka Budi
Luar biasa
qyurezz: terimakasih kakak
total 1 replies
Milka Budi
Lumayan
ZiG Momen
/Heart/
qyurezz: thanks
total 1 replies
DonnJuan
emm... suka banget ceritanya
qyurezz: Aaa makasih..😊😊
total 1 replies
Gourry Gabriev
Bikin gak bisa berhenti
qyurezz
😅😅😉
Stella
Ngakak ampe terbahak-bahak. 🤣
qyurezz: hehe, hai ka salam kenal ya😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!