Alvaro Neo Sandler adalah pria kaya raya yang memiliki kerajaan bisnis di dalam negri maupun di luar negri, saat ini Alvaro sudah berusia 28 tahu.
Dulu Alvaro menikah di usia 18 tahun setelah lulus SMA, saat itu ia menikah karena di jodohkan oleh orang tuanya karena balas budi.
tapi pernikahan itu tidak tahan lama karena Alvaro mengalami kecelakaan yang mengakibatkan Kedua orang tuanya meninggal sedangkan ia lumpuh dan di nyatakan mandul.
disaat terpuruk sang istri justru menghina dirinya yang cacat serta mandul, lalu memberi surat perceraian.
Tiara Puspa, gadis cantik dan juga baik hati yang baru saja menginjak usia 17 tahun dan duduk di kelas tiga SMA. Tiara adalah anak yatim piatu, kedua orang tuanya sudah meninggal tujuh tahun lalu akibat kecelakaan.
Ia di jadikan pembantu di rumahnya sendiri oleh dan Tante yang menumpang hidup padanya. hingga hampir di jual karena akan di jadikan alat pembayar hutang.
ingin tau kisah keduanya ayo mulai mengikuti kisah mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Penawaran
Mendengar itu Tiara merasa senang,
"Baik tuan terima kasih, boleh saya mengemasi barang barang saya dulu tuan?" Tanya Tiara
"Pergilah, kami tunggu" Jawab. Alvaro
Tiara pun mulai berlari masuk sedangkan Ratu dan Ratna menjerit serta meneriaki Tiara dengan marah.
Mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena tubuh mereka sudah di pegangi oleh bodyguard milik Alvaro.
Tidak lama Tiara pun datang dengan membawa tas dan koper yang berisi baju serta surat penting dan buku buku miliknya.
Tiara juga membawa foto foto keluarga nya, Tiara tidak mau meninggalkan jejak sini.
"Tuan saya sudah selesai dan untuk urusan om dan tante, Tiara gak peduli lagi mulai sekarang kalian bukan keluarga Tiara, sudah cukup Tiara mengalah selama ini. Bekas luka di tubuh Tiara adalah saksi dari kekejaman kalian" ujar Tiara dengan dingin lalu pergi dari sana.
"Kalian urus mereka dan jangan sampai terlihat lagi di kota ini lalu kosongkan rumah ini dari mereka, hutang mereka tetap ada padaku," ujar Alvaro dingin lalu pergi dari sana menyusul Tiara yang sudah ada di dalam mobil miliknya
Di dalam mobil Tiara menangis tergugu, sebenarnya ia tidak tega pada om dan tantenya tapi demi memberi pelajaran dan juga demi kebebasan dirinya ia harus kuat.
Alvaro yang duduk di sebelah Tiara memberikan tisu pada Tiara.
"Terima kasih tuan dan maaf sudah merepotkan tuan" ujar Tiara
"Tidak masalah" jawab singkat alvaro Setelah itu tidak ada pembicaraan apapun lagi.
Tidak lama kemudian akhirnya mereka pun sampai di sebuah rumah yang terlihat sederhana,
Tiara hanya diam dan mengikuti Alvaro turun tanpa banyak bicara.
"Silahkan duduk nona" ujar Candra
"Terima kasih kak" jawab Tiara lalu duduk disana.
Setelah itu Candra pun keluar membiarkan sang bos bicara dengan gadis kecil itu.
Sedangkan Alvaro yang dari tadi terdiam mulai memikirkan sesuatu, ia berubah fikiran, apa lagi saat melihat tangisan Tiara membuatnya sedih.
Ia pernah merasakan apa yang di rasakan oleh Tiara, jadi ia ingin membantu Tiara dan membantu dirinya sendiri.
"Baiklah aku ingin menawarkan sesuatu padamu jika kau mau" ujar Alvaro yang sudah berpikir di sepanjang jalan tadi.
"Menawarkan apa tuan?" Tanya Tiara mendengar pertanyaan Tiara Alvaro terdiam sebentar sembari memandangi Tiara.
"Aku tidak akan membeli rumah itu, aku juga akan menyimpankan rumah itu untuk mu sampai kau dewasa kelak. Aku juga akan melindungimu tapi ada satu syarat" ujar Alvaro
"Apa itu tuan?" Tanya Tiara dengan penasaran
"Jadilah putri angkat ku dan jadilah pewarisku, aku tidak miliki anak ataupun istri. Jika kau setuju aku akan melindungi mu" ujar alvaro dengan serius.
Tiara yang mendengar itu sangat shock, ia tidak menyangka akan mendapatkan tawaran sebesar ini.
Melihat Tiara hanya diam dengan keterkejutannya Alvaro mulai bicara lagi,
"Dari pertama aku melihat mu aku tertarik padamu tapi bukan ketertarikan pada wanita melainkan seperti seorang anak, jadi maukah kau menjadi putriku. Aku dulu memiliki istri tapi ia meninggalkan ku karena aku di nyatakan mandul. Jadi sejak itu aku sendirian tapi aku butuh pewaris karena itu aku ingin kau menjadi putriku" ujar Alvaro dengan serius.
Entah dari mana fikiran gila ini menjadikan gadis remaja menjadi putrinya, yang jelas lebih cocok jadi adiknya.
Tiara masih terdiam lalu menunduk,
"Tuan apa pantas saya menjadi putri tuan, saya hanya gadis lemah dan yatim piatu, dan bagaimana tuan bisa mempercayai saya sedangkan kita baru bertemu sekarang. Saya takut mengecewakan tuan" ujar Tiara menunduk
"Aku percaya padamu, aku juga yakin kau dapat menerima semua ini, dan kau pasti akan sangat pantas menerima semua ini" ujar Alvaro mantap
Tiara memandang lekat pria di depanya, pria tampan yang terlihat sangat dingin, tapi terlihat ada kesedihan di matanya. Ia seperti memendam sendiri nya.
"Tapi tuan ini seperti ada yang aneh, saya berusia 17 tahun dan punya ayah berusia, eh... berapa usia anda tuan?" tanya Tiara
"Diu Pulu delapan" jawab Alvaro.
"Nah iya saya 17 tahun dan anda 28 tahun, nanti saya di Kiran jadi sugar Daddy" jawab Tiara
Alvaro tersendat mendengar ucapan Tiara, lalu dengan kesal ia menyentil dahi Tiara.
"Kamu ini ada ada saja, apa kamu tau apa itu sugar Daddy, sok sok an bilang gitu, sudah tidak usah perdulikan ucapan orang lain, bagaimana kamu setuju kan, tidak ada penolakan atau aku jual rumah itu" ujar Alvaro sedikit memaksa.
Ia juga heran dengan dirimu sendiri, kenapa sangat ingin menjadikan Tiara bagian hidupnya.
"Baik saya menerima tawaran anda tuan, tolong bimbing saya agar saya tidak mengecewakan tuan dan dapat membuat anda bangga" ujar Tiara setelah berpikir beberapa saat tadi.
Alvaro yang mendengar itu pun tersenyum kecil, ada binar kelegaan disana.
"Terima kasih sudah menerima ini semua, mulai sekarang kau putriku, putri dari Alvaro Neo Sandler. Dan panggil aku papi" ujar Alvaro
"Terima kasih papi Al" ujar Tiara yang masih kaku.
Alvaro yang mendengar itu merasakan hatinya menghangat.
Baiklah jika begitu, ayo ikut dengan ku kerumah kita" ujar Alvaro sembari berdiri
"Rumah kita?, bukanya ini rumah Pi?" Tanya Tiara heran
"Bukan ini hanya rumah singgah, rumah kita bukan disini, ayo kita pergi" ujar Alvaro berjalan lebih dulu
Tiara pun akhirnya mengikuti Alvaro dengan diam tanpa banyak tanya lagi.
Mereka memasuki mobil dan pergi menuju kediaman Alvaro, Alvaro saat ini tinggal sendirian karena Kedua orang tua angkat nya sedang pergi mengelilingi dunia.
Sesampainya di rumah Alvaro Tiara sangat terkejut, karena rumah ini sangat asri dan luas
"Pi gak salah ini rumah, ini bukan rumah lapangan bola, jangan bilang ini hanya papi yang tinggal disini seperti cerita di novel novel" ujar Tiara yang mulai berani bertanya.
Mendengar itu Alvaro tersenyum kecil karena lucu dengan ucapan anak angkatnya.
"Iya hanya papi disini bersama pelayan tapi sekarang bertambah kamu, jadi tidak sepi lagi" jawab Alvaro santai
"Apa tidak ada hantu Pi di sini, rumah besar tapi pasti banyak kamar kosong gak di huni" ujar Tiara lagi
"Banyak hantu karena itu jangan suka pergi sendirian jawab Alvaro dan dengan cepat Tiara memegangi tangan Al dengan erat karena takut.
Al menahan tawanya melihat tingkah Tiara yang menggemaskan, bagaimana bisa berpikir terlalu jauh.
Setelah sampai di dalam rumah Tiara di antar kekamarnya untuk beristirahat.
"Ini kamarmu sementara, setelah siap kamarmu akan papi pindahkan di depan kamar papi, nanti kita makan siang bersama sembari papi kenalkan pada semua orang" ujar Alvaro.
"Baik Pi, terima kasih" ujar Tiara dengan senyum manisnya.
Alvaro pun mengelus kepala Tiara dengan lembut lalu pamit pergi.
Setelah itu Tiara pun masuk dan melihat kamarnya, lalu ia mandi dan berganti pakaian dan beristirahat.
Bersambung