Rona baru saja sampai di mejanya, gadis itu terkejut saat mendengar suara seseorang yang tidak di duga-duganya menyatakan suka kepada nya.
Restu sosok laki-laki yang menjadi incaran para gadis berdiri sambil tersenyum lebar melihat nya
Akankah dia menerimanya ataukah tidak.
Apakah status sosial tidak membuat bimbang
Simak kisah nya di sini ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Mobil bergerak meninggal area restoran,sungguh hati kakak Adik itu begitu bahagia tak henti-hentinya dua saudara itu mengucapkan kalimat syukur atas rejeki yang terduga itu.
Bibir keduanya terus saja menyunggingkan senyum nya saat mengingat nya.
Hingga tanpa mereka sadari ternyata taksi online yang mereka naiki nya kini sudah berhenti tepat di depan gerbang rumah hingga membuat sang sopir taksi online itupun langsung menegur keduanya yang sibuk dengan pikiran nya masing-masing
"Maaf Mba kita sudah sampai".ucapnya membuat gadis yang sedang sibuk melamun itupun langsung tersadar.
" Ah iya."jawabnya sambil mengeluarkan uang dari dompetnya untuk membayar ongkosnya tapi gerakan tangan gadis itupun langsung terhenti saat sopir itu berkata lagi
"Ongkosnya sudah di bayar Mba sama Masnya tadi".katanya dan Rona pun akhirnya memasukkan kembali uangnya ke dalam dompet nya lagi. Setelah nya kedua kakak beradik itupun langsung turun.
" Lain kali kita jalan lagi ya kak".
"Iya".
" Bang Restu jangan lupa di ajak ya kak".saut bocah laki-laki itu dengan raut wajah penuh harap.
"Kenapa harus ajak dia? tanya nya sambil melangkah masuk ke dalam halaman rumah mereka tinggal.
"Em itu".ucapnya
" Hayoo, pasti ada udang di balik batu nih".kata Rona meledek adiknya.
"He... he... iya,kok kakak bisa tau sih".ucapnya sambil menyengir.
"Taulah wajah kami itu sudah kelihatan walaupun tanpa bicara".kata Rona membuat bocah laki-laki itupun menyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Kakak tau pasti ada kamu mau minta di traktir ya kan? tanyanya sambil mengejek adiknya.
"He... he.. he kakak pintar".pujinya sambil nyengir.
"Masih kecil kok senang banget di traktir ".
"Cuma orang bodoh yang nggak mau di traktir kak".
" Terserah kamu lah".katanya Rona sambil melangkah meninggalkan adiknya yang masih berdiri di dekat warung nasi milik Ibu nya.Dan tak lama bocah itupun berlari menyusul sang kakak yang kini sudah berada di dekat teras rumah nya
"Kakak kok tinggalin Zai sih".ucapnya setelah sampai di samping sang kakak dengan napas yang ngos-ngosan karena berlari.
" Maka nya jangan mengkhayal mulu jadi ketinggalan ".kata Rona sedang kan bocah itu hanya cengir sambil berjalan mengikuti langkah sang kakak.
Sampailah langkah keduanya terhenti saat melihat si bungsu berlari menghampiri keduanya, langkah kecilnya membuat senyum di kedua kakak itupun pecah.
" Kakak ".ucapnya sambil memeluk tubuh Rona yang sudah berjongkok bersiap memeluk tubuh kecil adiknya.Sekejap gadis itupun langsung menggendong nya membuat balita itupun tertawa ceria.
" Kamu kangen sama Kakak? tanyanya sambil berjalan menuju rumah dan balita itupun mengangguk sambil memeluk erat leher sang kakak membuat Zaidan yang melihat nya sedikit cemberut.
"Sama Abang nggak".celetuknya membuat balita itupun langsung melirik kearah Abang nya yang sedang cemberut.
" Enggak".jawabnya membuat sang Abang pun semakin cemberut saja membuat Rona pun langsung tertawa mendengar nya sedangkan bocah laki-laki langsung masuk kedalam rumah meninggal kan mereka berdua.
"Ayo masuk sudah mau magrib".ucap seorang laki-laki dewasa yang sedari berdiri di depan pintu.Rona pun mengangguk lalu berjalan mendekati sang Ayah.
" Assalamualaikum Pak".ucapnya sambil menyalami nya dengan takzim.
"Waalaikumsalam".jawabnya sambil tersenyum melihat kearah kedua anaknya.
" Sini Reihan di gendong sama Bapak dulu kakak mau mandi".katanya sambil merentang kan kedua tangannya untuk menggendong si bungsu.Awalnya si bungsu tidak mau tapi sang Ayah membujuk nya akhirnya mau tak mau balita itupun mau dengan raut wajah di tekuk membuat hati gadis itupun tidak tega. Dia pun mendekati adiknya lalu berkata
"Kakak mandi dulu sehabis selesai mandi kita main sama kakak ya".ucapnya membuat balita itu pun mengangguk.Sang Ayah yang sedari melihat nya pun hanya tersenyum dalam hatinya berkata
"Sungguh Putri nya adalah kakak terbaik untuk kedua putranya.Semoga saja hubungan ke-tiga anaknya akan terus seperti ini."Do'anya dalam hati.
Beberapa menit kemudian.Rona sudah keluar dari kamar nya dengan memakai mukena untuk melaksanakan sholat Maghrib berjamaah bersama dengan keluarga nya.
Sang Ayah seperti biasa bertindak sebagai imam.Keluarga kecil itupun melakukan sholat Magrib dengan khusyuk sehabis sholat keluarga itupun selalu menghabiskan waktu bersama, mengaji sambil menunggu waktu sholat Isya tiba.
Hingga sang Ayah pun langsung melihat ke putri nya yang sudah selesai mengaji.
"Kak".panggilnya dengan lembut.
" Iya Pak".jawabnya sambil melihat kearah Ayahnya.
"Sebentar lagi kakak kan akan lulus SMP, sudah ada planning mau melanjutkan ke SMA mana? tanyanya.
" Em,kakak akan melanjutkan ke SMA Negeri saja".putusnya akhirnya membuat kedua orang tuanya langsung terkejut.
"Kenapa kakak memilih sekolah negeri,kenapa nggak lanjut di sekolah yang sekarang saja jadi kakak tidak usah repot-repot untuk mencari sekolah lain lagi".ucap sang Ayah.
Gadis itupun tersenyum
" Kakak ingin ganti suasana baru aja Pak, bosan juga jika sekolah SMA masih di tempat yang sama ".ucapnya dan membuat kedua orang tuanya pun akhirnya mengangguk mengiyakannya.
"Apa kakak yakin dengan keputusan yang kakak ambil? tanya Ibu nya ingin tau.
" Kakak yakin Bu, Pak".jawabnya tidak sepenuhnya jujur karena sebelumnya dia sempat mendengar pembicaraan kedua orang tuanya yang kini sedang kesulitan dalam keuangan. Walaupun diri nya sepenuhnya mendapatkan beasiswa tapi ada juga kebutuhan sekolah yang harus dikeluarkan dan itu membutuhkan uang dari Bapak nya yang hanya bekerja sebagai penyapu taman yang gajinya pas-pasan.
"Maaf Bapak Ibu, kakak membohongi kalian berdua.Sebenarnya kakak masih ingin sekolah di sana tapi jika hanya menjadi beban pikiran kalian lebih baik kakak memilih sekolah negeri saja".batinnya berkata.
Di tempat lainnya.
Seseorang kini sedang berjalan memasuki sebuah rumah mewah.Bibirnya terus tersenyum-senyum sendiri membuat seseorang yang sedang berdiri tidak jauh darinya itupun geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.Sedangkan yang di perhatikan sama sekali tidak menyadari nya membuat nya akhirnya tidak sabar pun langsung berdehem
"Hem... hem.. hem".
Mendengar seseorang sedang berdehem membuat laki-laki itupun langsung menoleh.Di hadapan nya berdiri seorang perempuan yang tak lain adalah Bundanya.Menatap nya sambil melipat kedua tangan nya di atas dadanya.
" Bunda,sudah berapa lama Bunda di sini? tanya nya gugup.Sungguh diri nya begitu malu apabila Bunda nya melihat nya.
Tanpa menjawabnya wanita itupun langsung beranjak dari tempat nya berdiri dan mendekati putranya sambil tersenyum seperti mengejek putranya.
"Jangan bilang kalau Bunda melihat apa yang sudah aku lakukan tadi".katanya sambil melirik kearah Bunda nya.
"Bunda melihat semuanya ".jawabnya dan membuat raut wajah laki-laki itu pun langsung memerah karena malu.
" Ternyata orang bisa bertindak di luar nalar jika sedang jatuh cinta ".ledek Bundanya sambil berjalan meninggalkan sang putra yang kini hanya terdiam karena malu mendengar ucapan Bundanya.
Laki-laki itupun langsung mengusap wajahnya dengan kedua tangan nya.
" Ya ampun Restu kenapa elo bisa bodoh banget sih,bersikap konyol. Sumpah sekarang pasti elo malu banget karena ketahuan sama Bunda".ucapnya pada diri nya sendiri sambil menggeleng-gelengkan kepala nya, sungguh untuk pertama kalinya dia melakukan kekonyolan hingga membuat nya malu sendiri.
"Ternyata jatuh cinta membuat seseorang berubah menjadi bertindak bodoh dan ini yang sekarang aku alami." bisik hatinya.
Karena rasa malunya belum sepenuh nya hilang membuat laki-laki itupun akhirnya memutuskan untuk masuk ke kamarnya saja.Laki-laki untuk sejenak memutuskan untuk mengurung diri sebentar mencoba menenangkan pikiran yang sedari tadi dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.
"Kacau elo Restu, siap-siap aja mulai detik ini elo akan menjadi bahan ledekan Bunda".batinnya berkata dengan raut wajah sedikit frustasi saat membayangkan nya.
bersambung