Kembali ke Negara asal nya untuk membalas kan dendam pada keluarga paman yang telah membunuh orang tua dan saudara laki-laki nya. Alana sang Queen Mafia yang di takuti karna kekejaman nya dalam membunuh musuh di pertemukan kembali dengan seseorang dari masalalu nya. Namun kedua nya jelas berbeda yang satu seperti mesin pembunuh yang satu lagi menangkap pembunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eca1303, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Kini Alana tiba di rumah sakit di mana bibi dan sepupunya masih di rawat di sana, Ia memakai masker saja dan kacamata hitam menuju ruangan yang telah di beritahukan anak buah nya saat di jalan dimana ruangan mereka.
"Cih mereka masih hidup ternyata kenapa tidak ada satu pun dari mereka yang mati saat aku tabrak"gumam nya pelan menatap dingin ruangan yang baru saja ia lewati yang ternyata ada beberapa pengawal yang berjaga di pintu.
"Mungkin tuhan memilih agar tangan ku sendiri yang membunuh mereka agar bisa mati"sambung nya dalam hati sembari menggelengkan kepala nya pelan mengusir perkataan konyol yang baru saja ia pikirkan.
Karna bosan tidak melakukan apapun Alana memilih kembali ke markas untuk memeriksa senjata yang tadi malam mereka rampas,tiba di sana ia menatap heran mereka yang berkumpul entah melakukan apa namun tak terlalu peduli pada mereka karna bagi nya mereka siap melakukan apapun setelah ada perintah jika memang tidak ada mereka bisa bersantai namun harus tetap waspada.
"Panggil kan Samuel untuk pergi ke ruangan ku sebentar"ujar Alana pada anak buah nya yang berjaga.
"Baik Queen".
Alana mengangguk masuk ke dalam ruangan nya lebih dulu menunggu Samuel datang, namun tangan nya sibuk memeriksa laporan yang telah berada di atas meja nya, selain mendirikan Mafia Alana juga memiliki banyak club malam mewah yang di kelola anak buah nya untuk mendapat kan lebih banyak pemasukan mereka.
"Queen"panggil Samuel dari luar pintu.
"Masuk". Pintu terbuka lebar dan Samuel masuk langsung duduk di kursi tepat di depan Alana.
"Belum ada kabar juga Sam?"tanya Alana menatap ke arah Samuel.
Samuel menghela nafas kasar lalu menggeleng kepala nya dengan pelan sudah tahu kemana maksud dari pertanyaan Alana tersebut.
"Apa menurut mu mereka semua yang kita cari masih hidup?"tanya Alana lagi menyandarkan punggung nya ke kursi yang ia duduki menatap ke atas.
"Saya juga tidak tahu Queen namun kita harus tetap mencari entah mereka masih hidup atau sudah mati,jika mereka memang sudah tidak hidup lagi setidak nya kita menemukan dimana tubuh mereka berada agar bisa di makamkan dengan layak"jawab Samuel di angguki oleh Alana membenarkan ucapan Samuel.
"Bagaimana mereka yang menyusup apa ada kabar tentang itu yang mereka dapatkan?".
"Tidak ada Queen,seperti nya memang masalah itu tidak pernah di bicarakan oleh mereka di sana atau mungkin hanya orang-orang tertentu saja yang tahu masalah itu".
"Suruh mereka juga untuk memeriksa markas itu dengan teliti cari tahu ruangan tersembunyi yang ada di sana untuk menemukan petunjuk".
"Baik Queen".
"Apa senjata semalam sudah di periksa?".
"Ya, Queen di dalam nya terdapat granat juga snapan yang cukup mematikan".jawab Samuel terkekeh pelan mengingat senjata bagus yang mereka rampok tadi malam.
"Suruh mereka agar tetap waspada karna musuh pasti sudah tahu kabar tersebut".
Samuel mengangguk saja karna ia pun sudah tahu jika musuh dapat menebak siapa pelakunya,dalam dua tahun terakhir tak hanya sekali mereka merampok senjata musuh namun walaupun begitu tidak ada yang berani untuk datang menyerang markas mereka di sini dan mereka juga belum pernah langsung menyerang ke markas musuh namun jika membunuh mereka di luar tentu saja mereka sering melakukan nya.