NovelToon NovelToon
SUAMI YANG SELALU DIHINA

SUAMI YANG SELALU DIHINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

jadi laki laki harus bisa membuktikan kepada dirinya sendiri kalo ia bisa sukses, sekarang kamu harus buktikan kalo kamu gak mati tanpa dia, kamu gak gila tanpa dia, dan kamu gak kelaparan tanpa dia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Bu." jawab Alvin, dari kejauhan samar- samar Dita melihat orang yang mirip dengan

Alvin.

"Itu kayak Alvin ya? Tapi kayaknya gak mungkin deh katanya kan dia kuli bangunan." gumamnya lalu memasuki nasi bungkus yang banyak itu ke dalam mobil.

"Semoga belum istirahat kasihan pada nunggu." gumamnya lalu ia kembali ke kampus.

Setelah memastikan Dita pergi Alvin mengusap dadanya membuat Doni bingung.

"Udah ah kebanyakan drama gak jadi-jadi nih makan, mana udah lapar." kepala Doni.

"Iya-iya ayok," ajak Alvin lalu mereka menyeberang.

Sepanjang makan Alvin tampak berpikir- pikir membuat Doni sesekali

memperhatikannya.

"Kalo gak niat makan puasa aja gak sih?" celetuk Doni membuat Alvin tersadar.

"Apaan sih." gumam Alvin.

"Guntur udah sembuh?" tanya Doni sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Lagi pemulihan intinya udah gak di rawat lagi." jawab Alvin membuat Doni mangut- mangut.

"Syukurlah, kasian masih kecil udah segala masuk rumah sakit." ujar Doni.

"Sebenernya mah kalo saya gak bakalan bawa ke rumah sakit karena itu demam biasa tapi karena Ibu sama Bapak paham sendiri lah orang kaya, tiba-tiba dipaksa ke rumah sakit." ujar Alvin membuat Doni mangut-mangut.

"Iya sih bener."

***

Sore hari Alvin bersiap-siap hendak pulang ke rumahnya, namun Maya terus saja membujuk-bujuk Alvin untuk ke rumahnya

saja.

"Di rumah Ibu aja AL, kasian kalo Guntur ada apa-apa cepat ditangani." ucap Maya yang masih setia menggendong Guntur.

"Gak apa-apa Bu ke rumah kami aja udah lama gak kesana, besok kan ibu ketemu lagi sama Guntur ." ucap Alvin membuat Maya mau tidak mau mengangguk pasrah.

Drt... Drt... Drt

Alvin merogoh saku celananya melihat siapa yang yang menghubunginya, ia melirik

Maya sekilas lalu sedikit menjauh.

[Halo Mbak?]

[AL, saya sudah di depan rumah kamu]

[Hah? Maksud Mbak?] tanya Alvin bingung.

[Ini benar kan rumah kamu yang di gang mangga? Saya tanya tentangga sekitar katanya iya] lanjut Dita membuat Alvin semakin

merasa aneh dengan Dita.

[Iya Mbak itu rumah saya, tapi Mbak

ngapain kesana?]

[Gak apa-apa cuma mau ngasih sedikit

makanan aja buat Guntur] jawab Dita membuat Alvin menggigit bibirnya sekilas lalu ia kembali melirik Maya yang tampak asik bersama putranya.

[Ya sudah kalo gitu Mbak tunggu aja disana, sebentar lagi saya sampai]

[OK]

Setelah memutuskan sambungan Alvin langsung ke kamar mandi mengganti pakaiannya.

Tidak berapa lama kemudian ia keluar dari kamar mandi, namun hal itu membuat Maya sedikit heran.

"Tumben ganti baju AL?" tanya Maya.

"Eh gak apa-apa Bu, biar gak kotor aja sayang bajunya warna putih." jawab Alvin berbohong, pasalnya ia mengganti baju karena tidak inginkan Dita mencurigai dirinya.

"Ya sudah kalo begitu kami pamit ya Bu, sampai ketemu besok lagi." lanjut Alvin yang dibalas anggukan oleh Maya.

Setelah keduanya pergi Maya duduk disini ranjang tatapannya kembali kosong. Untuk beberapa saat ia termenung kemudian ia Menyusul suaminya ke depan.

Burhan yang melihat istrinya murung langsung paham, ia melambaikan tangannya mengisyaratkan Maya mendekat.

"Kenapa Hem? Mau jalan-jalan gak?" tanya Burhan yang dibalas gelengan oleh Maya.

"Gak apa-apa Mas, lagi pengen diam aja." jawab Maya membuat Burhan tersenyum lalu mencium tangan Maya.

"Sabar ya

Semoga Allah masih ngasih

yang terbaik untuk kita." ucap Burhan yang

dibalas anggukan oleh Maya.

"Amin."

"Ya penting kita tetap usaha, kita

konsultasi ke dokter insyaallah semuanya ada jalan." lanjut Burhan menguatkan hati istrinya tersebut.

"Mas gak mau nikah lagi kah?" tanya Maya dengan tatapan sendunya membuat Burhan kaget.

"Kok nanyanya gitu?" tanya Burhan

membuat Maya menghela nafas panjang.

"Iya siapa tau dengan perempuan lain Mas bisa punya anak," jawab Maya lirih.

"Maya dengar... Aku gak butuh wanita lain, aku cuma butuh kamu. Aku percaya Allah itu adil hanya saja mungkin waktunya belum sekarang.

Melihat kamu seperti ini saja rasanya hatiku sesak May, apalagi melihat kesedihanmu saat aku bersanding dengan wanita lain.

Gak! Gak May aku gak akan melakukan itu, sekarang mari kita bersyukur ya jangan gini." nasehat Burhan yang dibalas anggukan oleh Maya.

"Iya Mas." jawab Maya.

"Salim dulu dong." lanjut Burhan

membuat Maya meraih tangan suaminya itu

lalu ia menyalaminya.

Cup!

Burhan mengecup bibir istrinya tersebut lalu mengusap wajah Maya.

"Bismillah ya semuanya ada jalan,

sekarang Allah lagi menguji cinta kita sejauh Mana kita bertahan dengan ujian begini." lanjut Burhan yang dibalas anggukan oleh Maya.

"Iya Mas." jawabnya pelan lalu menyandarkan kepalanya di lengan Burhan.

Disisi lain sekitar 15 menit perjalanan akhirnya Alvin sampai di halaman rumahnya, Dita yang melihat itu langsung tersenyum lalu ia bangkit dari duduknya.

"Jauh tempat kerjamu?" tanya Dita yang dibalas gelengan oleh Alvin.

"Gak kok Mbak dekat." jawab Alvin.

"Sini coba saya mau gendong Guntur." ucap Dita membuat Alvin melepaskan kain gendongnya lalu memindahkan guntur ke gendongan Dita.

"Aduh ... udah sembuh ya anak ganteng, udah ya ... Jalan-jalan mulu kamu ya setiap hari." gumam Dita, sedangkan Alvin masih memarkirkan motornya.

"Ayo Mbak masuk dulu." ajak Alvin yang dibalas anggukan oleh Dita lalu ia mengikuti Alvin dari belakang.

Matanya melihat atas bawah keadaan rumah Alvin yang terbilang sangat sederhana.

"Maaf ya Mbak kalo rumahnya kayak kandang ayam, maklum laki-laki yang nempatin." ucap Alvin membahas Dita terkekeh.

"Ya gak lah santai aja AL, segini kamu enak udah punya rumah sendiri gak perlu nyewa." jawab Dita.

"Ini bukan rumah saya Mbak, ini rumah peninggalan almarhum orang tua saya." jawab Alvin sambil membereskan rumahnya.

"Oalah iya-iya." Gumam Dita.

"Mbak kesini jam berapa? Kok bisa Mbak tau alamat saya?" tanya Alvin membuat Dita menoleh.

"Setengah jam yang lalu lah saya nyampe, alamat kamu mah gampang kan data kamu disaya ya tinggal liat aja apa susahnya." jawab Dita membuat Alvin mengangguk.

"Jadi anggota BEM kayak Mbak ini enak gak sih Mbak? Soalnya kalo saya lihat-lihat itu seru gitu, kompak." ujar Alvin membuat Dita Tekekeh.

"Rasanya nano-nano pokoknya karena gini yang kamu lihat itu kan di luarnya aja, kami di internalnya itu gak sekompak yang kamu lihat pasti banyak masalah." ujar Dita membuat Tono mangut-mangut.

"Oh gitu ya, Mbak mau minum apa?" tany Tono.

"Eh gak usah, itu plastik putih itu buka aja ada makanan sama minuman kok." ujar Dita membuat Tono menaikkan alisnya sebelah.

"Kan tuan rumah saya Mbak kok malah Mbak yang ngasih minum sama makanan." ujar Tono.

"Ya gak apa-apa, kamu kan posisinya abis pulang kerja bukan anteng-anteng di rumah." jawab Dita.

"Mbak beli sebanyak ini buat apa Mbak?" tanya Tono kaget begitu membuka plastik tersebut banyak sekali makanan.

"Buat disini aja biar kalo misalnya kamu kerja pagi-pagi bisa sarapan roti lah minimal." ujar Dita membuat Tono langsung tersenyum,Ia tidak menyangka di balik sifat Dita yang judes ternyata seniornya ini sangat perhatian.

Jangan lupa kasih penilaian ya guis, biar aku makin semangat up 2-3 kali sehari. Terimakasih

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Yuri/Yuriko
Wah, seru banget! 😄
pejuang: ikuti terus keseruan nya kak ...:)
total 1 replies
Khansarila Adisoga
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
pejuang: terimakasih kak
ikuti terus update terbarunya ya:)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!