Seorang gadis yang dipaksa menikah dengan orang yang tidak dikenalnya demi melunasi hutang keluarganya.
Tapi karena sifatnya yang tidak mau diatur, tepat di hari pernikahannya dia memutuskan untuk kabur dan menemui kekasihnya.
Namun apa yang terjadi? Di apartemen, kekasihnya sedang memadu kasih dengan adik tirinya.
Hatinya hancur melihat pengkhianatan di depan matanya. Dan akhirnya dia memutuskan untuk menyetujui perjodohan itu. Dan ternyata eh ternyata laki laki yang menikahinya adalah bosnya sendiri di kantor yang terkenal dingin angkuh dan rumornya tidak menyukai wanita.
Nah untuk mengetahui kisah selanjutnya, ikuti di novel terbaruku yang berjudul " My Husband My Bos"
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part : 8 ( Seperti Tom and Jerry)
Danu masuk ke dalam kamar Kakaknya dan melihat Amara tergeletak di lantai dengan pakaian sedikit terbuka.
Danu yang berada dalam pengaruh alkohol tidak sadar kalau yang berada di sana adalah Amara dan bukan Renata.
" Renata, kamu cantik sekali" Bisik Danu dengan tangan mulai nakal dan menggerayangi tubuh Amara yang dikiranya Renata.
Amara pun perlahan membuka matanya sambil menggeliat menahan gejolak birahinya.
Wajah tampan Keduanya begitu mirip hingga Amara pun awalnya mengira itu adalah Dion, tapi lama kelamaan mereka saling bercumbu. Amara pun sadar dia bukanlah Dion, tapi kabut gairah sudah menguasai pikirannya dan tidak bisa lagi dihentikan. Mereka pun melakukan hubungan terlarang dan saling melenguh karena mencapai puncak kenikmatan yang membawa mereka mendaki surga duniawi.
Sedangkan Dion terus melajukan mobilnya untuk menyusul istrinya.
Bruaks
Flashback off.
Suara benda jatuh membuyarkan semua lamunan Amara tentang masa lalunya. Diapun menoleh dan melihat Erika yang sudah duduk di lantai sambil memegangi pecahan gelas kaca.
" Ma, pokoknya Erika mau kak Vero menjadi suami Erika. Erika tidak mau yang lain" Ucap Erika sambil menempelkan pecahan kaca di pergelangan tangannya, tepat di antara nadinya.
Amara pun terkesiap dan berlari mendekati putrinya " Sayang, jangan lakukan itu".
" Mengapa mama peduli pada Erika. Bukankah Erika bukan putri kandung mama! "
Amara semakin terkejut dengan ucapan putrinya, tapi dia tahu apa yang terdiri karena ucapannya sendiri yang mengatakan kalau dia bukan putri kandungnya melainkan putrinya Renata.
" Baik nak kamu pasti akan menikah dengan Vero tapi letakkan dulu kaca itu mama mohon? "
" Benarkah ma? Mama dan papa mengijinkan aku bersama dengan kak Vero? "
Amara pun mengangguk kemudian meraih tubuh Erika dan memeluknya dengan erat.
...🌺 🌺 🌺...
Seharian bekerja membuat Emely sedikit merasa letih dan jengah. Dia merapikan berkas berkas yang berserakan dan menatanya rapi di tempatnya.
Dan di saat dia menunduk hendak mengambil selembar kertas yang jatuh, tiba tiba seseorang berdiri di depannya.
Emely mendongak untuk melihat siapa yang berada di sana " Ach ngapain sih kamu! ".
Ardan mengangkat kedua alisnya " Lho memangnya kenapa! Aku adalah bos di sini jadi mau di manapun, mau berbuat apapun itu terserah aku ini perusahaanku".
" Hhh Baiklah terserah maumu! Tapi tolong minggir! Aku mau mengambil berkas yang jatuh tepat di bawah kakimu! " Ucap Emely mulai jengah dan lelah kalau harus marah marah terus.
Ardan tak menghiraukannya justru melipat kedua tangannya membuat Emely mengerutkan rahangnya dan mencoba bertahan sebisa mungkin " Plis bos aku mau ambil lembaran berkas yang berada di bawah kakimu".
Sekali lagi Ardan tetap tidak mau bergeming dan menyunggingkan senyuman tipis yang membuat Emely tidak habis pikir dan menghela nafasnya dengan kasar.
" Bos macam apa sih kamu ini! Apa begini cara kamu memperlakukan pegawai di kantormu! "
" Tidak, tidak semua tentunya karena hanya kamu yang membuatku kesal hari ini. Ketahuilah nona Emely, aku bisa saja memecatmu sekarang juga. Tapi".
" Tapi apa! Aku akan merengek minta jangan pecat aku bos, maafkan aku bos. Jangan harap! Kalau mau pecat, pecat saja aku juga nyesel sudah berada di sini. Hansen! Di mana kamu! " Teriak Emely.
Ardan mengernyitkan keningnya.
Dan tak lama kemudian Hansen pun datang lalu mendekati keduanya yang sama sama bermuka suram.
Hansen melemparkan pandangannya bergantian " Kalian ini kenapa sih? Dah kayak tom and Jerry saja. Baru sehari bersama sudah seperti ini".
" Kamu tahu Hansen, dia itu bos gila suka memperlakukan anak buahnya seenak jidatnya "
" Heh siapa yang gila, kamu ini gadis stres mau bekerja seenaknya sendiri " Bantah Ardan.
" Loh kok aku, bukannya kamu yang seenaknya sendiri. Kamu memintaku membuatkan berkas dan surat kontrak tapi kau sendiri yang merusaknya masih menyalahkan aku! " Jawab Emely tak mau kalah.
" Heh sekali lagi aku ingatkan aku ini bos di sini! "
" Jangan mentang mentang kamu bos! "
Hansen semakin pusing dibuatnya, dia pun menjadi penengah dan berteriak dengan keras.
"Stoppppp! Plis berhenti berdebat. Ini kantor bukan gedung DPR. Kalau mau tetap berdebat sana kalian berdua pergi ke senayan! "
Ardan mengerutkan dahinya dan mendekati Hansen " Kamu berani sekarang padaku Hansen " Bisiknya.
" Bukan begitu maksudku tuan muda tapi plis jangan bikin keadaan tambah rumit " Jawab Hansen masih berbisik.
Ardan menghela nafasnya dan mengedarkan pandangannya kemudian berjalan sambil memasukkan kedua tangannya di kedua saku celananya " Kamu ikut aku Hansen, kita perlu bicara" Ucapnya sambil terus berjalan masuk ke dalam ruangannya.
Sementara itu Emely yang masih berdiri mematung hanya diam menatap Hansen.
" Nona muda tenanglah, bertahanlah, aku pasti akan membantumu semampuku " Ucap Hansen kemudian berhasil mengikuti tuan mudanya memasuki ruangan kerjanya.
Ardan duduk di kursi kebesarannya sedangkan Hansen berdiri di depan mejanya.
" Hansen, aku gak habis pikir dari mana sih kamu mendapatkan gadis macam dia? "
" Tuan muda ini semua adalah ide nyonya besar. Dan nyonya yang memintaku untuk memperkerjakan dia "
" Tapi kenapa harus di sini! Kenapa tidak bekerja dengan papa? "
" Maaf tuan muda nyonya besar sendiri yang meminta agar dia bekerja menggantikan Franda. Dan" Hansen menggantungkan ucapannya.
" Dan kenapa! "
" Dan kalau tuan muda membuatnya tidak nyaman di sini atau tuan muda tidak bisa menerimanya bekerja di sini, maka nyonya besar akan bertindak dengan tegas ".
" Aduh Hansen bicara yang jelas jangan berbelit-belit "
" Ehm nyonya besar akan marah dan tidak menganggapmu anaknya lagi"
"Apa! Hanya karena gadis stress itu, mamaku segitunya padaku! Gila benar benar semua sudah tidak waras".
Ardan benar benar tidak habis pikir, kenapa mamanya setega itu mengatakannya, dengan mudahan tidak menganggap anak hanya demi Emely.
Melihat tuan mudanya sangat tertekan, Hansen memilih untuk diam dan tidak memperkeruh keadaan.
Hansen berjalan keluar ruangan untuk berbicara dengan Emely.
" Nona mari ikut aku untuk makan siang, ada yang ingin aku bicarakan dengan mu" Ucap Hansen.
Emely pun segera merapikan berkas berkas dan pekerjaannya kemudian beranjak dan berjalan di belakang Hansen mengikutinya hingga ke kantin dan duduk saling berhadapan sambil menikmati makan siang yang dipesannya.
" Nona muda"
" Ada apa Hansen? " Jawab Emely sambil menyeruput teh hangat dari cangkirnya.
" Apa anda tahu siapa suami anda? Siapa namanya? Dan seperti apa wajahnya? "
Emely menggeleng perlahan " Kemarin waktu ijab qobul aku sedang menangis jadi tidak mendengarnya ".
" Nona muda siapapun suami anda, aku minta tolong, hormati dia".
" Apa maksudmu Hansen. Dia tidak pernah mau bertemu denganku bagaimana aku menghormati dia "
" Tuan Ardan"
"Apa bos Ardan? Dia? "
Hansen terkesiap karena hampir saja keceplosan " Maksudku tuan Ardan adalah teman suami anda, jadi jaga harga diri anda saat bersamanya ".
" Aduh Hansen, aku tidak mengerti apa yang kamu maksud! Sebenarnya kamu membela aku atau bos Ardan sih! Terus bekerja untukku atau untuk bos Ardan! katakan ! "
Hansen semakin bingung menghadapi sifat Emely yang ternyata jauh lebih keras kepala dari Ardan.
apa yang membuatmu tak pantas menjadi istrimu.. mungkin maksudnya istriku kali ya