Roy laki laki berusia 23 tahun yang baru saja terkena PHK, mencoba mencari pekerjaan baru namun tidak kunjung dia dapatkan. Kerasnya ibu kota membuat Roy harus bertahan dengan segala cara. Apa lagi dia adalah seorang perantauan. Apakah Roy bisa bertahan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cy_Ud, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terima Kasih Tante...
Sebuah mobil mewah baru saja meninggalkan pelataran rumah sakit di ikuti sebuah mobil lagi di belakangnya. Ya keluarga Baskoro baru saja pergi meninggalkan rumah sakit karena Baskoro sudah bisa pulang.
Lalu sebuah mobil merah maron berjenis sedan juga memasuki pelataran parkir rumah sakit yang sama. Saat mobil itu berhenti keluarlah seorang wanita cantik dengan pakaian casual. Wanita itu melangkah dengan terburu buru dan dari wajahnya terlihat kecemasan.
Sambil berjalan menyusuri lorong rumah sakit dirinya mencoba menghubungi seseorang, setelah mendapat jawaban dirinya melanjutkan langkahnya lebih cepat seakan ingin cepat sampai di tempat yang dituju.
Sekarang wanita tersebut telah sampai di depan pintu ruangan yang dimaksud dari celah kaca dirinya melihat seorang wanita muda tengah duduk disamping ranjang pasien. Terlihat seorang pemuda masih berbaring dengan mata tertutup. Selimut menutupi hingga kedada dan sebuah perban besar melilit di bahu kiri pemuda tersebut bahkan dari tempat wanita itu melihat ada noda merah di perban yang melilit itu dekat bola sendi bahunya atau istilahnya kepala humerus.
Bulir bening dari sudut mata wanita itu langsung jatuh mengalir begitu saja seakan dapat merasakan betapa sakitnya yang dirasakan oleh pria yang tengah terbaring itu. Apa lagi juga dapat dilihat tiga buah selang yang satu infus, satu lagi darah, sedangkan yang sati lagi dirinya tidak tau karena berupa cairan bening namun tempatnya tidak seperti infus tapi seperti plastik minuman besar.
Air matanya makin deras mengalir dengan pikiran tak menentu seakan sebagian jiwanya juga ikut merasakan derita dari orang yang berbaring tersebut.
Dengan menguatkan hati dirinya mencoba menarik gagang agar pintu didepannya dapat terbuka.
Ceklek....
Suara pintu terbuka, terlihat seorang wanita mamasuki ruangan tersebut. Sontak gadis muda berkaca mata itu segera melepaskan genggaman tangannya pada pemuda yang terbaring dan belum sadarkan diri.
"Apa kamu yang bernama Yulia??? Ucap tante Tati begitu dirinya telah berada didalam.
Netra matanya sempat melihat Yulia menggenggam tangan Roy entah mengapa mendadak hatinya begitu panas seakan terbakar api cemburu. Namun, tante Tati mencoba menyembunyikan hal itu di depan gadis muda dihadapannya.
"Iya benar apa anda yang bernama Tante Tati??," ucap Yulia sopan.
"Benar.. saya keluarganya saya adalah tante Roy dan dia keponakan saya. Apa yang terjadi sebenarnya dan gimana kondisinya sekarang?? Jawab tante Tati menunggu penjelasan dari Yulia.
Yulia menceritakan bahwa kondisi Roy telah melewati masa kritisnya dan operasinya berjalan lancar dan juga semua kejadian yang menimpa Roy dan dirinya. Tante Tati mendengarkannya dengan mimik wajah yang sulit di artikan. Bahkan Yulia juga menceritakan bahwa dia ditugaskan oleh atasannya untuk menjaga Roy sampai siuman dan sehat juga harus mengabarkan perkembangan kondisi Roy.
"Kalau saya boleh tau kamu bekerja dimana Yulia??" Ucap tante Tati dengan air mata masih mengalir.
Setelah mendengar cerita dari Yulia hati tante Tati begitu prihatin dengan nasib Roy yang sedang berjuang dengan pekerjaan barunya sebagai driver taksi online malah mengalami hal tragis seperti sekarang di hari pertama kerjanya karena ingin menolong orang lain.
"Saya bekerja di Wijaya Company Grup bu," jawab Yulia sopan.
Mendengar jawaban dari Yulia mimik wajah tante Tati langsung terkejut. Sebuah nama yang membuat hatinya bergetar. Namun, dia masih terlihat tenang dan tidak menujukkan keterkejutannya pada Yulia.
"Apa saya boleh tau siapa nama atasan kamu dan kamu bekerja sebagai apa Yulia??" Kembali wanita berambut hitam panjang gaya soft waves menambah keanggunannya.
"Saya aspri dari pak Baskoro Bu pimpinan dari Wijaya Company Grup," jawab Yulia.
"Jadi kamu aspri sebuah kehormatan bagi kami kamu yang dipercaya untuk menjaga kepokan saya," ucap tante Tati menyanjung jawaban Yulia menyembunyikan perasaannya.
Mereka berdua terus mengobrol santai sambil menunggu Roy siuman menghilangkan pengaruh bius pasca operasi.
Hampir satu jam mereka mengobrol, tiba tiba ponsel Yulia berbunyi dan dia meminta izin untuk mengangkat panggilan tersebut dan berjalan keluar ruangan tempat Roy terbaring.
Begitu Yulia keluar tante Tati langsung menghampiri Roy yang masih terbaring diam seperti tertidur dengan damai. Ingin rasanya tante Tati memeluk laki laki yang membuat hatinya bergetar apa lagi setelah yang sudah mereka lakukan. Namun, hal itu tidak mungkin dia lakukan logikanya masih berjalan normal karena ada Yulia disana.
Tidak berselang lama Yulia kembali memasuki ruangan itu kembali menghampiri tante Tati yang berada disamping Roy.
"Maaf Bu apa saya boleh meminta izin pulang sebentar?? Saya ingin mengambil pakaian saya dan ada keperluan yang mau saya selesaikan dulu," ucap Yulia setelah berhadapan dengan tante Tati yang dipisahkan oleh ranjang tempat Roy terbaring.
"Iya ngak apa apa Yulia. Biar Roy saya yang menjaganya," balas tante Tati
Yulia kemudian meninggalkan area rumah sakit tempat Roy dirawat untuk pulang ke rumah nya karena ada keperluan. Sebelumnya dia telah bertukar nomor phone cell dengan wanita yang mangakui tante dari pria yang telah menyelamatkannya, dan juga sudah mendapatkan izin dari Baskoro karena ada keluarga dari pemuda tersebut yang menjaganya.
Begitu Yulia dipastikan telah pergi meninggalkan area rumah sakit tante Tati langsung menghubungi seseorang. Setelahnya dia langsung menemui dokter yang menangani Roy.
Setelah sedikit usaha akhirnya rencana dari tante Tati berhasil. Tante Tati bermaksud memindahkan tempat perawatan Roy, karena tante Tati ingin dirinya yang merawat Roy sepenuhnya. Dan dalam waktu singkat Roy telah berhasil di pindahkan ketempat yang lebih aman oleh tante Tati tanpa sepengetahuan Yulia tentunya.
Dua jam telah berlalu setelah Roy berada di ruang perawatan yang baru dan Roy mulai membuka matanya. Roy heran merasa tidak asing dengan ruangan tempat dia berada. Saat dirinya berusah untuk bangkit namun dia merasakan sakit di bagian parut dan bahunya karena efek bius pasca operasi telah mulai hilang.
Roy mencoba mengingat apa yang telah terjadi pada dirinya. Saat sebuah siluet tentang kejadian dimana dia tengah berkelahi dengan begal yang menyandera seorang kakek tua dan gadis muda dirinya terkena tembakan dan kemudian dia tidak ingat apa apa lagi.
Seorang dokter dan seorang perawat segera menghampiri Roy. Mereka memeriksa kondisinya dan hasilnya baik. Tak lama kemudian tante Tati datang memasuki ruangan yang ditempati Roy.
"Sore Roy kamu sudah siuman?? Apa yang kamu rasakan, apa luka mu terasa sakit??" Tanya tante Tati dengan cemas, setelah berbincang sebentar dengam dokter yang memeriksa Roy tadi.
"Tante.. kenapa tante bisa ada disini?? Kita dimana tan?? Kok saya merasa tidak asing dengan ruangan ini??" Kembali Roy berusaha menjawab.
"Kamu sekarang di apartement saya Roy, jelas kamu tidak merasa asing Roy karena kamu pernah kesini. Tapi ini kamar yang berbeda," ucap tante Tati dengan senyum manisnya dan terus menatap Roy.
"Terimakasih tan sudah menyelamatkan saya. Saya berhutang banyak sama tante." Jawab Roy dengan nada lemah.
***Next>>>