NovelToon NovelToon
Terpaut Cinta Suami Mama

Terpaut Cinta Suami Mama

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Beda Usia
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

Viona mendapati sang mama yang tiba-tiba menikah lagi tanpa persetujuan darinya, membuat gadis itu menolak tegas dan menentang pernikahan itu. Ia yang awalnya sangat membenci ayah barunya karena usia sang ayah tiri jauh lebih muda dari ibunya, kini justru kepincut ayah tiri nya sendiri. Yuk kepoin bagaimana ceritanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pergi Camping

  Pagi itu, mentari baru saja menyingsing di ufuk timur, namun Steven masih terbelenggu di peraduan, terjaga sepanjang malam oleh pertarungan batin yang menghantui pikirannya. Hari ini, rapat penting di perusahaan seharusnya menanti kehadirannya, namun seolah semua itu tak lagi berarti. Tiba-tiba, suara dering telepon memecah kesunyian, menuntut perhatian. Dengan gerakan cepat dan tegap, Steven meraih ponselnya dari atas nakas. Suaranya serak ketika ia menjawab, "Iya, halo!"

Di ujung sana, Darren—tangan kanan Steven di perusahaan—bersuara khawatir. "Halo, bos. Anda dan Bu Rossa belum juga tiba di kantor. Hari ini ada rapat penting perusahaan. Jika Anda tidak hadir, siapa yang akan memimpin?"

Steven merespon dengan nada tinggi, iritasi jelas terasa dalam setiap kata. "Brisik! Jika aku tidak ada, bukankah itu sebabnya kamu di sana?"

"Tapi, bos, ini sangat penting!" balas Darren dengan nada mendesak.

"Tugasku di sini jauh lebih krusial," ucap Steven dingin, sebelum secara sepihak memutus sambungan. Ia merasa frustrasi; menjaga Viona adalah prioritas yang jauh melampaui apapun. Pikirannya terjebak dalam dilema antara tanggung jawab profesional dan tugas personal yang tak kalah penting.

Steven mendengus, ia lekas merapikan penampilannya setelah selesai mandi. Meski tidak menggunakan jas mahalnya, tapi kaos casual yang ia kenakan sama sekali tidak mengurangi ketampanan dan kewibawaan Steven sebagai seorang pemimpin perusahaan. Auranya tetap kuat dan memikat setiap mata memandang. Sebuah parfum is semprotkan ke tubuhnya, membuat penampilan pria itu semakin cool.

Steven melangkah turun ke lantai bawah, di sana, Viona sudah terlihat rapi, kaos putih ketat dan celana jeans panjang yang ia kenakan, dengan rambut terurai panjang membuat Steven tak bisa berkedip memandangnya.

"gue pergi!" pamit Viona singkat dengan suara datar. Gadis itu melangkah dengan tas ransel besar di tangannya, sepertinya gadis itu memang benar benar akan berangkat camping pagi itu.

"tunggu!" seru Steven.

Viona menghentikan langkahnya, ia terdiam tanpa menoleh, ekspresi wajahnya terlihat kesal.

"jangan lupa pakai jaket jika sedang di luar. Udara di luar tidak akan baik jika kamu mengenakan pakaian yang terbuka." Steven melemparkan jaket yang entah darimana ia mendapatkannya.

Viona menerima jaket itu dan meletakkan di atas bahunya. Ketika ia hendak kembali melangkah, Steven kembali menghentikannya.

"mana ponselmu?" pinta Steven dengan tangan terulur.

Viona mengernyit heran. "untuk apa?" ucapnya terlihat kebingungan.

"berikan saja!" kata Steven tak ingin di bantah.

Viona menurunkan tas punggung nya, kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam sana. Dengan tatapan sengit, Viona memberikan ponsel itu ke tangan Steven, ia juga penasaran untuk apa ayah tirinya itu meminta ia mengeluarkan ponsel. Jika hanya menginginkan nomornya, tentu Steven sudah memiliki nomor itu dari ibunya. "apa yang lu inginkan dari ponsel gue?“ tanyanya ketus.

Tak ingin menjawab apapun, Steven kemudian mengembalikan ponsel itu kepada Viona. Viona menerimanya, kemudian mengecek kembali ponsel itu. Tidak ada apapun yang ia temukan. Dengan acuh, Viona kemudian berlalu dari hadapan Steven.

Di luar rumah, tepatnya di depan pintu gerbang halaman rumah, terdengar suara klakson mobil.

Tin... tin... tin..

Suara teriakan teman temannya sudah terdengar dari luar. Steven ikut keluar dan berdiri di depan pintu. Ada dua mobil jeep di sana. Kurang lebihnya di sana ada 8 orang remaja seumuran Viona, masing-masing 4 cowok dan 4 cewek termasuk Viona.

Para teman cewek-cewek itu melambai ke arah Viona agar segera bergabung bersama mereka. Saat melihat Steven, Teman-teman cewek Viona ikut melambai kemudian memberikan kecupan jarak jauh ke arah Steven. Steven hanya berekspresi dingin, kedua tangannya masuk ke dalam dua kantong celana nya menatap dengan ekspresi dingin ke arah mereka.

"Vio, ayah tiri kamu cool banget deh. Gue mau lah jadi pelakor di antara hubungan mama lo dan dia." celoteh Sisil, kebetulan ia satu mobil bersama Viona. Sisil duduk di belakang bersama April, sedangkan Viona bersama Alex duduk di depan.

"biasa aja." sahut Viona datar. Gadis itu sama sekali tidak terpengaruh atas pujian Sisil terhadap ayah barunya.

"Eh, lo ya Sil. Kok demennya ama yang udah dewasa sih. Yang seumuran dong." gerutu Alex sambil mengemudi. Pemuda itu mencibir pada Sisil. "Vio, lo jangan terpengaruh sama ucapan Sisil. Sukanya kok ama bapak bapak. Mending kan sama gue kan lebih keren." tambahnya.

"Sudah, ah. Gak usah ngomongin dia. Gue jadi gak mood nih." Sergah Viona.

Alex mencebik ke arah Sisil. "syukurin! timpalnya.

"eh, btw, kok gue gak lihat nyokap lu? kemana?" tanya Sisil penasaran. Biasanya, jika teman teman Viona datang menjemput, maka Rossa akan keluar untuk mengantarkan Vio ke halaman rumah. Tapi, kebiasaan itu sepertinya tidak terjadi barusan. Sisil merasa ada yang berbeda hari ini.

"nyokap gak ada. Katanya sedang ke luar kota. Ada urusan pekerjaan." sahut Viona dengan malas. Ada rasa kekecewaan yang berusaha gadis itu sembunyikan dari teman temannya.

"hah? jadi lu hanya berdua di rumah sama ayah tiri lu? wah.. gak beres nih." timpal April yang sedari tadi hanya nyimak. "gak terjadi apa apa kan antara lu dan bapak tiri lu?" imbuh April dengan nada mencurigai.

"brisik kalian!" jawab Viona kesal.

Alex melirik ke arah Viona yang duduk di sampingnya. Sepertinya Alex sedang mencari tahu ekspresi wajah wanita yang selama ini ia incar. Alex sangat menyukai Viona, berulang kali dia mengajak Viona untuk pacaran, tapi Viona selalu saja menganggapnya sebagai teman, tidak lebih. "mana mungkin Vio akan menyukai bapak bapak? Dia kan sudah tua. Gak level sama gadis secantik Viona." sergah Alex.

Viona hanya diam, dia lebih menikmati pemandangan di sekitar daripada menjawab pertanyaan teman temannya.

"Kita akan ke mana?" tanya Viona dengan sorot mata penuh rasa ingin tahu.

"Ke Bukit Pelangi," jawab Sisil dari belakang. "Kita akan camping di sana. Pemandangannya begitu memukau, Viona."

"Wow, keren banget!" seru Viona, matanya berbinar penuh antisipasi.

Mobil meluncur menyusuri jalan, membelah angin yang sejuk, hingga akhirnya sampai di lereng pegunungan yang hijau asri. Kabut tipis menggelayut di puncak bukit, menambah keindahan yang sudah ada dengan aura misterius yang mengundang. Angin berhembus pelan, seolah membisikkan sambutan hangat pada setiap pengunjung yang datang.

Pohon-pohon berbaris dengan daunnya yang hijau muda; tanda bahwa musim hujan baru saja berlalu, meninggalkan kesegaran yang berbeda di udara. Dua Jeep itu akhirnya parkir, dan empat pasangan muda-mudi itu turun dengan semangat, masing-masing sibuk membawa perlengkapan camping mereka.

Mereka berjalan mencari tanah yang landai, tempat yang sempurna untuk mendirikan tenda dan memulai petualangan di alam yang akan menjadi kenangan tak terlupakan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!