NovelToon NovelToon
Cerita Kita

Cerita Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Idola sekolah
Popularitas:803
Nilai: 5
Nama Author: cilicilian

kisah cinta anak remaja yang penuh dengan kejutan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cilicilian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjaga

Andra membawa Dara pergi dari sekolah, menuju tepi pantai yang tenang. Angin laut yang sepoi-sepoi diharapkan bisa menenangkan Dara dan membantunya melampiaskan kekesalannya. Ia ingin Dara merasa aman dan nyaman.

"Dra, gue takut. Gue benci sama Zian! Gue benci!" Dara menangis, meremas kedua tangannya dengan kuat, mencoba untuk Menahan rasa takut dan marah yang memenuhi hatinya. Ingatan tentang kejadian tadi masih begitu jelas dan mengerikan.

Dara bukanlah mau drama atau lebay. Pertama kali Dara mendapatkan perlakuan yang tidak pantas dan membuat dirinya merasakan trauma. Perlakuan Zian membuat ingatan buruk didalam hidupnya.

Andra ragu bagaimana cara menenangkan Dara. Ia tidak mau bertindak lancang, mendengar cerita Dara tentang perlakuan Zian yang membuatnya trauma. Rasa marah dan dendam memenuhi hati Andra, membayangkan betapa takutnya Dara atas perlakuan Zian yang sudah keterlaluan itu.

Dengan hati-hati, Andra mengulurkan tangannya, menyentuh kepala Dara dengan lembut. Ia mengusap rambut Dara dengan perlahan, mencoba untuk menenangkan Dara tanpa membuatnya semakin trauma. Ia merasa tidak mampu untuk melakukan tindakan yang lebih agresif.

"Aku akan balas Zian jika kamu mau Ra," ujarnya, suaranya terdengar lembut dan penuh empati. Ia ingin sekali membalas perbuatan Zian, namun ia juga ingin menghormati keinginan Dara.

"Aku akan balas Zian melebihi dari apa yang dia perbuat ke kamu," Andra menambahkan, menunjukkan kesungguhannya untuk membela Dara. Ia ingin memberikan rasa aman dan perlindungan kepada Dara.

Dara menggelengkan kepala, mengusap air matanya. "Nggak! Nggak perlu Dra, cukup gue nggak mau ketemu sama dia aja, nggak mau ngomong sama dia," ujarnya, suaranya terdengar lelah. Ia hanya ingin melupakan kejadian tersebut dan tidak ingin berhubungan lagi dengan Zian.

Andra menghela napas panjang, memahami keinginan Dara. Ia tidak akan memaksa Dara untuk melakukan sesuatu yang tidak diinginkannya. Ia akan selalu mendukung dan melindungi Dara.

Ia kembali mengusap kepala Dara dengan lembut, mencoba untuk memberikan ketenangan dan rasa aman kepada Dara. "Baiklah, tapi kalau kamu butuh bantuan, kapan pun aku selalu ada buat kamu," ujarnya, suaranya terdengar tulus dan penuh perhatian. Ia ingin memberikan jaminan kepada Dara bahwa ia selalu ada untuknya.

Dara mengangguk, menatap Andra dengan tatapan yang penuh syukur. "Makasih, Dra…" ujarnya, suaranya masih terdengar sedikit terisak. Dara sangat beruntung dikelilingi oleh orang-orang yang selalu mendukung dan ingin melindungi dirinya.

Keheningan menyelimuti mereka sejenak, hanya diiringi oleh suara ombak yang menghantam pantai. Dara masih terisak sesekali, mencoba untuk menenangkan dirinya. Andra tetap berada di samping Dara, memberikan dukungan dan ketenangan.

Setelah beberapa saat, Dara mulai tenang. Ia mengusap sisa air matanya, lalu tersenyum kecil pada Andra. "Dra, gue haus." ujarnya, suaranya terdengar lebih ceria. Ia merasa lebih baik setelah bercerita dan berkeluh kesah kepada Andra.

Andra tersenyum, lalu berdiri. "Kamu tunggu di sini dulu, biar aku yang beli minum," ucap Andra.

Dara mengangguk mengerti. Ia menunggu Andra sambil menatap ke arah laut yang terlihat sangat cantik. Dara memang sangat menyukai pantai, suasana yang tenang dan sejuk membuat hatinya merasa damai. Pemandangan laut yang luas dan langit biru serta pasir putih, selalu membuatnya merasa nyaman dan tidak pernah bosan.

Saat sedang menikmati keindahan pantai, tiba-tiba sebuah kelapa hijau utuh muncul di depannya. Andra datang membawa kelapa tersebut. "Ini minum dulu, segar," ujarnya, menawarkan kelapa tersebut kepada Dara. Ia telah membelikan kelapa muda untuk Dara, bukan hanya minuman kemasan biasa. Ia ingin Dara merasa lebih nyaman ketika berada di dekatnya.

Ahh, rasanya akan sangat segar sekali. Minum air kelapa muda sambil menikmati keindahan pantai yang mempesona. Dara tersenyum senang menerima kebaikan Andra. "Makasih Dra," ujarnya, menerima kelapa hijau dari Andra Dan meminumnya dengan nikmat. Ia merasa sangat berterima kasih kepada Andra.

"Lagi-lagi lo yang udah nolong gue Dra, gue nggak tahu harus balas perbaikan lo kaya apa," Dara berkata, merasa sedikit berhutang budi kepada Andra. Ia merasa sangat berterima kasih kepada Andra.

Andra menatap lekat wajah Dara, wajah yang saat ini sangat ia kagumi. "Cukup balas kebaikan aku dengan kamu yang selalau ada di samping aku, jangan pernah cuek sama aku, jangan pernah marah-marah lagi sama aku, jangan pernah judes sama aku lagi," ujarnya, tersenyum manis. Andra ingin sekali jika Dara selalu ada di sisinya.

Dara ingat, waktu pertama kali ia bertemu Andra memang terkesan sangat jutek dan judes. Ia jadi merasa malu mengingat sikapnya yang dulu.

Dara tertawa singkat, menatap Andra. "Ya maap, kan waktu itu kita baru kenal lagian gue nggak pernah terlalu akrab sama orang yang baru kenal," ujarnya, menjelaskan alasannya.

"Maaf ya," Dara menambahkan, menunjukkan rasa penyesalannya.

Andra tersenyum dengan manis menatap Dara, "Iya nggak papa, sikap kamu juga bagus. Tapi kali ini kamu jangan jutek sama aku atau marah-marah lagi," ujarnya, menunjukkan harapannya agar Dara bisa lebih terbuka dan ramah kepadanya.

"Tergantung Andra, kalau lo baik sama gue, gue nggak akan pernah marah-marah lagi deh," Dara menjawab, dengan sedikit bercanda. Ia merasa lebih nyaman dan terbuka kepada Andra.

"Iya aku akan terus baik sama kamu, melebihi kedua teman kamu itu," mengusak rambut Dara Dara gemas.

Dara menatap Andra dengan kesal. Rambutnya yang semula rapi kini terlihat berantakan karena ulah Andra. "Andra, jangan diberantakin rambut gue," ucapnya sedikit marah, serta memanyungkan bibirnya ke depan.

Andra semakin gemas melihat ekspresi kesal Dara yang terlihat sangat menggemaskan. Ia ingin sekali mencubit pipi Dara, namun ia takut Dara akan marah besar. "Iya maaf, sini aku rapihkan," Andra merapihkan rambut Dara dengan lembut yang berantakan karena ulahnya.

Ia merapikan rambut Dara dengan sangat hati-hati, mencoba untuk memperbaiki setiap helainya. Sentuhan tangan Andra terasa begitu lembut dan menenangkan. Dara pun merasa sedikit tenang dan nyaman.

Setelah rambut Dara rapi kembali, Andra tersenyum. "Gimana? Udah rapi, kan?" tanyanya, menunjukkan rasa puas dan sedikit gugup. Ia merasa sedikit canggung setelah melakukan kontak fisik yang dekat dengan Dara.

Dara mengangguk menahan rasa malu yang membuat pipinya terasa panas. "Muka kamu merah Ra, kepanasan ya? Apa kita pulang aja?"

"Iya Dra panas banget," ucapnya sedikit berbohong menyembunyikan rasa malu yang menjalar di wajahnya akibat perlakuan Andra yang lembut itu.

"Nggak, ini nggak bener, emang jantung gue aja yang salah," Dara bergumam dalam hati, mencoba untuk menepis perasaan aneh yang tiba-tiba muncul. Ia merasa bingung dan sedikit takut dengan perasaannya sendiri. Ia merasa ada sesuatu yang berbeda saat bersama Andra.

Entah kenapa, semakin dekat dengan Andra, Dara merasakan sesuatu yang aneh dan tidak bisa dijelaskan. Perasaannya campur aduk, ada rasa senang, gugup, dan sedikit takut.

Dara berjalan lebih dulu, meninggalkan Andra di belakangnya. Andra memperhatikan Dara dari belakang, memandangi Tubuh mungil Dara yang berjalan di depannya.

Andra sangat berharap bahwa Dara akan selalu baik-baik saja. Dia juga sangat ingin menjaga Dara dan melindungi Dara dari orang seperti Zian. Ia pastikan kalau Zian sampai menyakiti Dara kembali, Ia akan membalas perlakuan Zian lebih dari apa yang Zian lakukan pada Dara.

Senyum Dara yang begitu manis, ia pastikan tidak akan pernah menghilangkan senyum itu. Senyum yang bisa membuat dirinya menjadi sangat bahagia.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!