menceritakan tentang seorang gadis mantan penari ballet yang mencari tahu penyebab kematian sang sahabat soo young artis papan atas korea selatan. Hingga suatu ketika ia malah terjebak rumor kencan dengan idol ternama. bagaimana kisah mereka, yukkk langsung baca saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon venn075, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
[Breaking News - Asia Today]
Setelah beberapa pekan penuh spekulasi dan rumor panas mengenai hubungan antara idol ternama Jihoon dan pewaris Seaggel Group, Cassi Seaggel, kini perhatian publik perlahan beralih. Isu besar di Asia Timur terkait skandal politik dan korporasi mendominasi headline, mendorong kabar keduanya mereda dari sorotan utama.
Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari kedua belah pihak. Namun, aktivitas Cassi Seaggel mulai terpantau kembali normal. Dikenal sebagai sosok profesional muda yang disegani, Cassi terlihat sibuk menghadiri sejumlah pertemuan bisnis penting, didampingi oleh Alexa—asisten pribadinya yang setia.
---
Cassi melangkah mantap di antara gedung-gedung pencakar langit Seoul. Balutan setelan kerja berwarna nude dan abu-abu muda semakin menonjolkan pesonanya — rambut cokelat panjang tergerai rapi, mata hijau tajam menatap lurus ke depan.
Di sisi lain, Alexa sesekali memeriksa jadwal di tabletnya, memastikan setiap pertemuan berjalan sesuai rencana.
"Meeting dengan tim legal selesai. Setelah ini ada pertemuan dengan investor dari Jepang," ucap Alexa cepat.
Cassi hanya mengangguk singkat, senyum tipis menghiasi wajahnya yang tegas namun menawan. Ia kembali pada peran utamanya — pewaris Seaggel Group yang tangguh, jauh dari bayang-bayang rumor cinta yang sempat mengusik hidupnya.
Namun di balik ketenangan dan kesibukan itu, Cassi tahu… belum tentu semua telah benar-benar berakhir.
Cassi Seaggel—nama yang perlahan kembali memenuhi halaman-halaman bisnis setelah sempat tenggelam dalam hiruk pikuk dunia hiburan akibat rumor hubungannya dengan Jihoon. Kini, gadis berdarah campuran Korea-Inggris itu kembali menempati posisinya sebagai pewaris sah Seaggel Group, sebuah konglomerasi bisnis raksasa yang berpengaruh di Eropa dan Asia.
Sejak memutuskan vakum dari dunia balet, Cassi sepenuhnya menanamkan dirinya di dunia korporasi—dunia yang sebenarnya jauh dari gemerlap lampu sorot dan panggung yang dulu pernah ia cintai. Namun, balet meninggalkan jejak dalam dirinya—keanggunan, disiplin, dan keteguhan yang tercermin dalam setiap langkahnya kini sebagai seorang pebisnis muda.
Rambut cokelat keemasan yang tergerai lembut dan mata hijaunya yang tajam menjadi ciri khas yang tak mudah diabaikan oleh siapa pun yang melihatnya. Tubuh semampai Cassi, dibalut jas kerja elegan dengan potongan tegas, menghadirkan kesan kuat namun tetap menawan. Setiap tatapan, setiap gerak-geriknya, mencerminkan bahwa ia adalah sosok yang dibentuk oleh dunia yang keras—seorang wanita muda yang mengerti apa artinya menjadi pewaris sekaligus pemimpin.
Hari-hari Cassi kini dipenuhi dengan rapat-rapat penting, negosiasi bisnis, dan kunjungan ke berbagai cabang perusahaan. Alexa, asisten pribadinya, selalu setia berada di sisinya—mengatur jadwal, menyiapkan dokumen, dan memastikan Cassi selalu dalam kendali penuh atas setiap pergerakan bisnis Seaggel Group.
Meski wajahnya tampak tenang dan dingin di depan publik, hanya sedikit yang tahu betapa berat beban yang Cassi pikul—beban nama besar keluarganya, tuntutan bisnis global, dan masa lalu yang perlahan menyeretnya kembali ke dalam bayang-bayang tragedi sahabatnya, Soo Young.
Cassi selalu tahu hidupnya bukan miliknya seutuhnya. Setiap pilihan yang ia ambil, setiap langkah yang ia buat, tak lepas dari pengawasan keluarga, media, dan dunia bisnis yang kejam. Namun, satu hal yang tak pernah berubah—sosok Cassi tetap berdiri tegak, membawa nama Seaggel dengan kepala terangkat tinggi.
Kini, seiring meredanya rumor bersama Jihoon, Cassi mulai membangun dinding yang lebih tinggi di sekelilingnya. Dunia luar boleh berpikir apa saja, tapi Cassi belajar… bahwa hanya dirinya sendiri yang bisa menentukan ke mana langkah berikutnya akan menuju. Entah menuju jawaban atas kematian Soo Young, atau ke arah yang lebih dalam—menuju takdir yang perlahan menuntunnya kembali pada Jihoon.
Namun sampai hari itu tiba, Cassi memilih untuk tetap berjalan… anggun, dingin, dan tak tersentuh.
----
Publik hanya mengenal Jihoon sebagai sosok bintang — idol papan atas yang bersinar di panggung, menghipnotis jutaan penggemar dengan suara dan ketampanannya. Namun, jauh di balik gemerlap dunia hiburan itu, Jihoon memiliki sisi lain yang tak pernah diketahui siapa pun, bahkan sebagian besar orang di sekitarnya.
Di dunia bisnis, ia bukan Jihoon. Ia adalah Edgar Declan — nama yang diwariskan dari garis darah Amerika dari sang ibu, sebuah nama yang hanya dikenal dalam lingkaran terbatas para pewaris dan penguasa bisnis lintas benua. Namun berbeda dari mereka yang kerap menampakkan diri di balik nama besar keluarga, Edgar Declan justru bagai bayangan — hadir namun tak pernah benar-benar terlihat.
Dalam setiap pertemuan penting, gala eksklusif, hingga rapat rahasia para pebisnis besar, namanya disebut dengan kehati-hatian. Ia tak pernah duduk di barisan terdepan, tak pernah mengizinkan media mengabadikan kehadirannya. Jihoon—atau Edgar—selalu memilih diam di sudut ruangan, mengamati dalam gelap, mendengar lebih banyak daripada bicara, dan menyusun langkahnya tanpa suara.
Tak ada yang benar-benar mengenal wajah Edgar Declan selain segelintir orang penting yang memahami siapa dia dan apa perannya dalam peta kekuasaan bisnis. Pria itu adalah bayangan ayahnya, pewaris sah yang disiapkan bukan untuk disorot, tapi untuk mengatur di balik layar.
Darah campuran Korea dan Amerika yang mengalir dalam dirinya memberinya dua kekuatan — pesona yang memikat dunia hiburan, dan ketajaman insting yang diwarisi dari keluarga ibunya di dunia bisnis. Jihoon sadar, dunia hanya boleh mengenal satu wajahnya. Sedangkan Edgar Declan — akan tetap menjadi rahasia terbesar miliknya.
Karena dalam dunia bisnis, kekuatan terkuat adalah yang tak terlihat. Dan Jihoon memilih menjadi bayangan itu — mengawasi, mengendalikan, dan menunggu saat yang tepat untuk bergerak.
----
Kedatangan Cassi Seaggel malam itu bagaikan angin segar yang menyapu ruangan penuh para pebisnis mapan dan pewaris senior. Semua mata seolah terpaksa beralih saat sosoknya melangkah anggun memasuki aula utama — balutan gaun hitam panjang dengan potongan sederhana namun elegan membingkai tubuh semampainya dengan sempurna. Rambut cokelat keemasan yang terurai lembut di bahunya seolah menangkap setiap cahaya, sementara sepasang mata hijau tajam miliknya mengamati sekitar dengan tenang namun waspada.
Cassi bukan sekadar cantik, tapi memancarkan wibawa yang tak biasa untuk seorang wanita muda sepertinya. Ada ketenangan dan keanggunan dalam setiap langkahnya, seolah dunia ini tak pernah mampu mengusiknya. Senyap sejenak tercipta di antara percakapan para pewaris dan penguasa bisnis malam itu. Bisikan pelan mulai terdengar, menyebut namanya dengan nada penuh rasa ingin tahu.
Seaggel Group akhirnya menunjukkan pewarisnya secara resmi. Dan yang berdiri di hadapan mereka malam itu jauh melampaui ekspektasi. Cassi tampak seperti mahkota yang selama ini disembunyikan rapat-rapat. Memukau… dan berbahaya dalam ketenangannya. Dan sejak malam itu, semua orang tahu — permainan besar akan segera dimulai.
Di sudut ruangan seorang pria tampak mengamati cassi yang pertama kali datang ke acara acara seperti ini, terlihat jelas keanggunan nya dari jauh dan membuat siapa saja ingin terus menatap diri nya termasuk pria itu.
Edgar Declan atau yang kita kenal dengan nama ji hoon